DBD Mengancam, Catat! Ini Sarang Nyamuk Aedes Aegypti di Dalam Rumah

Kamis, 31 Januari 2019 - 14:00 WIB
DBD Mengancam, Catat! Ini Sarang Nyamuk Aedes Aegypti di Dalam Rumah
DBD Mengancam, Catat! Ini Sarang Nyamuk Aedes Aegypti di Dalam Rumah
A A A
TANGERANG SELATAN - Sejumlah wilayah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sudah masuk kategori daerah rawan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, pembawa virus penyakit demam berdarah dengue (DBD). Untuk itu, Dinas Kesehatan Tangsel mengajak warga meningkatkan kepedulian pada lingkungan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pemkot Tangsel , Tulus Muladiono, mengatakan, sering kali masyarakat kurang memahami titik mana saja yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD. Sebab, nyamuk aedes aegypti berbeda dengan spesies lain. Nyamuk pembawa virus dengue itu biasanya bertelur di area dalam rumah.

"Nyamuk itu biasanya bertelur di lemari es, dispenser, vas bunga, atau di talang air. Itu ada disekitar rumah kita. Tempat-tempat itu harus rutin dibersihkan. Kan tidak mungkin kita sampai cek masuk rumah warga. Oleh karena itu, penghuni rumah itu sendiri yang harus melakukan," ujarnya kepada Okezone di Kantor Dinkes Tangsel, Serpong, Rabu (30/1/2019). (Baca juga: Tangsel Endemi Demam Berdarah Dengue, Tercatat 3 Warga Meninggal Dunia)

Ia menuturkan, hingga pekan ketiga Januari 2019, tercatat setidaknya sudah ada sekitar 90 warga yang terjangkit DBD. Oleh karenanya, pemberian fogging ditingkatkan hingga meng-cover sekira 80 titik lokasi.

"Terutama Puskesmas Setu dan Serpong, cukup banyak penderitanya. Pemberian fogging sudah kita lakukan, 20 titik sudah difogging, lalu yang sedang berjalan saat ini ada di 20 titik lainnya," ucapnya. (Baca juga: Lagi, Warga Tangsel Penderita DBD Meninggal Dunia)

Ia menyebut, secara akumulatif jumlah pasien DBD saat ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski begitu, Tulus meyakini kondisi perkembangbiakan nyamuk DBD dapat segera teratasi dengan program-program yang dijalankan di lapangan.

"Fogging sudah kita berikan, tapi itu tindakan terakhir. Masih ada upaya yang utama, misalnya tiap satu orang menjadi Jumantik atas rumahnya sendiri, mengecek area-area yang menjadi perkembangbiakan nyamuk DBD, dibersihkan, ditaburi bubuk Abate, itu lebih efektif. Karena di sanalah berkembangnya jentik menjadi nyamuk dewasa," tuturnya.

Dari data yang diperoleh hingga saat ini, sudah ada 2 pasien DBD yang meninggal dunia. Kedua korban yakni seorang pasien asal Situ Gintung, Ciputat Timur dan seorang lainnya asal Pondok Ranji, Ciputat Timur. Sedangkan adanya kabar korban meninggal dari kecamatan lainnya masih belum terkonfirmasi.

"Yang pasien meninggal di RSU (Andre), setelah kami konfirmasi ternyata ada gejala gangguan pernapasan. Karena memang ada penyakit penyerta juga, sehingga ada gangguan pernapasan yang menyebabkan kematian. Walaupun dia dalam konteks terdiagnosis DBD," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5184 seconds (0.1#10.140)