Hujan Lebat Masih Turun di Jabodetabek, BMKG Ungkap Pemicunya

Sabtu, 25 Mei 2024 - 21:57 WIB
loading...
Hujan Lebat Masih Turun di Jabodetabek, BMKG Ungkap Pemicunya
Banjir melanda wilayah Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan akibat hujan deras yang mengguyur merata di Jakarta dan sekitarnya, Sabtu (25/5/2024). FOTO/BPBD DKI Jakarta
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadinya hujan dengan intensitas di atas 100 mm di wilayah Jabodetabek pada Jumat (24/5/2024). Hujan dengan intensitas di atas 100 mm terpantau di Kemang, Bogor sebesar 155 mm, Bogor Barat sebesar 146.6 mm, Dramaga sebesar 123.8 mm, Leuwiliang sebesar 118.2 mm, dan Cisarua sebesar 108.0 mm.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menjelaskan, faktor pemicu hujan dengan intensitas tinggi tersebut adalah aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada di kuadran 3 (Samudra Hindia), aktifnya gelombang Rossby Equatorial di sekitar Samudra Hindia Barat Sumatra perairan barat dan pesisir selatan Banten dan Jawa Barat.

"Tidak hanya itu, faktor pemicu lainnya adalah pola pertemuan angin di wilayah Sumatera bagian Selatan hingga Samudera Hindia, suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, labilitas atmosfer yang tinggi serta terpantaunya adveksi dingin dari selatan Jawa sehingga menyebabkan kelembapan yang tinggi cukup bertahan di wilayah Pulau Jawa," kata Guswanto dalam keterangannya, Sabtu (25/5/2024).



Sebelumnya, BMKG telah merilis prakiraan musim kemarau tahun 2024 dan menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode Awal Musim Kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024. Meskipun demikian, Guswanto mengingatkan masyarakat masih perlu waspada akan potensi pertumbuhan awan hujan dan peningkatan curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah di Indonesia.

"Meski dalam beberapa hari ke depan intensitas curah hujan di wilayah Jabodetabek diprediksi mulai berkurang, namun perlu diwaspadai potensi hujan yang dapat disertai kilat petir/angin kencang di wilayah Jabodetabek untuk sepekan ke depan," ujarnya.

Di sisi lain, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan secara signifikan. Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain adalah adanya Bibit Siklon Tropis 99B di Teluk Benggala sebelah timur India serta Bibit Siklon Tropis 93W di Perairan Masbate di sekitar Filipina bagian Tengah.

"Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas Sedang-Lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang. Kondisi ini berlangsung sebagian wilayah Indonesia hingga 31 Mei 2024," kata Guswanto.



Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menambahkan, potensi hujan dengan intensitas Sedang-Lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 25-31 Mei 2024 dapat terjadi di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua. Karena itu, masyarakat khususnya yang bertempat tinggal daerah bertopografi curam/bergunung/tebing agar tetap waspada serta menghindari atau menjauhi lereng-lereng bukit yang rawan longsor.

"Dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang," jelasnya.

Terakhir, Andri meminta masyarakat untuk mengakses aplikasi InfoBMKG untuk mendapatkan informasi cuaca yang lebih akurat dan informasi perubahan cuaca setiap saat dengan resolusi yang lebih tinggi di setiap kecamatan.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)
pixels