Tokoh Pemuda Jakbar Soroti Maraknya Bullying di Sekolah

Jum'at, 10 November 2023 - 08:53 WIB
loading...
Tokoh Pemuda Jakbar Soroti Maraknya Bullying di Sekolah
Tokoh Pemuda Jakarta Barat Umar Abdul Azis menyoroti maraknya kasus bullying yang terjadi di sekolah. Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Tokoh Pemuda Jakarta Barat Umar Abdul Azis menyoroti maraknya kasus bullying yang terjadi di sekolah. Dia menilai perilaku perundungan lantaran minimnya pembinaan pelajar.

Menurut dia, imbauan dalam bentuk spanduk yang dipasang di sekolah-sekolah tidak cukup efektif mengubah karakter pelajar. Dia menyarankan pemerintah turun langsung ke sekolah-sekolah untuk mengedukasi pelajar.

"Mestinya pemerintah tidak hanya sebatas edukasi lewat spanduk tapi harus terjun langsung ke sekolah untuk edukasi dan pembinaan," ujar Umar saat menghadiri Talkshow Edutainment yang diadakan Gerakan Nasional Anak Betawi (GENAB) di Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Alawiyah Satria Jakarta, Kamis (9/11/2023).



Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo menuturkan selalu berkolaborasi dengan semua pihak untuk menyiapkan anak-anak atau generasi muda memiliki karakter berkreasi dan berprestasi.

Mengenai upaya Disdik DKI terhadap kasus-kasus kekerasan yang kerap terjadi di sekolah, dia menyampaikan tiga hal.

Pertama, perlu edukasi bijak disampaikan kepada anak-anak dalam bermedia sosial. Edukasi bijak yaitu menyampaikan mana yang baik, mana yang tidak baik sehingga pelajar akan mengikuti.

Dia menilai pengembangan profil pelajar Pancasila memiliki edukasi pembentukan karakter pelajar yang lengkap. “Profil pelajar Pancasila atau P5 memiliki banyak edukasi lengkap dalam membentuk karakter anak-anak atau pelajar,” ucapnya.

Termasuk, peran orang tua juga sangat dibutuhkan dalam pendidikan anak-anak. Orang tua dapat membantu guru ketika anak tidak lagi dalam lingkungan sekolah.

Terkait bullying di sekolah, Purwosusilo menegaskan selain penyampaian edukasi melalui sejumlah kegiatan seperti seminar dan forum-forum diskusi, pihaknya secara regulasi telah mengeluarkan kebijakan sekolah ramah anak tentang pembentukan satgas antikekerasan.

“Di semua sekolah sudah ada satgas antikekerasan yang terdiri dari guru, siswa, dan orang tua siswa. Dalam praktiknya, anak-anak yang masuk satgas akan berkeliling ke sejumlah tempat yang berpotensi terjadi kekerasan seperti kantin dan segera melaporkan jika terjadi kekerasan,” kata Purwosusilo.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1716 seconds (0.1#10.140)