OK Otrip Diuji Coba, Pengamat Wanti-wanti soal Anggaran

Jum'at, 15 Desember 2017 - 07:00 WIB
OK Otrip Diuji Coba, Pengamat Wanti-wanti soal Anggaran
OK Otrip Diuji Coba, Pengamat Wanti-wanti soal Anggaran
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan soft launching OK Otrip di empat rute permukiman penduduk yang menjadi percontohan, Kamis (14/12/2017). Sebagai permulaan, OK-Otrip akan dilakukan uji coba terlebih dahulu selama 3 bulan.

Pengamat transportasi dari Universitas Tarumanegara, Leksmono Suryo Putranto, mengatakan, soft launching sebelum diluncurkan secara resmi memang dibutuhkan untuk melihat pola perjalanan penumpang dan subsidi yang akan dikeluarkan. Hal ini mengingat tarif maksimal OK Otrip hanya Rp5.000 sakali perjalanan.

Namun, kata Leksmono, Dinas Perhubungan dan Transportasi sebagai dinas teknis harus berani menyampaikan masukan kepada gubernur apabila OK Otrip membutuhkan subsidi di luar kemampuan pembiayaan anggaran pemerintah.

Dia khawatir ketika resmi diluncurkan, keuangan DKI tidak sanggup dan akhirnya program direvisi. Dampaknya kepercayaan masyarakat turun dan pastinya berpengaruh kepada semua kebijakan DKI.

"Soft launching OK Otrip inikan baru tap in dan tap out minimal 3 jam Rp5.000. Simulasinya untuk mengetahui seperti apa biayanya. Nah, itu yang kita enggak tahu, apakah DKI punya dana yang cukup. Jangan sampai ketika full launching ternyata ada kendala keuangan," ujar Leksmono saat dihubungi KORAN SINDO.

Memang diakui, biaya transportasi murah berpengaruh terhadap pilihan warga dalam menentukan transportasi untuk bermobilitas. Apalagi lebih murah dari biaya operasional kendaraan roda dua. Namun, apabila tidak dibarengi dengan peningkatan layanan sesuai standar pelayanan minimum (SPM), pilihan menggunakan tarif murah minim terjadi.

Untuk itu, kata Leksmono, seharusnya dalam soft launching OK Otrip tidak sebatas simulasi tarif, melainkan peningkatan layanan. Salah satunya soal angkutan kecil berfasilitas air conditioner (AC), dimana dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 29/2015, wajib dioperasikan pada 2018.

"Ekspektasi warga Jakarta itu tinggi. Kalau cuma murah tetapi angkutan tidak nyaman dan panas hingga berkeringat, warga pasti tetap memilih kendaraan roda dua dan roda empat pribadi. Jadi kalau cuma murah tapi tidak nyaman, ya percuma," pungkasnya.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, uji coba program Ok Otrip rencananya berjalan selama tiga bulan ke depan dengan empat rute. Rute tersebut dipilih lantaran selama ini belum terlayani oleh angkutan umum.

Dalam program OK Otrip, warga bisa langsung menggunakan angkutan umum dengan biaya murah dan terintegrasi kemanapun tujuan perjalananya. "Tujuan utamanya memang untuk memberikan pelayanan kepada wara agar murah dalam bermobilitas," kata Anies.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3888 seconds (0.1#10.140)