Museum Bahari, Gudang Rempah VOC dan Jejak Maritim Nusantara
A
A
A
JAKARTA - Kebakaran hebat yang melanda Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan Jakarta Utara dipastikan membakar sejumlah koleksi museum yang berharga. Sejauh ini, petugas pemadam kebakaran masih berupaya memadamkan api di gedung museum peninggalan VOC itu.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Wikipedia, Museum Bahari yang terletak di samping Pasar Ikan itu berisi koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan nelayan dari Sabang sampai Merauke. (Baca: Museum Bahari Diamuk si Jago Merah, 20 Damkar Dikerahkan )
Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC.
Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut pada masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam. (Baca juga: Penampakan Noni Belanda dan Kuntilanak Kembar di Gudang Timur )
Museum Bahari juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara.
Museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.
Sebelum dijadikan museum, dulunya gedung tersebut merupakan gudang rempah-rempah yang dibangun VOC secara bertahap mulai tahun 1652-1771. Dulunya, gudang tersebut untuk menyimpan hasil bumi nusantara seperti rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil sebelum dikirim ke Belanda.
Pada sisi timur disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari 4 unit bangunan, dan 3 unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari.
Di komplek Museum Bahari juga terdapat menara Syahbandar yang dulunya digunakan sebagai menara pemanatu aktifitas pelabuhan Sunda Kelapa. Kini menara tersebut juga terancam keberadaannya karena mengalami miring beberapa derajat akibat turunnya permukaan tanah di lokasi itu. (Baca juga: Peradaban Jakarta Bermula di Menara Syahbandar )
Menara Syahbandar juga terdapat tugu yang menunjukan titik nol kilometer kota Jakarta. Artinya, dari titik ini sejumlah lokasi Jakarta diukur jauhnya.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Wikipedia, Museum Bahari yang terletak di samping Pasar Ikan itu berisi koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan nelayan dari Sabang sampai Merauke. (Baca: Museum Bahari Diamuk si Jago Merah, 20 Damkar Dikerahkan )
Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC.
Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut pada masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam. (Baca juga: Penampakan Noni Belanda dan Kuntilanak Kembar di Gudang Timur )
Museum Bahari juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara.
Museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.
Sebelum dijadikan museum, dulunya gedung tersebut merupakan gudang rempah-rempah yang dibangun VOC secara bertahap mulai tahun 1652-1771. Dulunya, gudang tersebut untuk menyimpan hasil bumi nusantara seperti rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil sebelum dikirim ke Belanda.
Pada sisi timur disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari 4 unit bangunan, dan 3 unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari.
Di komplek Museum Bahari juga terdapat menara Syahbandar yang dulunya digunakan sebagai menara pemanatu aktifitas pelabuhan Sunda Kelapa. Kini menara tersebut juga terancam keberadaannya karena mengalami miring beberapa derajat akibat turunnya permukaan tanah di lokasi itu. (Baca juga: Peradaban Jakarta Bermula di Menara Syahbandar )
Menara Syahbandar juga terdapat tugu yang menunjukan titik nol kilometer kota Jakarta. Artinya, dari titik ini sejumlah lokasi Jakarta diukur jauhnya.
(ysw)