Polisi Gencar Gerebek Sarang Narkoba di Jakarta, Anggota DPR Beri Saran Ini

Kamis, 18 Juli 2024 - 23:42 WIB
loading...
Polisi Gencar Gerebek...
Polres Metro Jakarta Utara melakukan penggerebekan Kampung Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (13/7/2024). Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Polisi gencar melakukan operasi di sejumlah wilayah yang diduga menjadi tempat peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Langkah Polri melakukan sterilisasi terhadap wilayah yang disinyalir jadi 'kampung narkoba' itu dinilai sudah tepat.

Diketahui, pada Sabtu (13/7/2024), Polres Metro Jakarta Utara mengamankan drone pengintai saat menggerebek Kampung Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Penggerebekan dalam rangka Operasi Nila Jaya itu dilakukan guna menindak peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kampung tersebut.

Beberapa hari kemudian, giliran lapak narkoba di Kampung Boncos , Palmerah, Jakarta Barat, yang digerebek polisi. Dari lokasi tersebut polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya paket sabu hingga senjata tajam (sajam).

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni memberi apresiasi atas operasi masif yang dilakukan Polri. Legislator Dapil DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu tersebut menilai, langkah Polri melakukan sterilisasi terhadap wilayah yang disinyalir jadi 'kampung narkoba' itu sudah tepat.



Sahroni mengatakan, 'kampung narkoba' ini sudah jadi seperti masalah laten di Jakarta. Sebagai warga asli Jakarta, dirinya prihatin sekali. "Isu narkoba di Kampung Bahari itu saja sudah ada sejak tahun 2013, 11 tahun yang lalu, bahkan saya pun belum jadi anggota legislatif kala itu. Dan tiap tahun pasti digerebek polisi, 2022 iya, 2023 iya, tapi besoknya tetep aja beroperasi lagi, kayak nggak takut sama aparat," ujar Sahroni, Kamis (18/7/2024).

Menurut Sahroni, terungkap para bandar dan pengedar narkoba beroperasi pakai cara-cara yang lebih canggih lagi. "Jadi saya kira perlu ketegasan lebih dalam menyelesaikan situasi ini. Jangan terus-terusan dibiarkan, nanti masyarakat semakin khawatir dan jadi berspekulasi," ujarnya.

Sahroni meminta Polda Metro Jaya mengambil langkah tegas sekaligus inklusif terhadap wilayah-wilayah tersebut. Menurutnya, selain melakukan penangkapan, polisi, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan pihak terkait juga wajib membina warga yang berpotensi telah terpapar narkoba.

"Bikin program pemberdayaan agar warganya tidak bergantung hidup pada narkoba lagi. Mau itu UMKM, pelatihan skill, atau apa pun itu. Karena walaupun penangkapan dan pemusnahan barang bukti itu bagus, tetapi tetap tidak akan bisa menyelesaikan masalah jangka panjangnya," katanya.

Yang perlu kita lakukan, kata Sahroni, adalah mencabut akar permasalahannya. "Ubah perilaku masyarakatnya, jauhi mereka dari ketergantungan terhadap narkoba, baik secara fisik maupun ekonomi. Kalau masih ada yang berani terlibat, hukum berat,” katanya.

Menurut Sahroni, masyarakat di wilayah tersebut biasanya bukan hanya ketergantungan dari aspek konsumsi narkoba, tetapi juga perputaran ekonomi dari penjualannya.



"Karena sudah jadi semacam budaya buruk di sana, lingkaran setan. Terbiasa beli makan dari uang hasil narkoba. Itu yang harus kita ubah jika ingin tuntaskan masalah ini," pungkasnya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1108 seconds (0.1#10.140)