Urban Farming di Lahan Tidur, Stabilisasi Ekonomi dan Sosial
loading...
A
A
A
Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono saat menghadiri peluncuran Food Estate Mini seluas 10 hektare di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Deliserdang, Sumatra Utara, Minggu (11/8/2024), menegaskan, konsep ini dapat diduplikasi di daerah-daerah lainnya, dalam rangka penambahan areal tanam pertanian. Khususnya untuk komoditi beras, jagung, cabai dan bawang merah.
Lebih lanjut, Sudaryono juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan secara maksimal lahan-lahan menganggur di sekitar mereka untuk lahan pertanian. Khususnya untuk mengejar produksi pangan hingga akhir tahun ini.
"Kita harus kecewa kalau ada lahan yang menganggur. Maka daripada kecewa, lahan nganggurnya harus diuubah menjadi lahan produktif. Kita nanti bisa melakukan treatmen-treatmen untuk lahan menganggur itu. Misalnya melakukan pipanisasi jika di lahan itu kurang air. Jadi lahannya basah dan bisa ditanami," katanya.
Menurut Sudaryono, saat ini Indonesia tengah dihadapkan pada kemarau panjang yang dikhawatirkan akan mengganggu produksi pangan nasional. Sehingga proses penanaman tanaman pangan harus tetap dilaksanakan saat kemarau seperti saat ini.
"Kita harus tetap menanam di kemarau ini, karena kalau tidak produksi kita tidak maksimal dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kalau nanti kurang dan kita mau impor, belum tentu ada juga barangnya," kata Sudaryono.
Lebih lanjut, Sudaryono juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan secara maksimal lahan-lahan menganggur di sekitar mereka untuk lahan pertanian. Khususnya untuk mengejar produksi pangan hingga akhir tahun ini.
"Kita harus kecewa kalau ada lahan yang menganggur. Maka daripada kecewa, lahan nganggurnya harus diuubah menjadi lahan produktif. Kita nanti bisa melakukan treatmen-treatmen untuk lahan menganggur itu. Misalnya melakukan pipanisasi jika di lahan itu kurang air. Jadi lahannya basah dan bisa ditanami," katanya.
Menurut Sudaryono, saat ini Indonesia tengah dihadapkan pada kemarau panjang yang dikhawatirkan akan mengganggu produksi pangan nasional. Sehingga proses penanaman tanaman pangan harus tetap dilaksanakan saat kemarau seperti saat ini.
"Kita harus tetap menanam di kemarau ini, karena kalau tidak produksi kita tidak maksimal dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kalau nanti kurang dan kita mau impor, belum tentu ada juga barangnya," kata Sudaryono.
(msf)