Siswi di Tangsel Dihamili Guru hingga Mengandung 6 Bulan, Keluarga Lapor Polisi
loading...
A
A
A
Usai perkenalan itu, GM mulai melakukan pendekatan hingga pada akhirnya guru bejat tersebut mengajak korban ke suatu apartemen. Di sana GM memerdayai RW dengan mengajaknya berhubungan badan.
"Dia ngakunya masih bujangan segala macem. Saya percaya aja karena merasa dia kan teman dekat dari guru saya di sekolah, nggak mungkin macam-macam. Nggak tahunya dibawa ke apartemen," tuturnya.
Tak lama kemudian, korban mulai mengalami gejala muntah-muntah dan pusing. Karena penasaran, dia mencoba tes kehamilan dan hasilnya positif. Perasaan cemas dan takut campur aduk, hingga membuatnya berupaya menutupi kehamilan itu.
"Awalnya saya sering muntah-muntah, saya takut, terus saya coba pakai test pack dan hasilnya positif," katanya.
Sejak meyakini dirinya hamil, korban berupaya menghubungi GM. Namun bukannya bertanggung jawab, GM justru memberikan korban uang sebesar Rp3 juta untuk biaya aborsi. Setelah itu, GM memblokir akses kontak telepon maupun media sosial korban.
"Habis itu semua kontak saya diblokir semua. Dia waktu itu maksa saya untuk gugurin kandungan, dia ngasih uang Rp3 juta," jelasnya.
Karena kondisi fisiknya melemah, korban mengaku beberapa kali sempat tak masuk sekolah. Dia pun bingung jika harus menjelaskan kondisi yang dialami ke wali kelas atau guru di sekolah.
"Saya takut nanti malah jadi ramai di sekolah, malu juga kalau cerita-cerita," ungkap dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah tempat korban belajar, R mengaku baru mengetahui kasus yang menimpa anak didiknya itu. Dia pun akan segera mengunjungi pihak keluarga RW lebih dulu untuk mencari solusi terbaik.
"Dia ngakunya masih bujangan segala macem. Saya percaya aja karena merasa dia kan teman dekat dari guru saya di sekolah, nggak mungkin macam-macam. Nggak tahunya dibawa ke apartemen," tuturnya.
Tak lama kemudian, korban mulai mengalami gejala muntah-muntah dan pusing. Karena penasaran, dia mencoba tes kehamilan dan hasilnya positif. Perasaan cemas dan takut campur aduk, hingga membuatnya berupaya menutupi kehamilan itu.
"Awalnya saya sering muntah-muntah, saya takut, terus saya coba pakai test pack dan hasilnya positif," katanya.
Sejak meyakini dirinya hamil, korban berupaya menghubungi GM. Namun bukannya bertanggung jawab, GM justru memberikan korban uang sebesar Rp3 juta untuk biaya aborsi. Setelah itu, GM memblokir akses kontak telepon maupun media sosial korban.
"Habis itu semua kontak saya diblokir semua. Dia waktu itu maksa saya untuk gugurin kandungan, dia ngasih uang Rp3 juta," jelasnya.
Karena kondisi fisiknya melemah, korban mengaku beberapa kali sempat tak masuk sekolah. Dia pun bingung jika harus menjelaskan kondisi yang dialami ke wali kelas atau guru di sekolah.
"Saya takut nanti malah jadi ramai di sekolah, malu juga kalau cerita-cerita," ungkap dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah tempat korban belajar, R mengaku baru mengetahui kasus yang menimpa anak didiknya itu. Dia pun akan segera mengunjungi pihak keluarga RW lebih dulu untuk mencari solusi terbaik.