Running Text Plt Wali Kota Bekasi Bobrok, Pengamat: Kekecewaan Masyarakat dan Janji Politik Belum Terpenuhi
loading...
A
A
A
BEKASI - Pengamat Sosial sekaligus Dosen Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi Hamluddin menilai peretasan running text menjadi tulisan ‘Plt Wali Kota Bekasi Bobrok!’ merupakan bentuk kekecewaan masyarakat. Itu terjadi karena janji-janji politik yang belum terpenuhi.
“Apa janji politik itu? Kita bisa lihat dari tagline Kota Bekasi, ‘Bekasi Creative, Cerdas, Maju, Sejahtera, dan Ihsan’. Nah, ini 5 unsur yang cukup berat untuk direalisasikan,” ujarnya, Jumat (2/6/2023).
Masalah-masalah itu di antaranya termasuk ditangkapnya mantan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi atas dugaan korupsi. Kursi kepemimpinan yang kemudian dipegang Tri Adhianto tidak dirasa puas oleh masyarakat.
“Dilanjutkan Plt rupanya mungkin ada kesulitan menerjemahkan isi itu sebagai bentuk kinerja layanan masyarakat sehingga masyarakat merasa tidak puas,” ungkapnya.
Belum lagi, keadaan-keadaan sosial di tengah masyarakat dari pendidikan, kebutuhan dasar, dan pengelolaan sampah juga masih menjadi masalah utama.
“Mungkin itu ekspresi masyarakat yang tentunya memiliki kekecewaan dengan beberapa catatan tadi,” ucapnya.
Pemilihan Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi merupakan momentum untuk mendapatkan perhatian langsung dari Tri Adhianto untuk mendengarkan kritik tersebut. Dia menduga pelaku peretasan juga sudah memikirkan dengan baik dipilihnya tempat Asrama Haji.
“Saya pikir yang melakukan itu mungkin adalah orang yang bisa membaca keadaan. Ketika dia taruh di mana maka dia akan mendapatkan perhatian,” kata Hamluddin.
“Apa janji politik itu? Kita bisa lihat dari tagline Kota Bekasi, ‘Bekasi Creative, Cerdas, Maju, Sejahtera, dan Ihsan’. Nah, ini 5 unsur yang cukup berat untuk direalisasikan,” ujarnya, Jumat (2/6/2023).
Masalah-masalah itu di antaranya termasuk ditangkapnya mantan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi atas dugaan korupsi. Kursi kepemimpinan yang kemudian dipegang Tri Adhianto tidak dirasa puas oleh masyarakat.
Baca Juga
“Dilanjutkan Plt rupanya mungkin ada kesulitan menerjemahkan isi itu sebagai bentuk kinerja layanan masyarakat sehingga masyarakat merasa tidak puas,” ungkapnya.
Belum lagi, keadaan-keadaan sosial di tengah masyarakat dari pendidikan, kebutuhan dasar, dan pengelolaan sampah juga masih menjadi masalah utama.
“Mungkin itu ekspresi masyarakat yang tentunya memiliki kekecewaan dengan beberapa catatan tadi,” ucapnya.
Pemilihan Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi merupakan momentum untuk mendapatkan perhatian langsung dari Tri Adhianto untuk mendengarkan kritik tersebut. Dia menduga pelaku peretasan juga sudah memikirkan dengan baik dipilihnya tempat Asrama Haji.
“Saya pikir yang melakukan itu mungkin adalah orang yang bisa membaca keadaan. Ketika dia taruh di mana maka dia akan mendapatkan perhatian,” kata Hamluddin.
(jon)