200 Petugas Gabungan Dikerahkan Bersihkan Lautan Sampah di Pesisir Mangrove Muara Angke

Rabu, 12 Juli 2023 - 21:35 WIB
loading...
200 Petugas Gabungan...
Sebanyak 200 petugas gabungan dikerahkan 200 untuk membersihkan tumpukan sampah di kawasan pesisir mangrove, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (12/7/2023). Foto: SINDOnews/Yohannes Tobing
A A A
JAKARTA - Sebanyak 200 petugas gabungan dikerahkan 200 untuk membersihkan tumpukan sampah di kawasan pesisir mangrove, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (12/7/2023). Operasi pembersihan akan dilakukan selama tiga hari ke depan.

Kasatlak Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Jakarta Utara Chusaerie mengatakan, dalam operasi pembersihan ini pihaknya membekali petugas dengan keranjang dan karung. Operasi ini juga dibantu alat berat eskavator amphibi.

"Hari ini sampah di sepanjang kawasan mangrove mulai dibersihkan. Jadi dari mulai ujung kali Muara Kaliadem sampai Eco Marine Muara Angke, kalau panjangnya 22-23 km mungkin ya sampai ke pesisir pantainya," ujar Chusaerie ditemui di lokasi, Rabu (12/7/2023).



Menurut Chusaerie, dengan kekuatan 200 personel hari ini telah berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 50 meter kubik. Semuanya sudah dibawa ke darat melalui perahu atau kapal sampah yang diambil estafet maupun secara manual.

"Masih ada sisa, makanya kegiatan ini Insy Allah dilakukan tiga hari ke depan, masih kita lanjutkan. Mayoritas sampah plastik yang paling banyak 60%, bahkan masuk 80% berbagai macam plastik," ucapnya.

Sampah Bersumber dari Akumulasi Muara Sungai

Peneliti Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional Reza Cordova mengatakan, penumpukan sampah di sepanjang pesisir mangrove Muara Angge itu berasal dari aliran kali di sekitar Jakarta Utara.

"Disebabkan adanya akumulasi yang berasal dari muara sungai yang ada di wilayah Muara Angke, seperti Kali Adem, Pluit, sampai Kali Marunda," kata Reza.



Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pihaknya, wilayah Jakarta menghasilkan kurang lebih 1 ton per hari sampah pelastik yang masuk ke Teluk Jakarta.



Namun, jumlah tersebut relatif lebih sedikit dibandingkan sungai-sungai yang ada di daerah penyangga. "Seperti sungai di Bekasi, sungai di Tanggerang, itu 7-10 kali lipat lebih tinggi sampah plastiknya," ungkap Reza.

"Tetapi kabar buruknya, Muara Angke merupakan wilayah mangrove yang bisa dibilang kawasan terakhir yang ada di Jakarta Utara. Dia menjadi tempat akumulasi dari sampah ini terjadi," sambungnya.

Jika kondisi ini didiamkan, kata dia, sampah tidak hanya berbahaya bagi ekosistem hutan mangrove tetapi juga ekosistem yang ada di sekitarnya.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2181 seconds (0.1#10.140)