Fakta Kios Kosong di Blok G Pasar Tanah Abang Ditengarai Tempat Nyabu dan Minum Miras
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seribuan kios di Lantai 2 dan 3 Blok G Pasar Tanah Abang , Jakarta Pusat, saat ini terbengkalai. Kondisi ini ditengarai dimanfaatkan oleh preman untuk tempat nyabu dan minum minuman keras (miras).
Manajer Unit Pasar Tanah Abang Blok A, F, dan G, Yamin Pane, angkat bicara terkait fakta kondisi seribuan kios yang terbengkalai itu. Menurut dia, kondisi kios yang banyak kosong di Lantai 2 dan 3 sudah terjadi sejak tahun 2008.
"Dari tahun 2008 kalau enggak salah (kosongnya). Tapi secara konstruksinya masih layak dipakai," ujar Yamin saat dikonfirmasi, Sabtu (8/7/2023).
Ia menjelaskan, di Blok G terdapat total 2.200 kios. Dari 2.200 tempat usaha itu, yang aktif saat ini hanya sekitar 330 kios atau sekitar 25 persen.
Yamin menuturkan, peremajaan kios tersebut selama ini terkendala banyak hal. Di antaranya banyak pedagang yang tidak bisa menebus biaya sewa lapak.
"Pada saat periode Pak Ahok (Gubernur Basuki Tjahaja Purnama), kan Lantai 2 dan 3 itu diperuntukkan bagi pedagang di jalanan untuk urai kemacetan di sekitar kawasan Tanah Abang. Namun seiring berjalan waktu, pedagang kami, karena memang mobilitas pengunjung kurang ke atas (Lantai 2 dan 3), jadinya turun lagi ke bawah," jelasnya.
Dengan kondisi saat ini, lanjut dia, hasil dari survei Bank DKI, jika dilakukan peremajaan, para pedagang dikhawatirkan tidak mampu membayar. Sebab kondisi pengunjung yang sepi.
Menurut Yamin, alasan kios tersebut ditinggalkan pedagang karena hak pakainya sudah habis sesuai ketentuan. Jika mau dilanjutkan, perlu pembenahan. Namun dalam pekerjaan bisnis, kata Yamin, pedagang harus menebus uang sewa yang jumlahnya tidak sedikit.
"Yang tempati kan banyak awalnya PKL. Jadi kalau hitungan bisnis, kalau kami coba (komparasi) base pemakaian Blok F, G, A, dan B yang satu kawasan sama Blok G, di sana itu dana bangunannya kurang lebih Rp90 juta per meter, bahkan lebih," ungkapnya.
"Jadi kalau dilihat dari status teman-teman pedagang di sini untuk harga segitu per meter, terakhir ke sini melakukan survei dari Bank DKI, dikhawatirkan pedagang enggak mampu tebus," bebernya.
Kata Yamin, pihaknya sudah merencanakan peremajaan kawasan Blok G Pasar Tanah Abang agar bisa segera aktif kembali. "Memang secara hak pemakaiannya sudah berakhir, dan pas hari ini memang planningnya (rencananya) untuk diremajakan, dibangun," tandasnya.
Diketahui, salah satu pedagang Pasar Tanah Abang Blok G berinisial DT menyebutkan, Lantai 2 dan 3 saat ini banyak beralih fungsi dan dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk tempat minum miras dan konsumsi sabu.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengatakan pihaknya sudah mengecek lokasi dimaksud, tetapi tidak menemukan adanya orang-orang minum miras maupun nyabu di tempat tersebut.
“Sudah kita turunkan tim, enggak menemukan. Sudah 2 hari berturut-turut kita turun ke sana, tidak temukan apa-apa,” katanya, Jumat (7/7/2023).
Meski demikian, kata Komarudin, pihaknya akan melibatkan pengelola untuk mengawasi tempat-tempat di Pasar Tanah Abang agar tidak disalahgunakan.
Manajer Unit Pasar Tanah Abang Blok A, F, dan G, Yamin Pane, angkat bicara terkait fakta kondisi seribuan kios yang terbengkalai itu. Menurut dia, kondisi kios yang banyak kosong di Lantai 2 dan 3 sudah terjadi sejak tahun 2008.
"Dari tahun 2008 kalau enggak salah (kosongnya). Tapi secara konstruksinya masih layak dipakai," ujar Yamin saat dikonfirmasi, Sabtu (8/7/2023).
Ia menjelaskan, di Blok G terdapat total 2.200 kios. Dari 2.200 tempat usaha itu, yang aktif saat ini hanya sekitar 330 kios atau sekitar 25 persen.
Yamin menuturkan, peremajaan kios tersebut selama ini terkendala banyak hal. Di antaranya banyak pedagang yang tidak bisa menebus biaya sewa lapak.
"Pada saat periode Pak Ahok (Gubernur Basuki Tjahaja Purnama), kan Lantai 2 dan 3 itu diperuntukkan bagi pedagang di jalanan untuk urai kemacetan di sekitar kawasan Tanah Abang. Namun seiring berjalan waktu, pedagang kami, karena memang mobilitas pengunjung kurang ke atas (Lantai 2 dan 3), jadinya turun lagi ke bawah," jelasnya.
Dengan kondisi saat ini, lanjut dia, hasil dari survei Bank DKI, jika dilakukan peremajaan, para pedagang dikhawatirkan tidak mampu membayar. Sebab kondisi pengunjung yang sepi.
Menurut Yamin, alasan kios tersebut ditinggalkan pedagang karena hak pakainya sudah habis sesuai ketentuan. Jika mau dilanjutkan, perlu pembenahan. Namun dalam pekerjaan bisnis, kata Yamin, pedagang harus menebus uang sewa yang jumlahnya tidak sedikit.
"Yang tempati kan banyak awalnya PKL. Jadi kalau hitungan bisnis, kalau kami coba (komparasi) base pemakaian Blok F, G, A, dan B yang satu kawasan sama Blok G, di sana itu dana bangunannya kurang lebih Rp90 juta per meter, bahkan lebih," ungkapnya.
"Jadi kalau dilihat dari status teman-teman pedagang di sini untuk harga segitu per meter, terakhir ke sini melakukan survei dari Bank DKI, dikhawatirkan pedagang enggak mampu tebus," bebernya.
Kata Yamin, pihaknya sudah merencanakan peremajaan kawasan Blok G Pasar Tanah Abang agar bisa segera aktif kembali. "Memang secara hak pemakaiannya sudah berakhir, dan pas hari ini memang planningnya (rencananya) untuk diremajakan, dibangun," tandasnya.
Diketahui, salah satu pedagang Pasar Tanah Abang Blok G berinisial DT menyebutkan, Lantai 2 dan 3 saat ini banyak beralih fungsi dan dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk tempat minum miras dan konsumsi sabu.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengatakan pihaknya sudah mengecek lokasi dimaksud, tetapi tidak menemukan adanya orang-orang minum miras maupun nyabu di tempat tersebut.
“Sudah kita turunkan tim, enggak menemukan. Sudah 2 hari berturut-turut kita turun ke sana, tidak temukan apa-apa,” katanya, Jumat (7/7/2023).
Meski demikian, kata Komarudin, pihaknya akan melibatkan pengelola untuk mengawasi tempat-tempat di Pasar Tanah Abang agar tidak disalahgunakan.
(thm)