Ditipu WO, Begini Nasib Pesta Pernikahan di Lubang Buaya dan Cipinang

Selasa, 03 September 2019 - 11:13 WIB
Ditipu WO, Begini Nasib Pesta Pernikahan di Lubang Buaya dan Cipinang
Ditipu WO, Begini Nasib Pesta Pernikahan di Lubang Buaya dan Cipinang
A A A
JAKARTA - Beberapa hari lalu viral di media sosial tentang cerita pasangan pengantin baru ditipu oleh wedding organizer (WO) saat hari pernikahan. Kejadian itu diunggah ke media sosial Instagram oleh akun @_raras.

Dalam postingan yang dibagikannnya itu, nampak mencerminkan tidak adanya resepsi pernikahan. Kondisi ruangan terlihat polos, tidak ada balutan dekorasi yang biasa dijumpai kala seseorang melakukan resepsi pernikahan. Parahnya, tidak tersedia makanan sebagai jamuan untuk para tamu undangan yang hadir dalam resepsi pernihan tersebut.

Raras T Pramudya, pemilik akun @_raras sekaligus pemilik salah satu usaha katering mengaku menyaksikan langsung kejadian itu pada 25 Agustus 2019 lalu, di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Raras menceritakan, kejadian itu berawal saat dirinya menerima pesanan katering dari WO bernama AmorWeddingOrganizer. WO itu memesan makanan untuk pernikahan pada hari Minggu.

"Kita emang sebelumnya sudah beberapa kali dipesan sama dia, tapi banyak lah kondisi dan gelagatnya sudah tidak benar. Akhirnya saya tolak karena dia pesan H-1," ujar Raras kepada wartawan, Selasa (3/9/2019).

Keesokan harinya, tepatnya hari Minggu atau hari H, Raras menerima telepon dari salah satu rekannya yang juga berprofesi sebagai penyedia jasa pernihakan, yakni vendor rias pernikahan. Kebetulan rekan Raras ini sedang merias pengantin di salah satu gedung yang berada di Cipinang, Jakarta Timur.

Kepada Raras, rekannya itu lalu bercerita bahwa WO yang mengurus pernikahan pengantin yang diriasnya itu tidak ada alias pasangan pengantin itu dibohongi oleh WO tersebut.

"Mereka (rekan Raras) datang mau merias, sampai sana kondisi sanggarnya juga belum dibayar sama dia (WO). Dia datang dan sudah janjian di sana tapi kok orangnya enggak ada, dan sudah ada perias untuk pengantin yang lain. Jadi dekorasi sudah ada, katering sudah ada, tapi untuk pengantin yang lain. Jadi pengantin yang harusnya hari itu, dibohongin. Bilangnya gedung sudah disewa, enggak tahunya itu sudah disewa duluan sama pengantin lain," beber Raras.

Informasi dari rekannya itu, ternyata WO yang menangani pernikahan di Cipinang itu sama dengan WO yang memesan katering kepada Raras di hari sebelumnya untuk pernikahan di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Raras pun mengecek datang ke lokasi pernikahan itu dan didapatinya kondisi gedung pernikahan kosong dan sepi. Hanya terdapat satu pelaminan dan tak ada makanan.

"Biasanya kan kalau mau resepsi di bagian samping gedung itu kan sudah ada bunga-bunga, ini enggak ada hiasan gitu. Saya masuk gedung, itu bunga juga enggak ada, hanya ada pelaminan, catering enggak ada. Itu posisi sudah jam setengah 7 dan acara mulai jam 7," ujar Raras.

Raras pun mencoba mencari pihak WO di sekitaran gedung namun tidak ada. Dia juga berbincang dengan vendor lainnya, seperti dekorasi, fotografi, dan lainnya di gedung itu dan para vendor tersebut mengaku ada yang belum dibayar lunas, ada yang baru dibayar uang muka.

Karena tamu undangan sudah berdatangan, pasangan pengantin yang ada di lokasi pun memesan 300 paket nasi padang untuk para tamunya dan acara resepsi tetap berlangsung hingga selesai. "Kalau yang di Cipinang itu batal acaranya, karena dia lebih parah enggak ada gedungnya, kateringnya, foto, sanggar rias, kosong semua makannya batal. Kalau yang di Lubang buaya biar pun kosong masih ada gedungnya, walaupun belum dibayar lunas sama WO-nya," jelasnya.

Raras mengatakan, WO tersebut sebetulnya bukan WO baru dan sudah pernah menangani sejumlah acara resepsi pernikahan dan hal itu berlangsung normal. "Awalnya normal saja, tapi mulai ke sini mulai pembayaran ke vendor susah, sudah mulai telat, dan gelagatnya enggak benar gitu," kata Raras.

Para korban pun disebut Raras belum ada yang melapor polisi karena ada itikad baik untuk mengganti uang yang sudah dibayarkan ke WO tersebut dengan perjanjian tertulis. "Kalau dia keluar dari perjanjian itu dia (korban) akan lapor polisi dalam waktu dekat," ungkap Raras.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3436 seconds (0.1#10.140)