Cinta Nanda dan ASI untuk Aisyah Korban Kecelakaan Truk

Jum'at, 02 Agustus 2019 - 22:26 WIB
Cinta Nanda dan ASI untuk Aisyah Korban Kecelakaan Truk
Cinta Nanda dan ASI untuk Aisyah Korban Kecelakaan Truk
A A A
TANGERANG - Kematian datang tidak kenal waktu. Malam habis berjumpa, besoknya sudah tiada. Mimpi hidup bersama pun kini tinggal kenangan, meski tidak tergantikan.

Tinggal Irma Sanita (21), tunangan Nanda Saputra (24), berpeluh di papan nama kekasihnya yang baru dikuburkan setelah menjadi korban kecelakaan mobil Sigra tertimpa truk tanah di Jalan Imam Bonjol, depan Hotel Olive, Karawaci, Kota Tangerang, kemarin. Tanah kering dan kapur itu, masih basah oleh air kembang, dengan bunga segar di atasnya.

Anggota keluarga, tetangga dan warga yang hadir saat prosesi pemakaman pun terharu melihat pasangan muda yang berencana menikah itu, akhirnya dipisahkan oleh maut.

Nanda Saputra merupakan salah seorang penumpang taksi online yang tewas dalam kecelakaan truk tanah bersama adiknya Wandi (22), dan kakaknya Fatmawati (27), di Jalan Imam Bonjol, Karawaci, Kamis 1 Agustus 2019 pagi.

Ketiga bersaudara ini lalu dimakamkan di TPU Selapajang Jaya, Kota Tangerang. Liang lahat mereka dibuat berjejer, dengan Nanda, berada tepat di tengah-tengahnya.
Cinta Nanda dan ASI untuk Aisyah Korban Kecelakaan Truk
Suasana pemakaman berlangsung haru dan diiringi isak tangis, serta anggota keluarga yang berjatuhan pingsan. Aisyah (1), putri Fatmawati yang menjadi satu-satunya korban selamat pun melihat pemakaman.

Kuasa Tuhan memang di luar nalar. Aisyah yang duduk di kursi belakang sopir di pangkuan ibunya malah tidak terluka sedikit pun. Senyumannya masih mengembang.

Di tengah suasana itu, Irma tampak disela pengunjung memakai kerudung hitam. Dia dipeluk oleh keluarga Nanda. Air matanya terus berjatuhan. Wajah putihnya terlihat sangat pucat, melihat kekasihnya dikubur.

"Mereka memang mau menikah. Rencana tahun depan. Kasihan, dipisahkan oleh maut," kata Yeni, salah seorang keluarga di TPU Selapajang Jaya, Jumat (2/8/2019).

Nanda tinggal bersama kakaknya di Jalan Karet IV, Perum, Kota Tangerang. Bersama dengan adiknya Wandi, almarhum menumpang tinggal dan berdagang. Saat kecelakaan terjadi, mereka ingin belanja ke Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Taksi online dipesan dari Perum, dengan tujuan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka memang biasa pergi bersama untuk belanja keperluan perdagangan, di pasar.

"Rabu malam sebelum kejadian saya habis bertemu. Biasa, kami ngobrol. Tiba-tiba mendapat kabar Nanda menjadi korban kecelakaan truk tanah. Sangat kaget sekali," kata Irma dengan wajah tampak sedih.

Sebelum jenazah dikafani, Irma pun melihat wajah Nanda. Itulah wajah kekasihnya. Pria humoris, dan baik hati ini pergi untuk selamanya menghadap Sang Pencipta.

"Rencananya, tanggal 25 Agustus ini kami akan tunangan dan Lebaran tahun depan, kami akan segera melangsungkan pernikahan. Kedua orangtua kami juga sudah sama-sama setuju," sambung Irma.

Sejoli ini memang dikenal kompak. Mereka tidak hanya akan bertunangan. Tetapi membangun bisnis bersama dengan jualan di Pasar Kebon Besar, Tangerang. Setiap hari, selalu bertamu dan berbagi cerita.

Saat di Padang dulu, mereka sudah saling mengenal. Namun, tidak pacaran. Baru setelah sama-sama di Tangerang, dan aktif berdagang, benih cinta keduanya timbul.

Nanda, si pria humoris dan pekerja keras itu pun kerap menggoda. Dewi Fortuna pun akhirnya luluh. Melepaskan panah cintanya ke hati Irma. Selama beberapa tahun belakangan, mereka pun akhirnya pacaran.

"Saat bertemu malam itu, almarhum tidak menunjukkan sikap janggal. Memang saat itu, hari sangat terik, dan dia mengeluh capek dan pegal. Biasa," tambah Irma lagi.

Hingga akhirnya, kabar duka pun datang. Seperti disambar petir disiang bolong, Irma kaget bukan kepalang dan langsung bergegas ke rumah duka. Ternyata, di sana sudah ramai berkumpul anggota keluarga. (Baca Juga: Kronologis Penyelamatan Aisyah dari Pelukan Terakhir Ibunya
Sementara itu, Kaila (5), anak pertama dari Fatmawati terus menangis. Dia tidak pernah bosan-bosannya menggugat, kenapa ibundanya dikafani dan dikuburkan hari itu.
Cinta Nanda dan ASI untuk Aisyah Korban Kecelakaan Truk
"Kak Irma juga ditingalin Om Nandang. Nabi Muhammad juga yatim piatu. Nabi kita. Ayah-ibunya juga meningal. Kaka juga. Makanya, kita doain ke Allah. Nanti juga, kita akan berkumpul lagi," sambung Riko.

Mendengar keterangan ayahnya itu, Kaila pun terdiam sejenak. Lalu, kembali menangis lagi. Sementara adiknya Aisyah, berada di belakang dalam gendongan.

Meski terlihat sangat diam, dan masih bisa tersenyum, Aisyah tampak lebih manja. Asupan ASI pun langsung berhenti sepeninggal kematian ibunya. Riko pun siap merawat dua putrinya itu tanpa sang istri.

"Kalau siang mungkin tidak terlalu khawatir. Karena orang dagang semua. Anaknya pun mau dipegang siapa saja. Tidak merepotkan. Tetapi kalau malam ini, yang buat kita bingung," jelas Yeni lagi.
Cinta Nanda dan ASI untuk Aisyah Korban Kecelakaan Truk
Aisyah masih sangat membutuhkan ASI. Saat malam, bocah mungil itupun kerap tidur dalam pelukan ibunya. Kini dan untuk selamanya kehangatan itu tidak ada lagi.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0152 seconds (0.1#10.140)