Sejarah Stasiun Gambir, Ikon Mudik Lebaran yang Selalu Ramai Sejak Zaman Hindia Belanda

Senin, 17 April 2023 - 00:05 WIB
loading...
Sejarah Stasiun Gambir, Ikon Mudik Lebaran yang Selalu Ramai Sejak Zaman Hindia Belanda
Stasiun Gambir, Jakarta Pusat merupakan salah satu stasiun tersibuk di Ibu Kota, apalagi saat mudik Lebaran. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Stasiun Gambir , Jakarta Pusat merupakan salah satu stasiun tersibuk di Ibu Kota, apalagi saat mudik Lebaran . Stasiun ini selalu dipadati pemudik dengan tujuan perjalanan jarak jauh.

Kesibukan Stasiun Gambir tidak hanya ketika musim mudik Lebaran, stasiun yang dibangun pada tahun 1869 itu ramai sejak zaman Hindia Belanda. Mengutip heritage.kai.id, sejarah Stasiun Gambir berawal dari Halte Koningsplein dan Stasiun Weltevreden.

Pada 1846, gagasan pembangunan jalur kereta api di Batavia (Jakarta) mencuat. Pembangunan Stasiun Gambir berawal dari usulan Gubernur Jenderal Hindia Belanda JJ Rochussen. Dia mengusulkan membangun jalur kereta api dari Jakarta menuju Bogor.
Baca juga: H-7 Lebaran, 13.700 Warga Tinggalkan Jabodetabek via Stasiun Gambir

Kemudian, tahun 1864 perusahaan kereta api swasta bernama Nederlandsch Indisch Spoorweg Maatschapij (NISM) mengantongi izin pembangunan. Pembukaan pembangunan jalur kereta api Jakarta-Bogor dimulai pada Oktober 1869. Proyek sepanjang 56 km ini dipimpin Ir JP Bordes.

Proyek pembangunan terbagi menjadi tiga bagian yakni Batavia-Weltevreden, Weltevreden-Meester Cornelis, serta Meester Cornelis-Bogor. Jalur yang menghubungkan Batavia menuju Weltevreden (wilayah Jakarta Pusat) sepanjang 6 km diresmikan NISM pada 15 September 1871.

Sebagai tempat pemberhentian di Weltevreden, NISM membangun Halte Koningsplein, bangunan kecil yang sederhana. Pada perkembangannya, NISM membangun perhentian baru di Weltevreden.

Stasiun Weltevreden beroperasi pada 4 Oktober 1884. Keberadaan Stasiun Weltevreden menggantikan peran Halte Koningsplein. Stasiun tersebut melayani perjalanan kereta jauh seperti Bandung dan Surabaya. Pada 1937, nama Stasiun Weltevreden diganti menjadi Stasiun Batavia Koningsplein.

Kini, Stasiun Batavia Koningsplein lebih dikenal dengan nama Stasiun Gambir. Penamaan Gambir tidak diketahui pasti, namun kiranya sekitar 1922.

Ketika itu, masyarakat menyebut Koningsplein dengan Lapangan Gambir. Konon, di lapangan tersebut tumbuh pohon Gambir. Pohon Gambir adalah pohon yang getahnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat gambir, salah satu bahan untuk menyirih.

Stasiun Gambir dibuka untuk umum bersamaan dengan peresmian jalur pada 6 Juni 1922. Stasiun Gambir diresmikan Presiden Soeharto yang sekaligus ditandai dengan dioperasikannya KRL.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3958 seconds (0.1#10.140)