Biadab! Dicekoki Miras dan Pil Koplo, 2 Bocah di Depok Dicabuli

Rabu, 19 Oktober 2022 - 16:06 WIB
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait di Polres Metro Depok. Foto/SINDOnews/R Ratna Purnama
DEPOK - Dua anak di Depok jadi korban kekerasan seksual. Salah satu korban P (12) melapor ke Polres Metro Depok diantar Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait. Satu korban lain adalah H (11) namun tidak membuat laporan.

“Saya mengantar satu orang anak korban kekerasan dari dua orang kekerasan seksual untuk membuat laporan yang sesungguhnya sudah ada laporan tetapi sampai hari ini belum ada BAP,” kata Arist di Polres Depok, Rabu (19/10/2022).

Terduga pelaku adalah B (42), G (12), dan B (12). Modus dengan memberikan minuman keras dan pil yang membuat korban tidak sadarkan diri. Pelaku melakukan pelecehan terhadap korban di rumah kontrakan pelaku B di Pekapuran, Kecamatan Tapos, Depok.



“Pelaku ada ada tiga. Satu orang dewasa berusia di atas 42 tahun, kemudian dua orang berusia 12 tahun dan melakukan kekerasan seksual dengan diberikan lebih dulu minuman keras dan pil gila akhirnya terjadi kekerasan seksual itu,” ujarnya.

Antara pelaku dan korban awalnya tidak saling kenal. Korban bukan warga sekitar lokasi kontrakan pelaku. Di rumah kontrakan pelaku tinggal seorang diri dan belum berkeluarga. Disana sudah tersedia minuman keras yang dibeli dari warung.

Dalam rumah tersebut, korban mengaku dicekoki pil hingga tidak sadarkan diri. ”Dicekokin minuman keras dan sebagainya akhirnya pingsan dan malam itu jam 11 dia sudah mengalami kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh tiga orang itu,” bebernya.

Perkenalan korban dan pelaku bermula ketika P diajak oleh H ke rumah B. Sebelumnya, P dan H berkenalan ketika acara santunan. Kemudian mereka saling berkomunikasi dan main ke rumah B.

”Jadi dua (korban) ini bukan warga disitu, warga di luar RT Pekapuran,” ujarnya.

Dari pengakuan korban mengaku sudah berkali-kali mendapat pelecehan seksual. Namun korban tidak berani memberitahu siapapun akibat di bawah ancaman pelaku. “Dia tidak memberitahu kepada orang lain sampai kepada ibunya,” ungkapnya.

Terungkapnya pelecehan ini bermula ketika korban mengalami kesakitan saat buang air kencing. Orang tua korban pun curiga dan menanyakan penyebabnya.“Nah ini bisa terbongkar karena dia (korban) kencing merasa sakit dan sebagainya,” pungkasnya.
(ams)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More