Cegah Stunting, Instalasi Pemanenan Air Hujan dan Edible Garden Hadir di Pesisir Jakarta Utara

JAKARTA - Urbanisasi pesat di daerah perkotaan memberikan dampak pada kesejahteraan rakyat, salah satunya stunting . Penyebabnya tidak lain karena ketersedian air bersih dan pangan bagi masyarakat.

Seperti yang terjadi di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Untuk itu, mahasiswa dari Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) menghadirkan solusi pemanenan air hujan dan pertanian perkotaan melalui edukasi dan workshop.

Kegiatan yang merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, itu melaksanakan kegiatan edukasi alternatif air bersih dan makanan bergizi, serta workshop terkait pemanenan air hujan dan edible garden.

"Tujuannya, memberikan pemahaman dan pengetahuan baru kepada masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya makanan bergizi dan pemanfaatan air hujan sebagai alternatif air bersih," ujar Lurah Kalibaru Wily Hardiana, Selasa (10/10/2023)



Dalam kegiatan itu, masyarakat melihat langsung instalasi pemanenan air hujan dan edible garden (lahan bercocok tanam) yang dibangun sejak 1 Oktober 2023. Setelah tuntas barulah di hari ini FGD dilakukan untuk memberikan pemahaman.



“Sangat berterimakasih dan bersyukur dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat di RW 13 yang secara langsung akan meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya edukasi makanan bergizi dalam pencegahan stunting," kata Wily.

Willy kagum dengan instalasi itu. Terlebih setelah dirinya menyaksikan langsung proses pembuatan bersama warga hingga uji coba hasilnya. Ia menilai teknik tersebut menjadi alternatif persiapan cadangan air pada musim kemarau.



Di sisi lain, cadangan air juga bisa dipakai membasahi sawah, meskipun di Kalibaru masih terbatas. Karena itu, Lurah mengharapkan kegiatan ini menjadi triger bagi mahasiswa Universitas Indonesia dan kampus lainnya saat melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.

Dalam kegiatan edukasi, masyarakat dibagi beberapa kelompok untuk diskusi terkait permasalahan air bersih dan makanan bergizi. Pada akhir kegiatan, masyarakat mendapatkan souvenir berupa tumbler dan leaflet edukasi sebagai semangat masyarat untuk hidup berkelanjutan secara simbolis mewakili masyarakat.