Ravindra Airlangga Ngariung Bareng Warga Desa Sukamaju Cigudeg
loading...
A
A
A
BOGOR - Anggota DPR Ravindra Airlangga mengikuti dialog bertajuk “Ngariung Bersama Warga” di Desa Sukamaju, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu (20/12/2023). Di hadapan 150-an warga Kabupaten Bogor saat Ngariung, Ravindra membahas aspirasi yang muncul dari masyarakat.
Antara lain hadirnya pelatihan untuk akses permodalan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta perlunya peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan. Dalam kesempatan itu, dia berpendapat, naiknya harga komoditas pertanian seperti cabai bisa dimitigasi.
Ravindra mengatakan, mitigasi kenaikan harga cabai antara lain dengan memanfaatkan pekarangan untuk budi daya cabai. Dia mengungkapkan, usaha ini telah berhasil menekan pengeluaran harian rumah tangga.
Ketua DPP Partai Golkar ini mengaku sangat konsen pada masalah kenaikan harga komoditas pertanian ini karena berhubungan langsung pada kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, dia juga mendorong pengembangan skema pembiayaan closed loop financing. Skema pembiayaan ini sudah dilakukan Bank Jawa Barat (BJB) sejak 2021.
“Perlu mengembangkan closed loop financing di mana offtaker menjamin pembelian produsen disertai dengan bimbingan. Closed loop financing BJB di-kick off tahun 2021 hingga pertengahan 2022 memiliki NPL mendekati nol persen (tingkat pengembalian lebih dari 99 persen),” kata Ravindra.
Pada kesempatan itu, Ravindra juga menjawab pertanyaan warga tentang cara mengembangkan sektor pertanian dan peternakan, khususnya pada petani milenial atau anak muda. Ravindra mengusulkan agar dilakukan pemetaan usaha yang paling potensial.
Dia menuturkan bahwa usaha peternakan kambing untuk kurban sangat potensial karena memiliki siklus tahunan. Potensi yang lain adalah budi daya lele yang memiliki tingkat permintaan sangat tinggi.
“Salah satu usaha yang potensial adalah pemeliharaan kambing untuk kurban. Siklusnya setiap tahun. Kedua, adalah usaha ikan lele. Permintaan ikan lele untuk Jakarta, misalnya, 120 ton perhari. Sementara produksi ikan lele di Kabupaten Bogor baru sekitar 80 ton perhari. Artinya budi daya lele punya peluang yang masih terbuka,” pungkasnya.
Antara lain hadirnya pelatihan untuk akses permodalan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta perlunya peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan. Dalam kesempatan itu, dia berpendapat, naiknya harga komoditas pertanian seperti cabai bisa dimitigasi.
Ravindra mengatakan, mitigasi kenaikan harga cabai antara lain dengan memanfaatkan pekarangan untuk budi daya cabai. Dia mengungkapkan, usaha ini telah berhasil menekan pengeluaran harian rumah tangga.
Ketua DPP Partai Golkar ini mengaku sangat konsen pada masalah kenaikan harga komoditas pertanian ini karena berhubungan langsung pada kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, dia juga mendorong pengembangan skema pembiayaan closed loop financing. Skema pembiayaan ini sudah dilakukan Bank Jawa Barat (BJB) sejak 2021.
“Perlu mengembangkan closed loop financing di mana offtaker menjamin pembelian produsen disertai dengan bimbingan. Closed loop financing BJB di-kick off tahun 2021 hingga pertengahan 2022 memiliki NPL mendekati nol persen (tingkat pengembalian lebih dari 99 persen),” kata Ravindra.
Pada kesempatan itu, Ravindra juga menjawab pertanyaan warga tentang cara mengembangkan sektor pertanian dan peternakan, khususnya pada petani milenial atau anak muda. Ravindra mengusulkan agar dilakukan pemetaan usaha yang paling potensial.
Dia menuturkan bahwa usaha peternakan kambing untuk kurban sangat potensial karena memiliki siklus tahunan. Potensi yang lain adalah budi daya lele yang memiliki tingkat permintaan sangat tinggi.
“Salah satu usaha yang potensial adalah pemeliharaan kambing untuk kurban. Siklusnya setiap tahun. Kedua, adalah usaha ikan lele. Permintaan ikan lele untuk Jakarta, misalnya, 120 ton perhari. Sementara produksi ikan lele di Kabupaten Bogor baru sekitar 80 ton perhari. Artinya budi daya lele punya peluang yang masih terbuka,” pungkasnya.
(rca)