Tarif Siswa Titipan di Sekolah Favorit Tangsel, Rp500.000-Rp15 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Praktik percaloan dalam dunia pendidikan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) , Banten telah berlangsung cukup lama. Hingga saat ini belum bisa dihentikan.
Pengamat Pendidikan Universitas Multimedia Nusantara Doni Koesoema mengatakan, selama hukum tidak pernah ditegakkan, maka berbagai bentuk kecurangan akan terus terjadi. "Pemerintah harus tegas dalam hal ini karena ini merugikan hak hak pendidikan rakyat," kata Doni kepada SINDOnews di Ciputat, Tangsel, Rabu (29/7/2020).
Dijelaskan Doni, biaya percaloan siswa titipan di Kota Tangsel sangat tinggi. Mulai Rp500.000 hingga Rp1 juta untuk SD Negeri favorit dan Rp15 juta-Rp20 juta untuk SMA Negeri favorit.( )
"Kalau di SD modusnya titip bangku. Harganya untuk SD antara Rp500.000 sampai 1 juta, kalau mau masuk SD favorit. Di SMA bisa lebih mahal. Bisa Rp15 juta-Rp20 juta per bangku," ungkapnya.
Menurut Doni, Tangsel sudah terkenal dalam hal ini. Sebenarnya di daerah lain juga ada modus yang sama, tapi di Provinsi Banten, di Tangsel dan Kota Tangerang hal ini biasa. Apalagi, pelaku praktik percaloan dalam dunia pendidikan ini sangat sistematis. Semua pihak mendapat jatah, mulai dari komite, anggota dewan, wartawan, dan lainnya.
"Iya, memang banyak. Dibagi-bagi ke komite, anggota dewan, wartawan, dan lain-lain. Banyak. Ini sudah biasa. Makanya zaman Pak Muhadjir diterapkan sistem zonasi," katanya.( )
Namun sistem zonasi tidak berdaya menghadapi praktik gelap ini. Buktinya, Lurah Benda Baru Saidun tetap bisa menitip siswa ke sejumlah sekolah meski di SMAN 3 Tangsel ditolak. "Karena ini namanya pungli. Cuma ya, tahu sama tahu, dan tak ada bukti tertulis. Ini hebatnya praktik pungli di Indonesia. Kayak hantu, tak terlihat, tapi ada," katanya.
Pengamat Pendidikan Universitas Multimedia Nusantara Doni Koesoema mengatakan, selama hukum tidak pernah ditegakkan, maka berbagai bentuk kecurangan akan terus terjadi. "Pemerintah harus tegas dalam hal ini karena ini merugikan hak hak pendidikan rakyat," kata Doni kepada SINDOnews di Ciputat, Tangsel, Rabu (29/7/2020).
Dijelaskan Doni, biaya percaloan siswa titipan di Kota Tangsel sangat tinggi. Mulai Rp500.000 hingga Rp1 juta untuk SD Negeri favorit dan Rp15 juta-Rp20 juta untuk SMA Negeri favorit.( )
"Kalau di SD modusnya titip bangku. Harganya untuk SD antara Rp500.000 sampai 1 juta, kalau mau masuk SD favorit. Di SMA bisa lebih mahal. Bisa Rp15 juta-Rp20 juta per bangku," ungkapnya.
Menurut Doni, Tangsel sudah terkenal dalam hal ini. Sebenarnya di daerah lain juga ada modus yang sama, tapi di Provinsi Banten, di Tangsel dan Kota Tangerang hal ini biasa. Apalagi, pelaku praktik percaloan dalam dunia pendidikan ini sangat sistematis. Semua pihak mendapat jatah, mulai dari komite, anggota dewan, wartawan, dan lainnya.
"Iya, memang banyak. Dibagi-bagi ke komite, anggota dewan, wartawan, dan lain-lain. Banyak. Ini sudah biasa. Makanya zaman Pak Muhadjir diterapkan sistem zonasi," katanya.( )
Namun sistem zonasi tidak berdaya menghadapi praktik gelap ini. Buktinya, Lurah Benda Baru Saidun tetap bisa menitip siswa ke sejumlah sekolah meski di SMAN 3 Tangsel ditolak. "Karena ini namanya pungli. Cuma ya, tahu sama tahu, dan tak ada bukti tertulis. Ini hebatnya praktik pungli di Indonesia. Kayak hantu, tak terlihat, tapi ada," katanya.
(abd)