Pemindahan Pencari Suaka dari Pengungsian di Kalideres Alot

Minggu, 01 September 2019 - 19:01 WIB
Pemindahan Pencari Suaka dari Pengungsian di Kalideres Alot
Pemindahan Pencari Suaka dari Pengungsian di Kalideres Alot
A A A
JAKARTA - Penghentian bantuan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta membuat ribuan pencari suaka terpaksa angkat kaki dari lokasi pengungsian di gedung eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat. Merekapun berbondong bondong mulai meninggalkan kawasan itu sejak Kamis (29/8/2019) lalu.

Hingga Minggu (1/9/2019) ini, proses perpindahan para pengungsi masih dilakukan. Beberapa orang mulai dipindahkan ke Gedung Learning Jalan Asem Baris, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan; dan Cisarua, Puncak, Bogor.

Tenggat waktu yang hanya 12 jam membuat sejumlah petugas harus bergerak cepat. Satu per satu pengungsi diangkut menggunakan elf dan kendaraan lainnya ke dua lokasi baru itu. "Masih ada 12 jam ke depan. Kita koordinasi untuk segera mengosongkan eks Kodim ini dengan UNHCR," ujar Kepala Kesbangpol DKI Jakarta, Tufan Bakri, Minggu (1/9/2019).

Tufan mengungkapkan, pihak UNHCR nantinya akan memberikan pengarahan kepada para pencari suaka mengenai tempat tinggal yang dapat mereka tempati di sekitar wilayah Jakarta.

Sedangkan keberadaan para pencari suaka yang dibawa ke Gedung Learning Jalan Asem Baris, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, tidak sebagai tempat penampungan. Di sana para pencari suaka akan diberikan uang sebesar Rp1 juta untuk mencari tempat tinggal, seperti mengontrak rumah maupun tinggal di indekos.

Menurut Tufan, kebijakan itu dilakukan setelah pihaknya menjalani kesepakatan antara Pemprov DKI, UNHCR, dan Kemenkopolhukam. "Memang kemampuang UNHCR itu hanya Rp1 juta untuk mereka bisa bertahan dalam konseling nanti. Tapi jika UNHCR mendapatkan bantuan dana kembali, mereka pun akan diberikan bantuan lagi," katanya.

Meski demikian, Tufan mengakui perpindahan tak berjalan mulus. Ketegangan kerap kali terjadi antara petugas dan pencari suaka. Para pencari suaka memilih bertahan dan enggan pindah dari eks Kodim Kalideres. Pihaknya memberikan waktu selama 12 jam ke depan kepada UNHCR untuk segera menuntaskan permasalahan tersebut.

Jika UNHCR tidak dapat menuntaskan masalah ini, pihaknya pun tak segan akan mengirim surat kepada Kemenkopohukam. Sebab, sejak 22 Agustus 2019 lalu, UNHCR diminta segera mengatasi masalah pencari suaka ini.

"Pemprov DKI akan bersurat kepada Kemenkopulhukam Satuan Tugas Deputi Lima. Kalau kita yang aktif itu akan menyalahi prosedur. Jadi kami akan kirim surat ke sana," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan UNHCR Indonesia Thomas Vargas memastikan hingga kini pihaknya masih mengupayakan pengungsi pencari suaka meninggalkan tempat penampungan sementara. Karena itu, kebutuhan darurat para pencari suaka sedang diupayakan terpenuhi.

"Pertama izinkan saya mengatakan, kami sangat prihatin dengan situasi yang dialami pengungsi, karena mereka sudah melalui perjalanan yang sangat panjang dan sulit, sebelum mereka bisa berhasil sampai ke Indonesia. Dan, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah karena sudah memberikan dukungan terbaik kepada pengungsi selama ini. Kita berkoordinasi dan berkolaborasi dengan baik dengan pemerintah, untuk memastikan bahwa kebutuhan mereka yang paling darurat bisa dipenuhi," papar Thomas.

Thomas mengatakan, situasi yang sangat sulit saat ini membuat pihaknya berusaha memberikan bantuan sebisanya hingga periode menengah dan lebih panjang, sambil mencari solusi yang lebih baik. Karena itu, pihaknya meminta para pengungsi memilih tempatnya masing masing.

"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada pengungsi untuk memilih tempat tujuan mereka selanjutnya, dan kita memberikan perlengkapan dan perlatan yang mungki dibutuhkan mereka," ungkap Thomas.

Thomas sendiri enggan merinci pemberian bantuan yang diberikan. Meski demikian, ia menegaskan bantuan kecil yang diberikan demi menguji kebutuhan mereka yang mendesak. "Jumlah yang kami berikan sangat terbatas. Dan setiap orang memiliki situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Tapi yang perlu kita ingat, kita merencananakan memberikan proyek-proyek yang membuat mereka bisa mengambil langkah-langkah untuk menghidupi mereka ke depannya," tandasnya.

Thomas menganalisis, sebenarnya pengungsi memilik bakat dan kelebihan yang bisa mereka kontribusikan bagi komunitas dan masyarakat. Karena itu, UNHCR akan mengupayakan agar ke depannya mereka bisa memberikan kontribusi kepada komunitas.

"Tapi yang perlu diingat, bahwa yang kami siapkan untuk pengunsi adalah kesempatan agar mereka bisa berkontribusi kepada komunitas dan mendapatkan kesempatan untuk merawat dirinya sendiri dengan lebih baik," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0464 seconds (0.1#10.140)