TPA Cipayung Overload, Sebabkan Pendangkalan Kali Pesanggrahan
A
A
A
DEPOK - Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, semakin memprihatinkan. Saat ini terdapat tumpukan sampah seperti gunung di sana, karena TPA ini menampung 750 ton sampah warga Depok setiap hari.
Sampah yang menggunung itu menyebabkan pendangkalan Kali Pesanggrahan yang mengalir di sekitar TPA Cipayung. Akibatnya warga kerap mengalami kebanjiran jika air kali meluap.
“Meski enggak hujan tetap banjir, karena hulu Kali Pesanggrahan di Bogor. Waktu Bogor hujan, Kali Pesanggrahan meluap, tapi karena penyempitan dan pendangkalan dari sampah TPA Cipayung, air luber ke jalan dan rumah warga,” ujar Bambang, salah satu warga, Minggu (3/6/2018).
Dea Rosmawati, warga RT 4/4, Kelurahan Pasir Putih, menambahkam, sebelum Ramadhan luapan air dari Kali Pesanggrahan yang mendangkal karena TPA Cipayung ini bahkan sempat membanjiri pemukiman warga dengan ketinggian air mencapai 1 meter.
Banjir itu menyebabkan seorang warga bernama Usman (50) hanyut dan akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. “Kalau Depok sedang hujan terus dan kiriman air dari Bogor di Kali Pesanggrahan. Air Kali meluap, jalan dan rumah warga banjir,” kata Dea.
Warga sekitar TPA Cipayung meminta agar Pemkot Depok lebih peka terhadap nasib mereka dan melakukan pengelolaan sampah yang baik di TPA Cipayung. Warga juga menolak rencana perluasan TPA Cipayung, sebab kondisi TPA saat ini sudah merugikan warga.
“Ini tidak dikelola. Polusi udara bau, sampah berceceran sampai menyebabkan Kali Pesanggrahan dangkal, bagaimana kalau diperluas,” kata Ismail, warga GSA.
Kuasa hukum warga sekitar TPA Cipayung, Achmad Faisal, mengatakan, jika Pemkot Depok tidak segera bertindak untuk memperbaiki lingkungan sekitar TPA Cipayung, seperti mengelola sampah dan menormalisasi Kali Pesanggrahan agar tidak merugikan warga, maka pihaknya akan melakukan upaya hukum.
“Kami tunggu itikad baik Pemkot Depok. Jika tidak direspons dengan baik keluhan warga, kami akan melakukan class action ke meja hijau,” kata Faisal.
Kepala UPT TPA Cipayung, Ardan Kurniawan, mengatakan, pendangkalan yang terjadi bukan semata disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung. Sebab sampah yang ada juga sampah bawaan dari Bogor, mengingat Kali Pesanggrahan mengalir dari Bogor.
“Terjadinya pendangkalan bukan dari TPA Cipayung tapi ada sampah kiriman dari Bogor juga,” katanya.
Untuk mengatasi masalah pendangkalan pihaknya sudah bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) guna melakukan normalisasi. Saat ini memang masih ada beberapa lahan yang belum dibebaskan.
“Nanti akan diupayalan dalam ABT. Semoga nantinya bisa dilakukan normalisasi oleh BBWSCC,” tukasnya.
Untuk pengelolaan sampah sendiri pihaknya masih melakukan sejumlah kajian. Diakuinya memang kondisi TPA sekarang sudah over load, sehingga diperlukan penanganan sesegara mungkin.
“Ini yang sedang kami lakukan kajiannya. Teknologi seperti apa yang nanti akan digunakan. Tentunya yang ramah lingkungan yang diinginkan,” pungkasnya.
Sampah yang menggunung itu menyebabkan pendangkalan Kali Pesanggrahan yang mengalir di sekitar TPA Cipayung. Akibatnya warga kerap mengalami kebanjiran jika air kali meluap.
“Meski enggak hujan tetap banjir, karena hulu Kali Pesanggrahan di Bogor. Waktu Bogor hujan, Kali Pesanggrahan meluap, tapi karena penyempitan dan pendangkalan dari sampah TPA Cipayung, air luber ke jalan dan rumah warga,” ujar Bambang, salah satu warga, Minggu (3/6/2018).
Dea Rosmawati, warga RT 4/4, Kelurahan Pasir Putih, menambahkam, sebelum Ramadhan luapan air dari Kali Pesanggrahan yang mendangkal karena TPA Cipayung ini bahkan sempat membanjiri pemukiman warga dengan ketinggian air mencapai 1 meter.
Banjir itu menyebabkan seorang warga bernama Usman (50) hanyut dan akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. “Kalau Depok sedang hujan terus dan kiriman air dari Bogor di Kali Pesanggrahan. Air Kali meluap, jalan dan rumah warga banjir,” kata Dea.
Warga sekitar TPA Cipayung meminta agar Pemkot Depok lebih peka terhadap nasib mereka dan melakukan pengelolaan sampah yang baik di TPA Cipayung. Warga juga menolak rencana perluasan TPA Cipayung, sebab kondisi TPA saat ini sudah merugikan warga.
“Ini tidak dikelola. Polusi udara bau, sampah berceceran sampai menyebabkan Kali Pesanggrahan dangkal, bagaimana kalau diperluas,” kata Ismail, warga GSA.
Kuasa hukum warga sekitar TPA Cipayung, Achmad Faisal, mengatakan, jika Pemkot Depok tidak segera bertindak untuk memperbaiki lingkungan sekitar TPA Cipayung, seperti mengelola sampah dan menormalisasi Kali Pesanggrahan agar tidak merugikan warga, maka pihaknya akan melakukan upaya hukum.
“Kami tunggu itikad baik Pemkot Depok. Jika tidak direspons dengan baik keluhan warga, kami akan melakukan class action ke meja hijau,” kata Faisal.
Kepala UPT TPA Cipayung, Ardan Kurniawan, mengatakan, pendangkalan yang terjadi bukan semata disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung. Sebab sampah yang ada juga sampah bawaan dari Bogor, mengingat Kali Pesanggrahan mengalir dari Bogor.
“Terjadinya pendangkalan bukan dari TPA Cipayung tapi ada sampah kiriman dari Bogor juga,” katanya.
Untuk mengatasi masalah pendangkalan pihaknya sudah bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) guna melakukan normalisasi. Saat ini memang masih ada beberapa lahan yang belum dibebaskan.
“Nanti akan diupayalan dalam ABT. Semoga nantinya bisa dilakukan normalisasi oleh BBWSCC,” tukasnya.
Untuk pengelolaan sampah sendiri pihaknya masih melakukan sejumlah kajian. Diakuinya memang kondisi TPA sekarang sudah over load, sehingga diperlukan penanganan sesegara mungkin.
“Ini yang sedang kami lakukan kajiannya. Teknologi seperti apa yang nanti akan digunakan. Tentunya yang ramah lingkungan yang diinginkan,” pungkasnya.
(thm)