Warga Pasang Tarif bagi Pemotor Melintas di Jalan Alternatif Ciawi-Sukabumi, Polisi Turun Tangan
loading...
A
A
A
BOGOR - Warga memasang tarif bagi pemotor yang melintas di jalan alternatif Cibolang, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Dalam spanduk yang dipasang warga, tertulis motor dikenakan tarif sebesar Rp2.000.
Jalan alternatif tersebut menghubungkan Cikereteg-Caringin-Sukabumi yang saat ini ramai dilalui pemotor. Hal ini imbas dari penutupan Jembatan Cikereteg di Jalan Raya Bogor-Sukabumi yang longsor.
Kapolsek Ciawi Kompol Agus Hidayat mengatakan sudah mendatangi lokasi pemasangan spanduk tersebut. Di lokasi memang benar adanya spanduk bertuliskan pemotor yang melintas dikenakan tarif.
"Dari keterangan warga, memang benar pemasangan banner tersebut dilakukan oleh warga setempat," kata Kompol Agus, Selasa (7/3/2023).
Menurut warga, pemasangan spaduk itu bertujuan untuk mengingatkan atau membantu bagi pengendara yang melintas. Terkait tarif yang ditulis dalam spanduk, warga berdalih sifatnya sukarela, bukan memaksa.
"Banner telah dilepas oleh warga setempat sejak tadi malam," jelasnya.
Terkait hal ini polisi bersama seluruh tokoh desa dan masyarakat setempat telah melakukan musyawarah. Dari musyarawah, warga bersedia untuk merubah tulisan dalam spanduk agar tidak meresahkan.
"Nantinya warga tetap bisa membantu pengedara yang melintas tanpa usur pemaksaan," tandasnya.
Jalan alternatif tersebut menghubungkan Cikereteg-Caringin-Sukabumi yang saat ini ramai dilalui pemotor. Hal ini imbas dari penutupan Jembatan Cikereteg di Jalan Raya Bogor-Sukabumi yang longsor.
Kapolsek Ciawi Kompol Agus Hidayat mengatakan sudah mendatangi lokasi pemasangan spanduk tersebut. Di lokasi memang benar adanya spanduk bertuliskan pemotor yang melintas dikenakan tarif.
"Dari keterangan warga, memang benar pemasangan banner tersebut dilakukan oleh warga setempat," kata Kompol Agus, Selasa (7/3/2023).
Menurut warga, pemasangan spaduk itu bertujuan untuk mengingatkan atau membantu bagi pengendara yang melintas. Terkait tarif yang ditulis dalam spanduk, warga berdalih sifatnya sukarela, bukan memaksa.
"Banner telah dilepas oleh warga setempat sejak tadi malam," jelasnya.
Terkait hal ini polisi bersama seluruh tokoh desa dan masyarakat setempat telah melakukan musyawarah. Dari musyarawah, warga bersedia untuk merubah tulisan dalam spanduk agar tidak meresahkan.
"Nantinya warga tetap bisa membantu pengedara yang melintas tanpa usur pemaksaan," tandasnya.
(thm)