Tersangka Penembakan Kantor MUI Sudah Ancam Lakukan Aksi Jahat sejak 2018
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tersangka penembakan Kantor Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Pusat, Mustopa (60), ternyata sudah berencana melakukan aksi jahat sejak tahun 2018. Sasarannya bukan hanya MUI, tetapi juga sejumlah pejabat negara.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, rencana jahat tersangka tersebut diketahui dari isi surat-surat ancaman yang ditulisnya.
Dalam surat tersebut Mustopa mengancam bakal menyerang pejabat negara dan petinggi MUI jika dirinya tidak diakui sebagai wakil nabi.
"Yang bersangkutan menyatakan, apabila tidak diakui (wakil nabi) maka akan melakukan tindakan kekerasan terhadap pejabat-pejabat negeri dan juga MUI dengan mencari senjata api," ujar Hengki, Rabu (3/5/2023).
Sebelumnya beredar surat ancaman dari Mustopa sebelum akhirnya melakukan penembakan. Surat tersebut sebanyak tiga kali yang dikirimkan ke Kantor MUI Pusat dan Kapolda Metro Jaya.
Surat tersebut berisi keluhan dan permohonan Mustopa kepada Kapolda Metro Jaya supaya dipertemukan dengan Ketua MUI. Hal ini untuk mengakui dirinya sebagai wakil nabi yang dapat mempersatukan umat.
Berikut isi lengkap surat dari Mustopa:
Bapak Ketua MUI saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah) dan Rasul mewakili Nabi supaya Bapak mau saya ajak mempersatukan ummatnya. Biar keinginan Tuhan terwujud dan Rasul/Nabi Muhammad Saw merasa melihat ummatnya bersatu seandainya nabi bisa menampakkan wujudnya nabi yang mengeluh dan memohon kepada Bapak, supaya bapak mau mempersatukan dua kita semua, bukan Saya!
Jadi kalau bapak menolak saya berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan ummatnya yaitu kita semua. Maka dari itu Bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul, Bapak kan tahu Rasul sangat sayang kepada Ummatnya bapak ketua.
Mengenai pernyataan saya selaku wakil nabi saya sudah empat kali diproses di lampung, saya tidak dikatakan mengada-ada/merekayasa atau bohong, lebih jelasnya Bapak Cek lagi menurut hukum Agama Qur'an dan Hadis, bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak.
Bapak ketua seandainya rasul datang kepada saya secara bertamu yaitu menampakkan wujudnya pasti saya tolak dak sanggup di 2003. Saya sadar saya adalah orang yang diutus kalau saya bisa menemui Rasul pasti saya kembalikan dan seandainya Tuhan mengutus wakil nabi bisa lebih dan satu saya tidak kerja nanti Tuhan mengutus lagi.
Sedangkan saya diancam oleh firman Tuhan yang katanya akan dipotong seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya jadi saya tidak punya pilihan selain kerja. Saya yakin, dunia pun tidak ada pilihan kalau tidak menerima saya tidak akan terjadi bersatu, leher saya bisa dipenggal kalau pendapat saya salah.
Jadi tolong pak jangan sembunyikan kemampuan saya, ummat sangat membutuhkannya Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya menghadap Bapak, saya ingin bicara secara langsung dan mendengar jawaban bapak secara langsung kalau bapak mengindahkan harapan saya berarti bapak mengindahkan harapan Rasul/Nabi Muhammad Saw.
Sekali lagi saya mohon kepada Bapak jangan kecewakan Rasul, mari kita persatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat ummatnya bersatu Sekian Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Diketahui, aksi penembakan di Kantor MUI Pusat terjadi pada Selasa (2/5/2023). Teror itu terjadi ketika pimpinan MUI menggelar pertemuan penting.
Saat ini, Polda Metro Jaya bersama Asosiasi Psikologi Forensik, Laboratorium Forensik, serta pihak lainnya sedang menganalisis catatan dan surat-surat milik Mustopa yang ditemukan di lokasi kejadian.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, rencana jahat tersangka tersebut diketahui dari isi surat-surat ancaman yang ditulisnya.
Dalam surat tersebut Mustopa mengancam bakal menyerang pejabat negara dan petinggi MUI jika dirinya tidak diakui sebagai wakil nabi.
"Yang bersangkutan menyatakan, apabila tidak diakui (wakil nabi) maka akan melakukan tindakan kekerasan terhadap pejabat-pejabat negeri dan juga MUI dengan mencari senjata api," ujar Hengki, Rabu (3/5/2023).
Sebelumnya beredar surat ancaman dari Mustopa sebelum akhirnya melakukan penembakan. Surat tersebut sebanyak tiga kali yang dikirimkan ke Kantor MUI Pusat dan Kapolda Metro Jaya.
Surat tersebut berisi keluhan dan permohonan Mustopa kepada Kapolda Metro Jaya supaya dipertemukan dengan Ketua MUI. Hal ini untuk mengakui dirinya sebagai wakil nabi yang dapat mempersatukan umat.
Berikut isi lengkap surat dari Mustopa:
Bapak Ketua MUI saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah) dan Rasul mewakili Nabi supaya Bapak mau saya ajak mempersatukan ummatnya. Biar keinginan Tuhan terwujud dan Rasul/Nabi Muhammad Saw merasa melihat ummatnya bersatu seandainya nabi bisa menampakkan wujudnya nabi yang mengeluh dan memohon kepada Bapak, supaya bapak mau mempersatukan dua kita semua, bukan Saya!
Jadi kalau bapak menolak saya berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan ummatnya yaitu kita semua. Maka dari itu Bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul, Bapak kan tahu Rasul sangat sayang kepada Ummatnya bapak ketua.
Mengenai pernyataan saya selaku wakil nabi saya sudah empat kali diproses di lampung, saya tidak dikatakan mengada-ada/merekayasa atau bohong, lebih jelasnya Bapak Cek lagi menurut hukum Agama Qur'an dan Hadis, bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak.
Bapak ketua seandainya rasul datang kepada saya secara bertamu yaitu menampakkan wujudnya pasti saya tolak dak sanggup di 2003. Saya sadar saya adalah orang yang diutus kalau saya bisa menemui Rasul pasti saya kembalikan dan seandainya Tuhan mengutus wakil nabi bisa lebih dan satu saya tidak kerja nanti Tuhan mengutus lagi.
Sedangkan saya diancam oleh firman Tuhan yang katanya akan dipotong seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya jadi saya tidak punya pilihan selain kerja. Saya yakin, dunia pun tidak ada pilihan kalau tidak menerima saya tidak akan terjadi bersatu, leher saya bisa dipenggal kalau pendapat saya salah.
Jadi tolong pak jangan sembunyikan kemampuan saya, ummat sangat membutuhkannya Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya menghadap Bapak, saya ingin bicara secara langsung dan mendengar jawaban bapak secara langsung kalau bapak mengindahkan harapan saya berarti bapak mengindahkan harapan Rasul/Nabi Muhammad Saw.
Sekali lagi saya mohon kepada Bapak jangan kecewakan Rasul, mari kita persatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat ummatnya bersatu Sekian Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Diketahui, aksi penembakan di Kantor MUI Pusat terjadi pada Selasa (2/5/2023). Teror itu terjadi ketika pimpinan MUI menggelar pertemuan penting.
Saat ini, Polda Metro Jaya bersama Asosiasi Psikologi Forensik, Laboratorium Forensik, serta pihak lainnya sedang menganalisis catatan dan surat-surat milik Mustopa yang ditemukan di lokasi kejadian.
(thm)