Bongkar Sindikat Kejahatan Siber
loading...
A
A
A
Bahkan, komplotan ini biasanya sudah mengetahui peran masing-masing saat beraksi. Ada yang bertindak membuat KTP palsu, menghubungi korban, hingga menyiapkan nomor rekening penampung.
“Hebatnya, mereka itu tidak dalam satu wilayah, otaknya ada di kawasan Sulawesi, sedangkan yang lainnya ada di Bogor dan Jakarta,” katanya kemarin.
Untuk itu, Yusri mengingatkan agar masyarakat tidak menyimpan nomor atau password penting di ponsel. Dia juga meminta kepada masyarakat untuk segera melaporkan ke pihak kepolisian apabila menjadi korban.
Rahasiakan Kode OTP
Untuk menghindari penipuan dengan modus membajak WhatsApp pengguna aplikasi ini diminta tidak memberikan kode one time password (OTP) kepada siapa pun. (Baca juga: Jelang Deklarasi, Dukungan Kepada Koalisi Din Syamsuddin dkk Muncul)
Pengamat teknologi informasi (TI), Marsudi Wahyu Kisworo, mengatakan, sebetulnya WhatsApp itu sulit untuk dibajak. Kebanyakan pengambilalihan WhatsApp terjadi memanfaatkan kondisi pengguna yang kurang waspada.
Wahyu menerangkan, salah satu modus pembajak, yakni mengirim link untuk masuk ke sebuah WhatApp Group. Dia menyebut pola itu sebagai social engineering.
“Dia klik link-nya, nanti ada notifikasi atau SMS dari operator. Kemudian pembajak itu mengatakan ada kode untuk gabung dengan grup. Kadang-kadang kita polos dan menyebutkan kodenya,” ujarnya saat dihubungi kemarin.
Pembajakan akun WhatsApp tidak memerlukan skill dan teknik tinggi. Marsudi meyakinkan tidak mudah membajak WhatsApp langsung dari pusatnya karena memerlukan teknik dan kemampuan yang mumpuni.
“Misal kita tahu nomor seseorang, tapi mau meretas via WhatsApp di sana (pusat). Itu me-reroute SMS notifikasi dari operator. Jadi SMS yang harusnya dikirim ke nomor A, tapi di-reroute ke nomor B. Kita enggak pernah terima notifikasi, tapi dikirim ke nomor pembajak,” tuturnya. (Lihat videonya: Aksi Begal Asusila di Padang, Korban Mengalami Trauma)
“Hebatnya, mereka itu tidak dalam satu wilayah, otaknya ada di kawasan Sulawesi, sedangkan yang lainnya ada di Bogor dan Jakarta,” katanya kemarin.
Untuk itu, Yusri mengingatkan agar masyarakat tidak menyimpan nomor atau password penting di ponsel. Dia juga meminta kepada masyarakat untuk segera melaporkan ke pihak kepolisian apabila menjadi korban.
Rahasiakan Kode OTP
Untuk menghindari penipuan dengan modus membajak WhatsApp pengguna aplikasi ini diminta tidak memberikan kode one time password (OTP) kepada siapa pun. (Baca juga: Jelang Deklarasi, Dukungan Kepada Koalisi Din Syamsuddin dkk Muncul)
Pengamat teknologi informasi (TI), Marsudi Wahyu Kisworo, mengatakan, sebetulnya WhatsApp itu sulit untuk dibajak. Kebanyakan pengambilalihan WhatsApp terjadi memanfaatkan kondisi pengguna yang kurang waspada.
Wahyu menerangkan, salah satu modus pembajak, yakni mengirim link untuk masuk ke sebuah WhatApp Group. Dia menyebut pola itu sebagai social engineering.
“Dia klik link-nya, nanti ada notifikasi atau SMS dari operator. Kemudian pembajak itu mengatakan ada kode untuk gabung dengan grup. Kadang-kadang kita polos dan menyebutkan kodenya,” ujarnya saat dihubungi kemarin.
Pembajakan akun WhatsApp tidak memerlukan skill dan teknik tinggi. Marsudi meyakinkan tidak mudah membajak WhatsApp langsung dari pusatnya karena memerlukan teknik dan kemampuan yang mumpuni.
“Misal kita tahu nomor seseorang, tapi mau meretas via WhatsApp di sana (pusat). Itu me-reroute SMS notifikasi dari operator. Jadi SMS yang harusnya dikirim ke nomor A, tapi di-reroute ke nomor B. Kita enggak pernah terima notifikasi, tapi dikirim ke nomor pembajak,” tuturnya. (Lihat videonya: Aksi Begal Asusila di Padang, Korban Mengalami Trauma)