Cegah Perundungan, Komunitas Digital di Tangerang Gelar Webinar Literasi
loading...
A
A
A
TANGERANG - Komunitas digital di Tangerang menggelar webinar literasi. Langkah ini dilakukan terkait maraknya perundungan di dunia maya dan menimbulkan banyak korban.
Komunitas digital di Tangerang yang mengikuti webinar literasi yakni, komunitas Paguron Jalak Banten Nusantara, Laskar Pendekar Banten Sejati, dan Forum Bugel Bersatu.
Webinar literasi ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Karang Taruna Desa Margasari, Kabupaten Tangerang.
Sekretaris Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Banten Ahmad Taufik Jamaludin mengungkapkan, pemahaman literasi yang tepat cara, etika, dan guna sangat diperlukan.
”Selain itu, juga membutuhkan sikap dasar belajar literasi digital seperti cukup kritis, visioner, mau belajar, dan peduli sesama,” kata Ahmad pada Senin (23/10/2023).
Ahmad mengatakan, banyak pengguna digital masih membedakan antara dunia maya dengan nyata. ”Padahal hakikatnya sama. Untuk itu, jadilah pribadi yang sama,” katanya dalam diskusi bertajuk Mencegah Perundungan di Dunia Maya itu.
Untuk mencegah terjadinya perundungan di dunia maya, menurut dia, masyarakat perlu memahami dan mengimplementasikan empat pilar literasi digital.
"Yakni pemahaman kecakapan digial (digital skill), etika digital (digital ethics), membangun wawasan kebangsaan dan budaya (digital culture), serta meningkatkan kesadaran perlindungan dan keamanan digital (digital safety), " ujarnya.
Ahmad menuturkan, teknologi digital akan membawa celaka bila disalahgunakan, merugi bila diabaikan, dan sebaliknya akan beruntung bila dimanfaatkan.
"Untuk itu, pahami bahaya yang tersembunyi di balik internet. Cyber bullying, cyber fraud, cyber gambling, cyber salking, dan pornografi,” tuturnya.
Pegiat Event Keamanan Digital, Raka Maukar menambahkan, perundungan siber (cyber bullying) merupakan tindakan yang dilakukan untuk menyakiti seseorang lewat perangkat elektronik, aplikasi permainan tertentu, dan media sosial.
Perundungan dunia maya umumnya menyerang anak-anak dan remaja, namun orang dewasa juga dapat menjadi korban perundungan.
”Perundungan dunia maya dapat dicegah dengan senantiasa menjaga data pribadi, tidak sembarangan berbagi foto, komentar, atau informasi yang dapat membahayakan orang lain dan diri sendiri. Hindari juga penggunaan kata-kata tertentu yang tidak pantas,” tuturnya.
Sementara musisi dan Guru Kecakapan Digital, Mia Marcellina menambahkan, perundungan dunia maya dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel.
Beda perundungan dunia nyata dengan dunia maya, cyber bullying akan meninggalkan jejak digital. Perilaku berulang ini, contohnya menyebarkan kebohongan seseorang atau mem-posting foto memalukan, mengirim pesan atau ancaman.
"Cara mencegahnya, gunakan bahasa yang baik dalam berinteraksi di dunia maya, bijaksana merespons postingan dan komentar, unggah postingan yang tidak berbau SARA dan pornografi,” ucapnya.
Komunitas digital di Tangerang yang mengikuti webinar literasi yakni, komunitas Paguron Jalak Banten Nusantara, Laskar Pendekar Banten Sejati, dan Forum Bugel Bersatu.
Webinar literasi ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Karang Taruna Desa Margasari, Kabupaten Tangerang.
Sekretaris Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Banten Ahmad Taufik Jamaludin mengungkapkan, pemahaman literasi yang tepat cara, etika, dan guna sangat diperlukan.
”Selain itu, juga membutuhkan sikap dasar belajar literasi digital seperti cukup kritis, visioner, mau belajar, dan peduli sesama,” kata Ahmad pada Senin (23/10/2023).
Ahmad mengatakan, banyak pengguna digital masih membedakan antara dunia maya dengan nyata. ”Padahal hakikatnya sama. Untuk itu, jadilah pribadi yang sama,” katanya dalam diskusi bertajuk Mencegah Perundungan di Dunia Maya itu.
Untuk mencegah terjadinya perundungan di dunia maya, menurut dia, masyarakat perlu memahami dan mengimplementasikan empat pilar literasi digital.
"Yakni pemahaman kecakapan digial (digital skill), etika digital (digital ethics), membangun wawasan kebangsaan dan budaya (digital culture), serta meningkatkan kesadaran perlindungan dan keamanan digital (digital safety), " ujarnya.
Ahmad menuturkan, teknologi digital akan membawa celaka bila disalahgunakan, merugi bila diabaikan, dan sebaliknya akan beruntung bila dimanfaatkan.
"Untuk itu, pahami bahaya yang tersembunyi di balik internet. Cyber bullying, cyber fraud, cyber gambling, cyber salking, dan pornografi,” tuturnya.
Pegiat Event Keamanan Digital, Raka Maukar menambahkan, perundungan siber (cyber bullying) merupakan tindakan yang dilakukan untuk menyakiti seseorang lewat perangkat elektronik, aplikasi permainan tertentu, dan media sosial.
Perundungan dunia maya umumnya menyerang anak-anak dan remaja, namun orang dewasa juga dapat menjadi korban perundungan.
”Perundungan dunia maya dapat dicegah dengan senantiasa menjaga data pribadi, tidak sembarangan berbagi foto, komentar, atau informasi yang dapat membahayakan orang lain dan diri sendiri. Hindari juga penggunaan kata-kata tertentu yang tidak pantas,” tuturnya.
Sementara musisi dan Guru Kecakapan Digital, Mia Marcellina menambahkan, perundungan dunia maya dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel.
Beda perundungan dunia nyata dengan dunia maya, cyber bullying akan meninggalkan jejak digital. Perilaku berulang ini, contohnya menyebarkan kebohongan seseorang atau mem-posting foto memalukan, mengirim pesan atau ancaman.
"Cara mencegahnya, gunakan bahasa yang baik dalam berinteraksi di dunia maya, bijaksana merespons postingan dan komentar, unggah postingan yang tidak berbau SARA dan pornografi,” ucapnya.
(hab)