Cegah Perubahan Iklim, 50.000 Bibit Mangrove Ditanam di Pakuhaji Tangerang
loading...
A
A
A
TANGERANG - Upaya pencegahan perubahan iklim dan pelestarian lingkungan terus dilakukan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Salah satunya Tripatra yang menanam 50.000 bibit pohon Mangrove dan Terestrial di Kawasan Mangrove Kramat, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, belum lama ini.
President Director & CEO PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) Raymond Naldi Rasfuldi mengatakan, penaman bibit pohon Mangrove ini merupakan rangkaian peringatan HUT Ke-50 Tripatra.
Pihaknya terus berkomitmen berkontribusi dalam memberikan dampak signifikan bagi lingkungan. "Kami menyadari bahwa upaya mengurangi dampak iklim bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi segenap masyarakat termasuk perusahaan. Ditambah lagi dengan kian meningkatnya polusi udara di Indonesia, khususnya di pulau Jawa," ujar Raymond.
Penanaman pohon dihadiri langsung jajaran direksi dan pimpinan Tripatra beserta Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Banten, Komunitas Tani Hutan Alam Lestari, dan pemerintah setempat.
Diketahui, Indonesia telah menyampaikan peningkatan ambisi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC).
Dalam dokumen itu, target penurunan emisi GRK Indonesia dengan kemampuan sendiri pada Updated NDC (UNDC) sebesar 29 persen meningkat menjadi 31,89 peren pada ENDC.
Sedangkan, target dengan dukungan internasional pada UNDC sebesar 41 persen meningkat ke 43,20 persen. Hal tersebut merupakan upaya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Untuk mencapai target tersebut, Indonesia masih menghadapi tantangan. Berdasarkan data real-time situs IQAir, sebagian besar wilayah di Indonesia masih memiliki indeks kualitas udara yang melebihi ambang batas WHO yakni 5 mikrogram per meter kubik dengan konsentrasi tertinggi terdapat di pulau Jawa dan Sumatera, terutama di Jabodetabek. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat polusi udara paling buruk di Asia Tenggara.
Guna menghadapi situasi genting ini, peran karbon biru untuk penyerapan dan penyimpanan karbon oleh ekosistem laut sangatlah penting, salah satunya memanfaatkan tanaman mangrove.
President Director & CEO PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) Raymond Naldi Rasfuldi mengatakan, penaman bibit pohon Mangrove ini merupakan rangkaian peringatan HUT Ke-50 Tripatra.
Pihaknya terus berkomitmen berkontribusi dalam memberikan dampak signifikan bagi lingkungan. "Kami menyadari bahwa upaya mengurangi dampak iklim bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi segenap masyarakat termasuk perusahaan. Ditambah lagi dengan kian meningkatnya polusi udara di Indonesia, khususnya di pulau Jawa," ujar Raymond.
Penanaman pohon dihadiri langsung jajaran direksi dan pimpinan Tripatra beserta Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Banten, Komunitas Tani Hutan Alam Lestari, dan pemerintah setempat.
Diketahui, Indonesia telah menyampaikan peningkatan ambisi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC).
Dalam dokumen itu, target penurunan emisi GRK Indonesia dengan kemampuan sendiri pada Updated NDC (UNDC) sebesar 29 persen meningkat menjadi 31,89 peren pada ENDC.
Sedangkan, target dengan dukungan internasional pada UNDC sebesar 41 persen meningkat ke 43,20 persen. Hal tersebut merupakan upaya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Untuk mencapai target tersebut, Indonesia masih menghadapi tantangan. Berdasarkan data real-time situs IQAir, sebagian besar wilayah di Indonesia masih memiliki indeks kualitas udara yang melebihi ambang batas WHO yakni 5 mikrogram per meter kubik dengan konsentrasi tertinggi terdapat di pulau Jawa dan Sumatera, terutama di Jabodetabek. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat polusi udara paling buruk di Asia Tenggara.
Guna menghadapi situasi genting ini, peran karbon biru untuk penyerapan dan penyimpanan karbon oleh ekosistem laut sangatlah penting, salah satunya memanfaatkan tanaman mangrove.