Hindari Ganjil Genap, Warga Bekasi Berangkat Kerja Sejak Subuh
A
A
A
BEKASI - Selama 3 hari penerapan ganjil genap di gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur, jam kemacetan di Kota Bekasi bergeser satu jam. Kini pergerakan warga Bekasi ke Jakarta sudah terjadi sejak pukul 05.00 WIB.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, hari ketiga penerapan ini masih sama kondisinya seperti hari sebelumnya. Namun, masyarakat Kota Bekasi lebih cerdas menyisiati aturan ini. (Baca: Sistem Ganjil Genap di Tol Cikampek Penghinaan Bagi Warga Bekasi )
"Jam kemacetan bergeser satu jam sebelum diberlakukan, jadi pukul 05.00 WIB, pergerakan warga Bekasi ke Jakarta mulai bergerak," tegasnya kepada wartawan, Rabu (14/3/2018).
Sehingga, kata dia, adanya peningkatan volume kendaraan di jalur arteri Kota Bekasi. Seperti, Jalan KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan Sudirman Bekasi Barat, Jalan I Gusti Ngurah Rai dan sejumlah jalan di Kota Bekasi. Kepadatan kendaraan tak hanya di dominasi sepeda motor, tetapi juga roda empat yang menghindari ganjil genap. (Baca juga: Ganjil Genap di Tol Bekasi, Penumpang Transjabodetabek Meningkat )
Menurutnya, kepadatan kendaraan satu jam sebelum diberlakukan sekitar sepuluh persen dari lalu lintas setiap harinya. Peningkatan itu masih tergolong normal, karena dampak kepadatan kendaraan di Bekasi bukan pada jam-jam sibuk. Karena petugas gabungan berada di gerbang tol dan jalan arteri untuk mengurai kemacetan.
Selain itu, banyak warga Bekasi juga yang menunggu selama tiga jam diberlakukan ganjil genap tersebut. "Saat pukul 09.00 WIB, banyak pengendara masuk ke DKI Jakarta melalui gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Jadi kalau ada potensi kepadatan di sini, kita alihkan ke sini, dan seterusnya," tegasnya.
Ganjil genap di tol Jakarta-Cikampek merupakan paket kebijakan penanganan kemacetan di jalan bebas hambatan itu dari Kementerian Perhubungan yang diberlakukan sejak Senin, 12 Maret 2018. Sebagai gantinya, pemerintah menyiapkan angkutan umum dengan jalur khusus di jalan tol berangkat dari Bekasi Barat dan Bekasi Timur.
Selain pembatasan kendaraan melalui ganjil genap, truk dengan sumbu tiga ke atas juga dilarang melintas mulai pukul 06.00-09.00 di dua jalur dari Cawang sampai Karawang Barat. Kebijakan itu terbilang sangat efektif, terbukti kemacetan ke Jakarta maupun ke Cikampek sangat berkurang dibandingkan sebelum diberlakukan ganjil genap.
Seorang penumpang KRL, Jonder Sihotang, 55, mengatakan memilih menggunakan kereta commuter line menuju ke Jakarta karena lebih efektif dan efisien, dibanding naik bus Transjabodetabek Premium yang harga tiketnya mencapai Rp 20 ribu. "Waktu tempuh menggunakan kereta lebih pasti ketimbang bus, karena khawatir macet," katanya.
Warga Rawalumbu ini mengatakan, sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi menuju kantornya diwilayah Cikini, Jakarta Pusat. Namun, setelah diterapkan ganjil genap di dua gerbang tol Kota Bekasi dia beralih menggunakan kereta. "Sekarang saya lebih memilih kereta, lebih cepat menuju kantor daripada bus premium," tegasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, hari ketiga penerapan ini masih sama kondisinya seperti hari sebelumnya. Namun, masyarakat Kota Bekasi lebih cerdas menyisiati aturan ini. (Baca: Sistem Ganjil Genap di Tol Cikampek Penghinaan Bagi Warga Bekasi )
"Jam kemacetan bergeser satu jam sebelum diberlakukan, jadi pukul 05.00 WIB, pergerakan warga Bekasi ke Jakarta mulai bergerak," tegasnya kepada wartawan, Rabu (14/3/2018).
Sehingga, kata dia, adanya peningkatan volume kendaraan di jalur arteri Kota Bekasi. Seperti, Jalan KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan Sudirman Bekasi Barat, Jalan I Gusti Ngurah Rai dan sejumlah jalan di Kota Bekasi. Kepadatan kendaraan tak hanya di dominasi sepeda motor, tetapi juga roda empat yang menghindari ganjil genap. (Baca juga: Ganjil Genap di Tol Bekasi, Penumpang Transjabodetabek Meningkat )
Menurutnya, kepadatan kendaraan satu jam sebelum diberlakukan sekitar sepuluh persen dari lalu lintas setiap harinya. Peningkatan itu masih tergolong normal, karena dampak kepadatan kendaraan di Bekasi bukan pada jam-jam sibuk. Karena petugas gabungan berada di gerbang tol dan jalan arteri untuk mengurai kemacetan.
Selain itu, banyak warga Bekasi juga yang menunggu selama tiga jam diberlakukan ganjil genap tersebut. "Saat pukul 09.00 WIB, banyak pengendara masuk ke DKI Jakarta melalui gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Jadi kalau ada potensi kepadatan di sini, kita alihkan ke sini, dan seterusnya," tegasnya.
Ganjil genap di tol Jakarta-Cikampek merupakan paket kebijakan penanganan kemacetan di jalan bebas hambatan itu dari Kementerian Perhubungan yang diberlakukan sejak Senin, 12 Maret 2018. Sebagai gantinya, pemerintah menyiapkan angkutan umum dengan jalur khusus di jalan tol berangkat dari Bekasi Barat dan Bekasi Timur.
Selain pembatasan kendaraan melalui ganjil genap, truk dengan sumbu tiga ke atas juga dilarang melintas mulai pukul 06.00-09.00 di dua jalur dari Cawang sampai Karawang Barat. Kebijakan itu terbilang sangat efektif, terbukti kemacetan ke Jakarta maupun ke Cikampek sangat berkurang dibandingkan sebelum diberlakukan ganjil genap.
Seorang penumpang KRL, Jonder Sihotang, 55, mengatakan memilih menggunakan kereta commuter line menuju ke Jakarta karena lebih efektif dan efisien, dibanding naik bus Transjabodetabek Premium yang harga tiketnya mencapai Rp 20 ribu. "Waktu tempuh menggunakan kereta lebih pasti ketimbang bus, karena khawatir macet," katanya.
Warga Rawalumbu ini mengatakan, sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi menuju kantornya diwilayah Cikini, Jakarta Pusat. Namun, setelah diterapkan ganjil genap di dua gerbang tol Kota Bekasi dia beralih menggunakan kereta. "Sekarang saya lebih memilih kereta, lebih cepat menuju kantor daripada bus premium," tegasnya.
(ysw)