Imlek dan Idulfitri Bikin Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia Perwakilan Jakarta menyatakan pertumbuhan ekonomi Jakarta mengalami peningkatan tiga bulan terakhir. Peningkatan konsumtif masyarakat saat Imlek dan Hari Raya Idulfitri menjadi penyebabnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan, bila merujuk dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta disebutkan bila ekonomi DKI memberikan sumbangsi terhadap nasional sebesar 16,92%.
“Selain itu, pada triwulan I tercatat pertumbuhan sebesar 4,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (4,85% yoy),” kata Arlyana dalam siaran persnya, Jumat (5/5/2023).
Arlyana menuturkan, naiknya pertumbuhan ekonomi Jakarta didorong oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat pascapencabutan PPKM dan berlangsungnya beberapa HBKN seperti Imlek dan Idulfitri.
Selain itu pada sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta terutama bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.
Sementara itu dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan terutama bersumber dari LU Informasi dan Komunikasi (Infokom), LU Perdagangan, serta LU Jasa Keuangan.
Sedangan konsumsi rumah tangga, kata Arlyana, pertumbuhan yang positif sebesar 4,18% (yoy), sehingga memberikan kontribusi sebesar 2,43 persen terhadap PDRB DKI Jakarta.
“Pertumbuhan yang positif tersebut tercermin dari peningkatan penjualan mobil serta peningkatan konsumsi terutama pada kelompok makanan dan minuman,” jelasnya.
Tentunya perkembangan tersebut didukung oleh penyerapan tenaga kerja yang meningkat khususnya pada sektor pekerja formal disertai dengan tingkat pengangguran yang menurun.
Sedangkan untuk kinerja ekspor pada triwulan I 2023 terlihat masih tumbuh tinggi sebesar 11,89% (yoy), sehingga memberikan andil sebesar 6,48%.
“Perkembangan tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspor jasa sejalan dengan meningkatnya kedatangan wisman serta berlangsungnya berbagai kegiatan MICE dan event internasional di tengah kinerja ekspor barang yang mengalami kontraksi,” jelasnya.
Terlepas dari itu, kinerja investasi dengan andil sebesar 0,50% juga tumbuh positif sebesar 1,32% (yoy) meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,23% (yoy). Kondisi tersebut terutama didukung oleh investasi bangunan sejalan dengan meningkatnya kinerja sektor konstruksi dan impor barang modal.
Lebih lanjut, konsumsi pemerintah yang pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi, pada triwulan I 2023 tumbuh positif sebesar 1,79% (yoy) sejalan dengan perbaikan realisasi dan postur belanja APBN.
“Dari sisi sektoral atau lapangan usaha, LU infokom tumbuh 7,65% (yoy) sehingga memberikan andil sebesar 1,02%, terutama didorong oleh tingginya produksi film dan pemanfaatan teknologi digital. LU Perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 0,90% juga tumbuh positif sebesar 5,70% (yoy) sejalan dengan masih solidnya permintaan domestik sehingga mendorong konsumsi,” tambahnya.
Adapun LU Jasa keuangan dengan andil 0,67% juga tumbuh meningkat menjadi 6,04% (yoy) didorong oleh kinerja jasa keuangan yang masih kuat terindikasi dari pertumbuhan kredit yang masih tumbuh relatif tinggi.
LU lainnya yang juga mencatatkan pertumbuhan yang tinggi yaitu LU Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh mencapai 17,43% (yoy) tercermin dari meningkatnya jumlah penumpang transportasi darat, laut dan udara serta meningkatnya volume ekspedisi.
Selain itu, LU jasa lainnya juga tumbuh tinggi mencapai 13,16% (yoy) terutama didorong oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisman dan pengunjung tempat rekreasi serta berlangsungnya event hiburan di DKI Jakarta. Tingginya aktivitas masyarakat juga mendorong kinerja LU Akmamin yang tumbuh sebesar 8,27% (yoy) sejalan dengan peningkatan pada aktivitas makan minum di restoran dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK).
Melihat data demikian, Arlyana memastikan akan terus memonitor berbagai perkembangan perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global.
Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong momentum akselerasi pemulihan ekonomi DKI Jakarta di berbagai sektor guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi dan lebih inklusif.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan, bila merujuk dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta disebutkan bila ekonomi DKI memberikan sumbangsi terhadap nasional sebesar 16,92%.
“Selain itu, pada triwulan I tercatat pertumbuhan sebesar 4,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (4,85% yoy),” kata Arlyana dalam siaran persnya, Jumat (5/5/2023).
Arlyana menuturkan, naiknya pertumbuhan ekonomi Jakarta didorong oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat pascapencabutan PPKM dan berlangsungnya beberapa HBKN seperti Imlek dan Idulfitri.
Selain itu pada sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta terutama bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.
Sementara itu dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan terutama bersumber dari LU Informasi dan Komunikasi (Infokom), LU Perdagangan, serta LU Jasa Keuangan.
Sedangan konsumsi rumah tangga, kata Arlyana, pertumbuhan yang positif sebesar 4,18% (yoy), sehingga memberikan kontribusi sebesar 2,43 persen terhadap PDRB DKI Jakarta.
“Pertumbuhan yang positif tersebut tercermin dari peningkatan penjualan mobil serta peningkatan konsumsi terutama pada kelompok makanan dan minuman,” jelasnya.
Tentunya perkembangan tersebut didukung oleh penyerapan tenaga kerja yang meningkat khususnya pada sektor pekerja formal disertai dengan tingkat pengangguran yang menurun.
Sedangkan untuk kinerja ekspor pada triwulan I 2023 terlihat masih tumbuh tinggi sebesar 11,89% (yoy), sehingga memberikan andil sebesar 6,48%.
Baca Juga
“Perkembangan tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspor jasa sejalan dengan meningkatnya kedatangan wisman serta berlangsungnya berbagai kegiatan MICE dan event internasional di tengah kinerja ekspor barang yang mengalami kontraksi,” jelasnya.
Terlepas dari itu, kinerja investasi dengan andil sebesar 0,50% juga tumbuh positif sebesar 1,32% (yoy) meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,23% (yoy). Kondisi tersebut terutama didukung oleh investasi bangunan sejalan dengan meningkatnya kinerja sektor konstruksi dan impor barang modal.
Lebih lanjut, konsumsi pemerintah yang pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi, pada triwulan I 2023 tumbuh positif sebesar 1,79% (yoy) sejalan dengan perbaikan realisasi dan postur belanja APBN.
“Dari sisi sektoral atau lapangan usaha, LU infokom tumbuh 7,65% (yoy) sehingga memberikan andil sebesar 1,02%, terutama didorong oleh tingginya produksi film dan pemanfaatan teknologi digital. LU Perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 0,90% juga tumbuh positif sebesar 5,70% (yoy) sejalan dengan masih solidnya permintaan domestik sehingga mendorong konsumsi,” tambahnya.
Adapun LU Jasa keuangan dengan andil 0,67% juga tumbuh meningkat menjadi 6,04% (yoy) didorong oleh kinerja jasa keuangan yang masih kuat terindikasi dari pertumbuhan kredit yang masih tumbuh relatif tinggi.
LU lainnya yang juga mencatatkan pertumbuhan yang tinggi yaitu LU Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh mencapai 17,43% (yoy) tercermin dari meningkatnya jumlah penumpang transportasi darat, laut dan udara serta meningkatnya volume ekspedisi.
Selain itu, LU jasa lainnya juga tumbuh tinggi mencapai 13,16% (yoy) terutama didorong oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisman dan pengunjung tempat rekreasi serta berlangsungnya event hiburan di DKI Jakarta. Tingginya aktivitas masyarakat juga mendorong kinerja LU Akmamin yang tumbuh sebesar 8,27% (yoy) sejalan dengan peningkatan pada aktivitas makan minum di restoran dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK).
Melihat data demikian, Arlyana memastikan akan terus memonitor berbagai perkembangan perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global.
Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong momentum akselerasi pemulihan ekonomi DKI Jakarta di berbagai sektor guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi dan lebih inklusif.
(hab)