Fakta Kios Kosong di Blok G Pasar Tanah Abang Ditengarai Tempat Nyabu dan Minum Miras

Sabtu, 08 Juli 2023 - 15:45 WIB
loading...
Fakta Kios Kosong di Blok G Pasar Tanah Abang Ditengarai Tempat Nyabu dan Minum Miras
Seribuan kios di Lantai 2 dan 3 Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat ini terbengkalai. Kondisi ini ditengarai dimanfaatkan oleh preman untuk tempat nyabu dan minum miras. Foto: MPI/Bachtiar Rojab
A A A
JAKARTA - Seribuan kios di Lantai 2 dan 3 Blok G Pasar Tanah Abang , Jakarta Pusat, saat ini terbengkalai. Kondisi ini ditengarai dimanfaatkan oleh preman untuk tempat nyabu dan minum minuman keras (miras).

Manajer Unit Pasar Tanah Abang Blok A, F, dan G, Yamin Pane, angkat bicara terkait fakta kondisi seribuan kios yang terbengkalai itu. Menurut dia, kondisi kios yang banyak kosong di Lantai 2 dan 3 sudah terjadi sejak tahun 2008.

"Dari tahun 2008 kalau enggak salah (kosongnya). Tapi secara konstruksinya masih layak dipakai," ujar Yamin saat dikonfirmasi, Sabtu (8/7/2023).

Ia menjelaskan, di Blok G terdapat total 2.200 kios. Dari 2.200 tempat usaha itu, yang aktif saat ini hanya sekitar 330 kios atau sekitar 25 persen.


Yamin menuturkan, peremajaan kios tersebut selama ini terkendala banyak hal. Di antaranya banyak pedagang yang tidak bisa menebus biaya sewa lapak.

"Pada saat periode Pak Ahok (Gubernur Basuki Tjahaja Purnama), kan Lantai 2 dan 3 itu diperuntukkan bagi pedagang di jalanan untuk urai kemacetan di sekitar kawasan Tanah Abang. Namun seiring berjalan waktu, pedagang kami, karena memang mobilitas pengunjung kurang ke atas (Lantai 2 dan 3), jadinya turun lagi ke bawah," jelasnya.

Dengan kondisi saat ini, lanjut dia, hasil dari survei Bank DKI, jika dilakukan peremajaan, para pedagang dikhawatirkan tidak mampu membayar. Sebab kondisi pengunjung yang sepi.

Fakta Kios Kosong di Blok G Pasar Tanah Abang Ditengarai Tempat Nyabu dan Minum Miras


Menurut Yamin, alasan kios tersebut ditinggalkan pedagang karena hak pakainya sudah habis sesuai ketentuan. Jika mau dilanjutkan, perlu pembenahan. Namun dalam pekerjaan bisnis, kata Yamin, pedagang harus menebus uang sewa yang jumlahnya tidak sedikit.

"Yang tempati kan banyak awalnya PKL. Jadi kalau hitungan bisnis, kalau kami coba (komparasi) base pemakaian Blok F, G, A, dan B yang satu kawasan sama Blok G, di sana itu dana bangunannya kurang lebih Rp90 juta per meter, bahkan lebih," ungkapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)