Bima Arya Usul RSUD Bogor Ganti Nama dan Operasikan Laboratorium PCR
loading...
A
A
A
BOGOR - Wali Kota Bogor , Bima Arya Sugiarto mengusulkan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor segera berganti nama. Proses pergantian nama itu, untuk menunjukan identitas sebuah lembaga Badan Layanan Umum (BLU) milik Pemkot Bogor.
Untuk itu, diperlukan masukan dari berbagai pihak untuk pilihan nama yang akan dipakai menjadi nama RSUD. “RSUD ini harus punya nama. Masa sejak awal berdiri hingga memasuki usia yang ke-6 ini, namanya RSUD Kota Bogor terus. Untuk identitas sangat perlu,” katanya saat meninjau persiapan pengoperasian Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) pada Hari Ulang Tahu (HUT) ke-6 RSUD Kota Bogor, Minggu (9/8/2020).
Bima mengatakan, terbuka untuk berbagai usulan nama yang meyakinkan dan punya kredibilitas terutama di bidang kesehatan. “Saya inginnya nama dari tokoh Bogor yang lekat dengan perjuangan di bidang kesehatan,” ucapnya. (Baca juga; Bima Arya Resmikan Ruang Rawat Kelas III RSUD Senilai Rp89 Miliar )
Selain itu, kata Bima, sebagai ‘alumni COVID-19’ dirinya tidak menyesal telah memutuskan untuk dirawat di RSUD Kota Bogor saat dinyatakan terkonfirmasi positif virus Corona. Padahal waktu itu ada yang mengingatkan dirinya agar dirawat di Jakarta karena lebih siap dan lebih pengalaman. (Baca juga; Bima Arya Positif Corona, Aktivitas PNS di Balai Kota Bogor Sepi )
“Saya tidak pernah menyesal dan merasa keputusan itu tepat untuk dirawat di RSUD. Yakinilah tidak ada yang kebetulan, semua itu ada hikmahnya. Bayangkan, RSUD ini saya yang meresmikan gedungnya, saya pula jadi pasien COVID-19 pertamanya di situ. Tapi lagi-lagi saya percaya bahwa semuanya itu sudah jalan-Nya,” tambahnya.
Namun, lanjut Bima, ujian belum selesai, pihaknya meminta RSUD Kota Bogor membuktikan bahwa telah memiliki sistem yang siap. Dia juga mengaku senang dan bangga pada ulang tahun ke-6 ini, RSUD Kota Bogor bakal mengoperasikan laboratorium PCR dalam menunjang target 11.000 swab test.
“Sebab, swab test yang sesuai standar WHO, yakni 1% dari jumlah penduduk. Sekarang sudah 8.400 swab test, mungkin sekitar satu bulan lagi bisa 11.000 ya. Laboratorium PCR sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas uji diagnostik spesimen COVID-19,” katanya.
Untuk itu, diperlukan masukan dari berbagai pihak untuk pilihan nama yang akan dipakai menjadi nama RSUD. “RSUD ini harus punya nama. Masa sejak awal berdiri hingga memasuki usia yang ke-6 ini, namanya RSUD Kota Bogor terus. Untuk identitas sangat perlu,” katanya saat meninjau persiapan pengoperasian Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) pada Hari Ulang Tahu (HUT) ke-6 RSUD Kota Bogor, Minggu (9/8/2020).
Bima mengatakan, terbuka untuk berbagai usulan nama yang meyakinkan dan punya kredibilitas terutama di bidang kesehatan. “Saya inginnya nama dari tokoh Bogor yang lekat dengan perjuangan di bidang kesehatan,” ucapnya. (Baca juga; Bima Arya Resmikan Ruang Rawat Kelas III RSUD Senilai Rp89 Miliar )
Selain itu, kata Bima, sebagai ‘alumni COVID-19’ dirinya tidak menyesal telah memutuskan untuk dirawat di RSUD Kota Bogor saat dinyatakan terkonfirmasi positif virus Corona. Padahal waktu itu ada yang mengingatkan dirinya agar dirawat di Jakarta karena lebih siap dan lebih pengalaman. (Baca juga; Bima Arya Positif Corona, Aktivitas PNS di Balai Kota Bogor Sepi )
“Saya tidak pernah menyesal dan merasa keputusan itu tepat untuk dirawat di RSUD. Yakinilah tidak ada yang kebetulan, semua itu ada hikmahnya. Bayangkan, RSUD ini saya yang meresmikan gedungnya, saya pula jadi pasien COVID-19 pertamanya di situ. Tapi lagi-lagi saya percaya bahwa semuanya itu sudah jalan-Nya,” tambahnya.
Namun, lanjut Bima, ujian belum selesai, pihaknya meminta RSUD Kota Bogor membuktikan bahwa telah memiliki sistem yang siap. Dia juga mengaku senang dan bangga pada ulang tahun ke-6 ini, RSUD Kota Bogor bakal mengoperasikan laboratorium PCR dalam menunjang target 11.000 swab test.
“Sebab, swab test yang sesuai standar WHO, yakni 1% dari jumlah penduduk. Sekarang sudah 8.400 swab test, mungkin sekitar satu bulan lagi bisa 11.000 ya. Laboratorium PCR sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas uji diagnostik spesimen COVID-19,” katanya.
(wib)