Sejarah Bandit Legendaris Entong Tolo, Robin Hood dari Bekasi

Jum'at, 07 April 2023 - 09:22 WIB
loading...
Sejarah Bandit Legendaris Entong Tolo, Robin Hood dari Bekasi
Nama Entong Tolo mungkin asing bagi sebagian masyarakat Bekasi. Padahal sosok Entong Tolo cukup legendaris.
A A A
BEKASI - Nama Entong Tolo mungkin asing bagi sebagian masyarakat Bekasi . Padahal sosok Entong Tolo cukup legendaris. Jika di Jakarta ada jawara legendaris Si Pitung, maka Bekasi punya Entong Tolo.

Entong Tolo dikenal sebagai bandit atau perampok yang memiliki jiwa sosial tinggi. Di masa Kolonial Belanda, sosok Entong Tolo mirip Robin Hood, seorang tokoh dalam cerita rakyat Inggris, yang kerap mencuri harta orang kaya lalu membagikannya kepada fakir miskin.

Pada awal abad XX, muncul dua tokoh berandal ternama yang dianggap bandit oleh polisi Batavia dan tuan tanah perkebunan di daerah Ommelanden, yaitu Si Gantang dan Entong Tolo. Keduanya sama-sama menjadikan Pondok Gede sebagai Koplakan atau markas yang jaraknya sekitar 15 km dari Meester Cornelis.

Douwes Dekker alias Multatuli dalam bukunya berjudul Max Havelaar, dikutip Jumat (7/4/2022), menyebutkan, selama abad XIX hingga awal abad XX telah muncul perbanditan terorganisasi yang daerah operasinya meliputi Banten, Tangerang, Jatinegara, Bekasi, Karawang, dan Bogor.

Istilah perbanditan memiliki pandangan subjektivitas dari kubu pemerintah kolonial dan pengelola perkebunan, serta dari kalangan penduduk, petani atau rakyat kecil.



Pemerintah kolonial dan pengelola perkebunan menganggap mereka sebagai pengganggu stabilitas jalannya pemerintahan, keamanan dan ketertiban. Sementara masyarakat menganggap mereka sebagai pahlawan. Resistensi mereka merupakan manifestasi protes sosial terhadap tindakan pemerintah dan tuan tanah pengelola perkebunan yang dianggap merugikan petani dan rakyat.

Sejarawan sosial Inggris EJ Hosbawn mendefinisikan istilah bandit sebagai seseorang atau kelompok yang merampok dengan kekerasan. Namun demikian, bandit ini dibedakan menjadi Bandit Biasa (Ordinary Bandit) dan Bandit Sosial (Social Bandit).

Bandit Biasa melakukan kejahatan dengan cara merampok tanpa latar belakang apapun. Sedangkan, Bandit Sosial adalah perbuatan seseorang atau sekelompok untuk merampok yang dilatarbelakangi kepentingan sosial-politik.

Jika Si Gantang merampok tanpa latar belakang apapun, maka Entong Tolo merampok dengan latar belakang sosial-politik (resistensi terhadap pengelola perkebunan).


Entong Tolo muncul pada tahun 1904 atau setahun setelah masa kajayaan Si Gantang berakhir. Berdasarkan konten sejarah yang disajikan Museum Digital Gedung Juang Bekasi, Entong Tolo dikenal sebagai seorang bandit yang berjiwa sosial tinggi. Perannya mirip tokoh Robin Hood di Inggir, dan Si Pitung di Jakarta.

Entong Tolo yang kala itu berusia 50 tahun merupakan pedagang asal Pondok Gede yang pindah ke Pagerarang, Afdeeling Meester Cornelis, yakni wilayah administratif di era pemerintahan Hindia yang mencakup Bekasi.

Entong Tolo dikenal sebagai berandal yang berbuat kebaikan dengan membantu para petani yang menderita tekanan berbagai pajak. Pada masa penjajahan Kolonial Belanda, Bekasi dikenal sebagai wilayah pertanian yang subur. Ironisnya, yang menikmati hasil kesuburan tanah Bekasi bukan rakyat melainkan tuan tanah.

Pada masa itu rakyat Bekasi dalam kondisi serba sulit. Hal ini menimbulkan kemarahan sehingga menyebabkan munculnya tokoh-tokoh pembela rakyat kecil, seperti Entong Tolo.

Selama aksinya antara tahun 1904-1908 Entong Tolo mencuri harta benda dari orang kaya di Afdeeling Meester Cornelis dan juga harta tuan tanah. Hasil rampokan Entong Tolo dibagikan kepada petani untuk membayar pajak.

Sebab saat itu apabila tidak mampu membayar pajak, petani dikenakan denda atau menghadap pengadilan. Bahkan mereka dipenjarakan atau dibakar harta bendanya.

"Entong Tolo memberikan sebagian hasil merampok harta tuan tanah dan orang-orang kaya di Afdeeling Meester Cornelis, diberikan kepada para petani untuk membayar pajak. Entong Tolo merupakan bandit yang memiliki jiwa sosial sehingga disegani, dihormati, dan dilindungi penduduk," tulis petikan naskah kisah Entong Tolo di Museum Digital Gedung Juang Bekasi.

Ditangkap Tahun 1908 dan Diasingkan ke Manado

Kemunculan Entong Tolo saat itu cukup membuat polisi kewalahan. Aksi yang dilakukannya membuat Entong Tolo dicap sebagai bandit oleh Kolonial Belanda.

Entong Tolo pun harus berpindah-pindah tempat untuk menghindari kejaran polisi. Ia hidup buron dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun Entong Tolo, termasuk lima istri dan anaknya, selalu mendapat pertolongan dari masyarakat.

Polisi kesulitan menangkapnya karena tidak ada bukti kuat. Petani yang melindungi Entong Tolo juga menjadi kendala bagi polisi. Namun, setelah kurang lebih 4 tahun melakukan aksi perampokan akhirnya pada November 1908, melalui bantuan seorang camat Sawangan, sepak terjang Entong Tolo berakhir.

Dengan berbagai pertimbangan ia tidak diajukan ke pengadilan, tapi ditahan di penjara sambil menunggu vonis langsung dari pemerintah. Pada 17 September 1910, Sekretaris Karesidenan Batavia J Van Gigch mengirimkan surat ke Gubernur Jenderal Hindia Belanda AWF Idenburg supaya Entong Tolo dibuang ke luar Jawa. Alasannya, saat itu penegak hukum kekurangan bukti.

Di samping juga tidak ada saksi yang mau memberikan keterangan, sehingga tindakan yang dilakukan Entong Tolo tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan pengacauan politik.

Entong Tolo akhirnya dibuang ke Manado oleh JAVan Arcken, Administratur Binnenlandsch Bestuur, pada 14 November 1910. Ia menerbitkan surat ketetapan yang isinya membuang Entong Tolo ke Manado.

Residen Manado bersedia menerima Entong Tolo sebagai orang buangan. Selain itu, residen juga menanggung biaya hidup Entong Tolo saat diasingkan di Manado. Setelah memberi biaya hidup selama enam bulan, Residen Manado wajib mencarikan pekerjaan lain untuk Entong Tolo.

Keberlanjutan hidup Entong Tolo setelah diasingkan tidak ada yang mengetahuinya, bahkan tidak ditampilkan di Museum Gedung Juang, Tambun, Bekasi.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1166 seconds (0.1#10.140)