Nasib Malang Lansia Tukang Cuci Korban Selamat Bus Terjun ke Sungai di Guci, Tangan Cedera Kini Bingung Bertahan Hidup
loading...
A
A
A
Dia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan dan Jasa Raharja memang membantu biaya pengobatannya di rumah sakit. Namun tidak ada bantuan untuk biaya hidup sehari-hari dan ongkos pulang pergi berobat jalan.
"Kita berobat jalan tadi Rp300 ongkos naik mobil. Masa kita jalan kaki, buat kita berobat gimana? Emang dari Jasa Raharja ada bantuan?" keluhnya.
Ia bersyukur setangga dan sanak saudaranya masih peduli dengan kondisinya. Kendati demikian, dia merasa tidak enak hati bila harus terus-menerus meminta bantuan.
Terlebih, Sapuro tidak mengetahui pasti kapanbisa kembali beraktivitas seperti biasa. "Bingung saya ngerawatnya, kan sendiri ini ngontrak. Laki (suami) kan enggak ada," ucapnya.
Berdasarkan diagnosa medis, dia mengalami pergeseran di bagian pergelangan tangan dan lengan. Sehingga untuk beraktivitas masih membutuhkan bantuan orang, seperti makan dan lainnya.
Sapuro saat ini hanya bisa mengangkat dan sedikit menggerakkan jari-jarinya. Itu pun masih terasa sakit. "Pergelangan tangan geser ini. Saya dirawat cuma sehari, setelah itu rawat jalan. Sekarang masih terasa ini sesak nafas," keluhnya.
Sapuro menceritakan awal mula peristiwa memilukan itu terjadi. Awalnya dia sedang duduk di bangku bus. Tiba-tiba bus yang terparkir itu jalan. "Biasa aja turunnya, enggak lama bunyi 'grek'. Tapi kok lama-lama miring. Pada ucap Allahu Akbar," ungkapnya.
Tidak lama bus yang mereka tumpangi terperosok ke sungai. Sapura saat itu hanya bisa menahan sakit hingga akhirnya bantuan datang. "Langsung digotong, dibawa ke puskesmas. Kan orang sudah pada ramai," ucapnya.
Terkait penyebab, Sapuro mengaku bingung jika disebut ada anak kecil yang memainkan rem tangan bus. Sebab rombongan sama sekali tidak membawa anak kecil.
"Kita berobat jalan tadi Rp300 ongkos naik mobil. Masa kita jalan kaki, buat kita berobat gimana? Emang dari Jasa Raharja ada bantuan?" keluhnya.
Ia bersyukur setangga dan sanak saudaranya masih peduli dengan kondisinya. Kendati demikian, dia merasa tidak enak hati bila harus terus-menerus meminta bantuan.
Terlebih, Sapuro tidak mengetahui pasti kapanbisa kembali beraktivitas seperti biasa. "Bingung saya ngerawatnya, kan sendiri ini ngontrak. Laki (suami) kan enggak ada," ucapnya.
Berdasarkan diagnosa medis, dia mengalami pergeseran di bagian pergelangan tangan dan lengan. Sehingga untuk beraktivitas masih membutuhkan bantuan orang, seperti makan dan lainnya.
Sapuro saat ini hanya bisa mengangkat dan sedikit menggerakkan jari-jarinya. Itu pun masih terasa sakit. "Pergelangan tangan geser ini. Saya dirawat cuma sehari, setelah itu rawat jalan. Sekarang masih terasa ini sesak nafas," keluhnya.
Sapuro menceritakan awal mula peristiwa memilukan itu terjadi. Awalnya dia sedang duduk di bangku bus. Tiba-tiba bus yang terparkir itu jalan. "Biasa aja turunnya, enggak lama bunyi 'grek'. Tapi kok lama-lama miring. Pada ucap Allahu Akbar," ungkapnya.
Tidak lama bus yang mereka tumpangi terperosok ke sungai. Sapura saat itu hanya bisa menahan sakit hingga akhirnya bantuan datang. "Langsung digotong, dibawa ke puskesmas. Kan orang sudah pada ramai," ucapnya.
Terkait penyebab, Sapuro mengaku bingung jika disebut ada anak kecil yang memainkan rem tangan bus. Sebab rombongan sama sekali tidak membawa anak kecil.