Klaster Rumah Tangga Mengkhawatirkan, Bima: Tertular dari Orang yang Produktif di Luar
loading...
A
A
A
BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan kasus positif di klaster rumah tangga kondisinya semakin mengkhawatirkan. Saat ini pasien positif Covid-19 di Kota Bogor berasal dari 43 klaster keluarga.
"Sebagian besar pasien positif itu terpapar dari pasien tanpa gejala (OTG) yang menjadi corona carrier," ungkapnya disela-sela kunjungan ke SDN Genteng, Bogor Selatan, Senin (24/8/2020).
(Baca juga: Covid-19 Terus Mengganas di Bogor, Sehari 13 Kasus Positif dan 1 Meninggal)
Dari 43 kasus klaster keluarga atau rumah tangga itu, sebagian besar terpapar dari OTG yang beraktivitas di luar rumah dan menjadi corona carrier atau penyebar virus di dalam keluarga.
"Hampir 90 persen penularan dari OTG. Kalau kita pelajari polanya, lansia dan anak-anak di dalam rumah tidak kemana-mana. Penularan itu tertular dari orang yang produktif di luar lalu dibawa ke dalam rumah. Jadi menulari orang yang di dalamnya," papar Bima.
Bima menyadari informasi terkait bagaimana sosialisasi protokol kesehatan bagi orang yang mobilitasnya tinggi di luar rumah belum sepenuhnya sampai langsung kepada keluarga.
"Sehingga, ketika orang sudah merasa seolah normal, padahal orang itu sudah menularkan kepada beberapa orang," jelasnya. . (Baca juga: Belajar Daring di Bogor Banyak Masalah, Wali Kota Bima Arya: Ini Darurat)
Dalam waktu dekat, Pemkot Bogor akan terus melakukan sosialisasi mulai dari tingkat RT. Setiap lurah hingga camat diminta harus mengetahui aktivitas setiap warga, khususnya yang mobilitasnya tinggi.
Pemkot Bogor juga akan mengkombinasikan PSBB dengan sistem zonasi parsial. "Tidak hanya petugas, kita libatkan juga warga melalui komunitas-komunitas mulai dari karang taruna, PKK, anak muda, semua berperan serta kampanye ke situ," pungkasnya.
"Sebagian besar pasien positif itu terpapar dari pasien tanpa gejala (OTG) yang menjadi corona carrier," ungkapnya disela-sela kunjungan ke SDN Genteng, Bogor Selatan, Senin (24/8/2020).
(Baca juga: Covid-19 Terus Mengganas di Bogor, Sehari 13 Kasus Positif dan 1 Meninggal)
Dari 43 kasus klaster keluarga atau rumah tangga itu, sebagian besar terpapar dari OTG yang beraktivitas di luar rumah dan menjadi corona carrier atau penyebar virus di dalam keluarga.
"Hampir 90 persen penularan dari OTG. Kalau kita pelajari polanya, lansia dan anak-anak di dalam rumah tidak kemana-mana. Penularan itu tertular dari orang yang produktif di luar lalu dibawa ke dalam rumah. Jadi menulari orang yang di dalamnya," papar Bima.
Bima menyadari informasi terkait bagaimana sosialisasi protokol kesehatan bagi orang yang mobilitasnya tinggi di luar rumah belum sepenuhnya sampai langsung kepada keluarga.
"Sehingga, ketika orang sudah merasa seolah normal, padahal orang itu sudah menularkan kepada beberapa orang," jelasnya. . (Baca juga: Belajar Daring di Bogor Banyak Masalah, Wali Kota Bima Arya: Ini Darurat)
Dalam waktu dekat, Pemkot Bogor akan terus melakukan sosialisasi mulai dari tingkat RT. Setiap lurah hingga camat diminta harus mengetahui aktivitas setiap warga, khususnya yang mobilitasnya tinggi.
Pemkot Bogor juga akan mengkombinasikan PSBB dengan sistem zonasi parsial. "Tidak hanya petugas, kita libatkan juga warga melalui komunitas-komunitas mulai dari karang taruna, PKK, anak muda, semua berperan serta kampanye ke situ," pungkasnya.
(thm)