Selain Belum Layak Standar FIFA, JIS Menyisakan Persoalan di Kampung Bayam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polemik renovasi Jakarta International Stadium (JIS) terus mengemuka ke hadapan publik. Selain belum standar FIFA, JIS menyisakan persoalan bagi warga Kampung Bayam dan Kampung Bambu, Jakarta Utara.
“Pembangunan JIS menggusur rumah rakyat di Kampung Bayam dan Kampung Bambu. Sampai hari ini mereka masih mencari keadilan,” ujar Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna Putra Aldino, Jumat (7/7/2023).
Nasib warga masih terkatung-katung untuk memperoleh tempat tinggal. Mereka dulu dijanjikan bakal direlokasi ke Kampung Susun Bayam oleh Pemprov DKI Jakarta.
Janji itu disampaikan sejak peresmian Kampung Susun Bayam oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Oktober 2022 lalu. Namun, hingga kini tak kunjung terealisasi.
Arjuna meminta stakeholder tidak hanya membahas kemegahan JIS dan kebutuhan membangun stadion sepak bola bertaraf internasional, namun juga memikirkan nasib rakyat yang digusur hanya demi kecantikan, keindahan, dan kemegahan JIS.
Mereka yang digusur juga warga negara yang berhak mendapatkan keadilan dan haknya, bukan hanya pecinta bola.
Warga Kampung Bayam dan Kampung Bambu telah melayangkan banding administratif kepada Pemprov DKI dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Kampung Susun Bayam sampai saat ini belum terbuka untuk warga yang rumahnya digusur.
“Jadi, mana janji relokasi? Bahkan, harga sewa Kampung Susun Bayam juga sangat mahal, tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi warga korban penggusuran yang hanya pekerja harian dan serabutan,” ungkap Arjuna
Maka itu, dia meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perhatian atau ikut turun tangan menentukan nasib warga Kampung Bayam dan Kampung Bambu.
Presiden bisa memerintahkan Pemprov DKI agar warga Kampung Bayam dapat menghuni Kampung Susun Bayam dengan harga terjangkau. Hal ini sebagai bentuk pemulihan hak bagi warga Kampung Bayam yang mengalami penggusuran akibat proyek pembangunan JIS.
“Pembangunan JIS menggusur rumah rakyat di Kampung Bayam dan Kampung Bambu. Sampai hari ini mereka masih mencari keadilan,” ujar Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna Putra Aldino, Jumat (7/7/2023).
Nasib warga masih terkatung-katung untuk memperoleh tempat tinggal. Mereka dulu dijanjikan bakal direlokasi ke Kampung Susun Bayam oleh Pemprov DKI Jakarta.
Janji itu disampaikan sejak peresmian Kampung Susun Bayam oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Oktober 2022 lalu. Namun, hingga kini tak kunjung terealisasi.
Arjuna meminta stakeholder tidak hanya membahas kemegahan JIS dan kebutuhan membangun stadion sepak bola bertaraf internasional, namun juga memikirkan nasib rakyat yang digusur hanya demi kecantikan, keindahan, dan kemegahan JIS.
Mereka yang digusur juga warga negara yang berhak mendapatkan keadilan dan haknya, bukan hanya pecinta bola.
Warga Kampung Bayam dan Kampung Bambu telah melayangkan banding administratif kepada Pemprov DKI dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Kampung Susun Bayam sampai saat ini belum terbuka untuk warga yang rumahnya digusur.
“Jadi, mana janji relokasi? Bahkan, harga sewa Kampung Susun Bayam juga sangat mahal, tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi warga korban penggusuran yang hanya pekerja harian dan serabutan,” ungkap Arjuna
Maka itu, dia meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perhatian atau ikut turun tangan menentukan nasib warga Kampung Bayam dan Kampung Bambu.
Presiden bisa memerintahkan Pemprov DKI agar warga Kampung Bayam dapat menghuni Kampung Susun Bayam dengan harga terjangkau. Hal ini sebagai bentuk pemulihan hak bagi warga Kampung Bayam yang mengalami penggusuran akibat proyek pembangunan JIS.
(jon)