Perkuat Kesehatan Mental Perempuan, Persami Gelar Sholawat Damai di Jaksel

JAKARTA - Perhimpunan Saudagar Muslimah Indonesia (Persami) menggelar Sholawat Damai di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kegiatan itu untuk mengatasi persoalan kesehatan mental yang kerap dialami kaum perempuan. Pasalnya, perempuan masih rentan saat menghadapi sejumlah persoalan kehidupan.

Ketua Umum Perhimpunan Saudagar Muslimah Indonesia, Siti Nur Azizah mengatakan, kegiatan edukasi pada perempuan tersebut dilakukan lantaran peranan perempuan sangat penting dalam membangun generasi bangsa. Negara akan kuat dan baik jika perempuannya juga kuat dan baik dari segi fisik dan mentalnya.

"Kami berharap melalui kegiatan kajian ini organisasi Persami lebih punya kepedulian terhadap kesehatan mental perempuan. Apalagi, kita ingin Indonesia di 2045 menjadi Indonesia Emas, perempuan berperan penting di situ," ujarnya, Minggu (24/12/2023).



Siti menerangkan, langkah penting untuk mempersiapkan menuju Indonesia Emas 2045 ke depan dengan menyiapkan generasi Indonesia unggul. Maka itu, Perhimpunan Saudagar Muslimah dari berbagai profesi, yang mayoritasnya para saudagar dan pengusaha itu melihat kesehatan mental perempuan menjadi bagian penting dari gaya hidup (lifestyle) halal yang harus di perhatikan.

Pasalnya, ketika menghadapi persoalan dalam kehidupan, seperti soal keuangan, perubahan gaya hidup, tekanan pekerjaan, tekanan sosial dan juga banyaknya informasi yang tidak baik atau hoaks menimbulkan kondisi tidak menyenangkan bagi perempuan dan para ibu. Kondisi seperti itu pada akhirnya memengaruhi kehidupan anak, suami, keluarga besar, dan lingkungannya sehingga dibutuhkan penguatan pada perempuan.



"Perlu ada resiliensi atau ketahanan diri dari seorang ibu atau perempuan. Jadi diangkat tema Sholawat Damai untuk Mewujudkan Kesehatan Mental Perempuan Menuju Indonesia Unggul," tuturnya.

Siti menambahkan, pihaknya ingin para saudagar muslimah dan muslimah secara umum memiliki kemampuan mindfullnes memahami nilai kesabaran, menerima apa yang memang harus dihadapi. Selain itu, diikuti kemampuan mereka untuk bangkit dari keterpurukan dan menjadi muslimah atau perempuan yang lebih tangguh menghadapi kehidupan.

"Apalagi di tahun politik saat ini, banyak perempuan jadi calon legislatif (caleg). Sangat rentan untuk mengalami depresi ataupun gangguan kesehatan mental," katanya.