Kronologi Puluhan Pasien Rehab Narkoba di Tangsel Ngamuk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Puluhan pasien di tempat rehabilitasi narkoba , Jalan Ir H Juanda, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), mengamuk pada Sabtu dini hari, 2 September 2023. Mereka mengikat seorang pegawai, merusak fasilitas serta memersenjatai diri dengan potongan besi tajam dan kaca untuk kabur.
Berdasarkan keterangan pengelola yayasan, kejadian bermula sekitar pukul 01.00 WIB ketika seorang pegawai mengecek kondisi para pasien di kamar. Di lantai 3, pegawai itu menghampiri sebuah kamar untuk mengambil dokumentasi. Di depan kamar terdapat pula beberapa pasien dalam posisi tertidur di atas lantai.
"Waktu mau ambil foto buat laporan, tiba-tiba dari arah belakang muncul beberapa pasien lain terus langsung memiting leher pegawai kita, diancam, lehernya diteken pakai potongan besi," kata Kordinator Program tempat rehabilitasi di lokasi, Dwi Mecca Arista, Minggu (3/9/23).
Aksi para pasien itu terekam Close Circuid Television (CCTV). Terlihat dalam video, sejumlah pasien pria yang berpura-pura tidur di depan kamar langsung membuka selimut dan memiting pegawai jaga dari arah belakang. Sebuah potongan besi nampak diarahkan ke bagian leher pegawai.
Pegawai itu lantas diikat menggunakan tali sepatu di sebuah ruangan lantai 3. Selanjutnya para pasien mengambil kunci kamar dan bergegas membuka semua kamar. Kegaduhan sempat terdengar, sehingga menyebabkan pegawai lain di lantai berbeda ikut terbangun.
"Waktu ada suara gaduh di atas, saya bangun kan, terus saya lihat udah ramai pasien keluar kamar. Saya dan pegawai lain langsung turun keluar (gedung) minta tolong ke sekuriti bank di sebelah, kita kordinasi juga ke lingkungan. Pintu dalam kondisi kita kunci biar mereka nggak bisa keluar," katanya.
Sekira 20 pasien rehab narkoba itu awalnya mencoba kabur melalui lantai 4 gedung. Namun hanya 3 pasien yang nekat meloncat ke atap bangunan lain. Sedang sisanya, memilih turun ke lantai 1 dan mengambil gerinda untuk membongkar akses masuk yang terkunci.
"Yang loncat kabur dari lantai 4 ada tiga pasien, yang lain turun mau jebol pintu di lantai 1. Mereka bongkar-bongkar kunci nggak bisa," katanya.
Dari penelusuran di dalam gedung terlihat sejumlah fasilitas dalam kondisi rusak, lemari penyimpanan uang, pintu, teralis besi, dinding kaca, CCTV, komputer, hingga sepeda motor. Para pasien sengaja mematahkan besi teralis dan dinding kaca untuk dijadikan sebagai senjata.
"Total kita di semua ruangan ada CCTV, semuanya dirusak. Kaca-kaca dipecahin buat dijadiin senjata. Komputer kita juga disiram air, mungkin tujuannya biar file data kehapus. Jadi ini memang seperti sudah direncanakan matang," katanya.
Berdasarkan keterangan pengelola yayasan, kejadian bermula sekitar pukul 01.00 WIB ketika seorang pegawai mengecek kondisi para pasien di kamar. Di lantai 3, pegawai itu menghampiri sebuah kamar untuk mengambil dokumentasi. Di depan kamar terdapat pula beberapa pasien dalam posisi tertidur di atas lantai.
"Waktu mau ambil foto buat laporan, tiba-tiba dari arah belakang muncul beberapa pasien lain terus langsung memiting leher pegawai kita, diancam, lehernya diteken pakai potongan besi," kata Kordinator Program tempat rehabilitasi di lokasi, Dwi Mecca Arista, Minggu (3/9/23).
Aksi para pasien itu terekam Close Circuid Television (CCTV). Terlihat dalam video, sejumlah pasien pria yang berpura-pura tidur di depan kamar langsung membuka selimut dan memiting pegawai jaga dari arah belakang. Sebuah potongan besi nampak diarahkan ke bagian leher pegawai.
Pegawai itu lantas diikat menggunakan tali sepatu di sebuah ruangan lantai 3. Selanjutnya para pasien mengambil kunci kamar dan bergegas membuka semua kamar. Kegaduhan sempat terdengar, sehingga menyebabkan pegawai lain di lantai berbeda ikut terbangun.
"Waktu ada suara gaduh di atas, saya bangun kan, terus saya lihat udah ramai pasien keluar kamar. Saya dan pegawai lain langsung turun keluar (gedung) minta tolong ke sekuriti bank di sebelah, kita kordinasi juga ke lingkungan. Pintu dalam kondisi kita kunci biar mereka nggak bisa keluar," katanya.
Sekira 20 pasien rehab narkoba itu awalnya mencoba kabur melalui lantai 4 gedung. Namun hanya 3 pasien yang nekat meloncat ke atap bangunan lain. Sedang sisanya, memilih turun ke lantai 1 dan mengambil gerinda untuk membongkar akses masuk yang terkunci.
"Yang loncat kabur dari lantai 4 ada tiga pasien, yang lain turun mau jebol pintu di lantai 1. Mereka bongkar-bongkar kunci nggak bisa," katanya.
Dari penelusuran di dalam gedung terlihat sejumlah fasilitas dalam kondisi rusak, lemari penyimpanan uang, pintu, teralis besi, dinding kaca, CCTV, komputer, hingga sepeda motor. Para pasien sengaja mematahkan besi teralis dan dinding kaca untuk dijadikan sebagai senjata.
"Total kita di semua ruangan ada CCTV, semuanya dirusak. Kaca-kaca dipecahin buat dijadiin senjata. Komputer kita juga disiram air, mungkin tujuannya biar file data kehapus. Jadi ini memang seperti sudah direncanakan matang," katanya.
(abd)