12 Gerbong Baru MRT Diset di Lebak Bulus

Kamis, 05 April 2018 - 07:55 WIB
12 Gerbong Baru MRT Diset di Lebak Bulus
12 Gerbong Baru MRT Diset di Lebak Bulus
A A A
JAKARTA - Rangkaian perdana mass rapid transit (MRT) akhirnya tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin setelah menempuh perjalanan dari Jepang selama satu bulan. Kedatangan dua rangkaian rolling stock atau gerbong ini molor dari rencana awal yakni 26 Maret lalu. Keterlambatan ini terjadi lantaran Kapal Ellensborg yang mengangkut 12 gerbong MRT dari Toyohashi Port Jepang tersebut diterjang badai. Akibatnya kapal singgah lebih dahulu di Pelabuhan Sanghai China dan memperlambat lajunya demi keselamatan.

Dari pantauan di Dermaga 102 Tanjung Priok, proses pemindahan rangkaian berwarna abu-abu berlangsung hingga malan hari. Beberapa kali crane dari Kapal Ellensborg tampak kesulitan mengangkat gerbong karena tali putus. Sekitar pukul 19.00 WIB, gerbong-gerbong anyar itu mulai berhasil dikeluarkan dari lambung kapal berbendera Denmark tersebut.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar yang tampak memantau penurunan gerbong begitu semringah. Meski terlambat tiba di Jakarta, William bersyukur karena rangkaian MRT ini akhirnya sampai dengan selamat. “Kondisi cuaca tidak bersahabat dalam perjalanan, sehingga kapal memperlambat laju, membuat terlambat beberapa hari,” ujarnya.

Tadi malam, dua rangkaian MRT tersebut disimpan sementara di gudang penyimpangan khusus di Pelabuhan Tanjung Priok. Selanjutnya belasan gerbong tersebut akan dipindah ke Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Lantaran ukurannya yang panjang dan besar serta melalui jalan raya, maka pengangkutan tidak bisa dilakukan sekaligus. Pihaknya merencanakan pemindahan dilakukan bertahap hingga Minggu (8/4) mendatang. Pemindahan pun dilakukan pada jam-jam lengang lalu lintas, yakni mulai pukul 22.00 hingga 05.00 WIB.

Kendati terlihat mirip dengan commuter line, namun Wilian menegaskan rangkaian MRT sangat berbeda. Sebab kereta ini dilengkapi teknologi baru dan canggih. Soal kecanggihan ini sudah dia lihat langsung saat pembangunan di pabriknya di Toyokawa, Jepang.

Soal warna abu-abu berikut interior MRT, menurut William, disesuaikan dengan karakteristis masyarakat Jakarta. Di tiap gerbong juga dilengkapi dengan tempat khusus bagi kaum disabilitas.

Setelah dikumpulkan di Depo Lebak Bulus, rangkaian MRT akan diset sebelum dilakukan ujicoba di rel. Dia menjanjikan, MRT ini akan banyak diminati karena perjalanannya tepat waktu. Untuk mendukungnya, sistem persinyalan MRT sudah modern, bukan visual. Ujicoba perdana rencananya akan dilakukan Agustus mendatang. “Saat ini proses pemasangan rel kereta dari Lebak Bulus ke HI progresnya 40 persen, masukan listrik sudah dimulai, April juga sudah masuk listrik di depo,” ujarnya.

Untuk mengoperasikan MRT di fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI, PT MRT Jakarta membeli 16 set rangkaian. Satu rangkaian kereta terdiri dari enam gerbong. Rangkaian MRT ini dibuat perusahaan Jepang Nippon Sharyo, Ltd. Adpaun nilai kontrak pengadaan rangkaian adalah Rp145,5 miliar.

Sebanyak 14 set rangkaian berikutnya akan mulai dikirim pada akhir Juni anti. Ditargetkan pada akhir Oktober total keseluruhan 16 set rangkaian kereta MRT akan tiba di Jakarta dan segera disiapkan untuk mengikuti serangkaian proses trial run.

"Pada Fase 1, kami menyiapkan 16 set rangkaian kereta. Dari 16 set tersebut, sebanyak 14 set rangkaian akan dioperasikan, sedangkan dua set rangkaian kereta akan disiagakan sebagai cadangan," tutur William.

MRT Jakarta akan dioperasikan mulai pukul 05.00 hingga 24.00 WIB dengan rentang atau jarak waktu antarkereta (headway) lima menit pada jam-jam sibuk. "Kami berharap MRT Jakarta dapat menjadi salah satu solusi masalah kemacetan di Ibu Kota," kata William.

Direktur Operasional PT MRT Silvia Halim menegaskan operasi MRT sepenuhnya milik Indonesia, mulai dari masinis, pengontrol hingga staf stasiun. “Anak-anak Indonesia juga terlibat dalam pemeliharaan kereta, stasiun, depo,” ucapnya. Pihaknya juga melibatkan dari konsultan dari Jepang untuk antisipasi jika kereta mengalami kerusakan.

Untuk Fase II, konstruksi rencananya akan dimulai pada Desember. “kita harapkan semakin banyak industri nasional yang terlibat dalam proses baik kontruksi dan pemeliharaan,” ungkapnya.

Untuk pendanaan pada Fase I, Silvia menyebut PT MRT Jakarta telah mengucurkan dana sekitar 16 triliun untuk pembangunan, penyiapan sistem, termasuk rolling stock dan konsultan pengawasan.

Kehadiran MRT tahun depan memang ditunggu-tunggu. Dengan adanya MRT, diyakini akan menumbuhkan kawasan di sekitar jalurnya. Konsultan properti Colliers International bahkan mengungkapkan proyek MRT akan menarik investor para pembangun gedung-gedung perkantoran di Jakarta. “Salah satu yang membuat gedung menjadi besar adalah adanya infrastruktur MRT,” ujar Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto, kemarin. (Yan Yusuf/Ant)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4991 seconds (0.1#10.140)