Keluhkan Pasar Tanah Abang Sepi Pengunjung, Kuli Panggul: Cuma Dapat Rp30.000 Sehari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasar Tanah Abang semakin sepi pengunjung. Hal ini lantaran banyak orang yang lebih memilih berbelanja secara online melalui aplikasi dibanding belanja offline ke pasar.
Akibatnya, transaksi jual beli di pusat grosir terbesar di Jakarta itu semakin berkurang. Sepinya Pasar Tanah Abang tidak hanya dirasakan para pedagang tetapi juga para kuli panggul yang membantu pembeli membawa barang belanjaannya.
Saat ditemui di lokasi, salah satu kuli panggul di Tanah Abang, Hendra (42) mengakui sejak Idul Fitri 2023 pada April lalu, Pasar Tanah Abang mulai sepi pengunjung. Akibatnya penghasilan para kuli panggul di pasar menjadi berkurang.
"Pasar lagi sepi, sementara anak butuh susu, butuh makan. Ya mau gimana, bingung," tutur Hendra saat ditemui di depan Pusat Grosir Metro Tanah Abang (PGMTA), Sabtu (16/9/2023).
Sambil duduk santai di atas tumpukan barang dagangan, Hendra pasrah dengan keadaanya yang hanya bisa bekerja sebagai seorang kuli panggul. Doanya hanya satu, agar Pasar Tanah Abang bisa ramai seperti dulu lagi. "Mau enggak mau kita diam, ngelamar udah, udah enggak bisa lagi kan. Harapannya biar lebih baik lagi aja, biar bisa toko ramai lagi, biar yang kerja kulikan buat mensejahterakan keluarga," kata Hendra.
Hendra yang menjadi tulang punggung untuk istri dan tiga anaknya itu mengaku, saat sedang ramai dirinya bisa memanggul 10 sampai 12 barang belanjaan pengunjung Tanah Abang, dengan uang yang didapat selama sehari mencapai Rp150.000-200.000. Sekarang, bisa dapat uang untuk makan saja, Hendra sudah bersyukur. "Kalau lagi sepi paling Rp50.000, hari ini baru Rp30.000," ungkap Hendra.
Kuli panggul lainnya, Aspari (37) juga sependapat dengan Hendra. Dia mengatakan jika Tanah Abang sudah tidak seindah dulu untuk pekerja serabutan seperti dirinya. Aspari hanya bisa mengelus dada apa bila seharian tak ada seorang pun yang membutuhkan jasanya. "Penghasilan enggak tentu kalau lagi sepi, kadang dapet kadang engga, Sekarang dapet buat makan aja alhamdulillah," ucap Aspiri.
Akibatnya, transaksi jual beli di pusat grosir terbesar di Jakarta itu semakin berkurang. Sepinya Pasar Tanah Abang tidak hanya dirasakan para pedagang tetapi juga para kuli panggul yang membantu pembeli membawa barang belanjaannya.
Saat ditemui di lokasi, salah satu kuli panggul di Tanah Abang, Hendra (42) mengakui sejak Idul Fitri 2023 pada April lalu, Pasar Tanah Abang mulai sepi pengunjung. Akibatnya penghasilan para kuli panggul di pasar menjadi berkurang.
"Pasar lagi sepi, sementara anak butuh susu, butuh makan. Ya mau gimana, bingung," tutur Hendra saat ditemui di depan Pusat Grosir Metro Tanah Abang (PGMTA), Sabtu (16/9/2023).
Baca Juga
Sambil duduk santai di atas tumpukan barang dagangan, Hendra pasrah dengan keadaanya yang hanya bisa bekerja sebagai seorang kuli panggul. Doanya hanya satu, agar Pasar Tanah Abang bisa ramai seperti dulu lagi. "Mau enggak mau kita diam, ngelamar udah, udah enggak bisa lagi kan. Harapannya biar lebih baik lagi aja, biar bisa toko ramai lagi, biar yang kerja kulikan buat mensejahterakan keluarga," kata Hendra.
Hendra yang menjadi tulang punggung untuk istri dan tiga anaknya itu mengaku, saat sedang ramai dirinya bisa memanggul 10 sampai 12 barang belanjaan pengunjung Tanah Abang, dengan uang yang didapat selama sehari mencapai Rp150.000-200.000. Sekarang, bisa dapat uang untuk makan saja, Hendra sudah bersyukur. "Kalau lagi sepi paling Rp50.000, hari ini baru Rp30.000," ungkap Hendra.
Kuli panggul lainnya, Aspari (37) juga sependapat dengan Hendra. Dia mengatakan jika Tanah Abang sudah tidak seindah dulu untuk pekerja serabutan seperti dirinya. Aspari hanya bisa mengelus dada apa bila seharian tak ada seorang pun yang membutuhkan jasanya. "Penghasilan enggak tentu kalau lagi sepi, kadang dapet kadang engga, Sekarang dapet buat makan aja alhamdulillah," ucap Aspiri.
(cip)