Marbot Masjid di Rawamangun Puluhan Tahun Menabung untuk Pergi Haji, Dari Tukang Tambal Ban hingga Dicurigai Mencuri Kas Masjid
Rabu, 15 Juni 2022 - 16:58 WIB
"Bapak saya itu prinsipnya jika tidak bisa beramal dengan harta, maka amal dengan tenaga. Hanya itu yang dipikirkan bapak saya," sergah Atun menimpali ayahnya yang terbata-bata menjelaskan.
Baca juga: Volume Makanan Jamaah Haji 2022 Bakal Ditingkatkan 3x Sehari
Sopiah pun menambahkan, suaminya bekerja sebagai marbot dengan ikhlas tanpa bayaran. Ia pun menceritakan suaminya iba melihat marbot yang menjaga masjid di dekat rumahnya karena sudah sepuh.
"Suami saya selain ibadah hanya ingin membantu marbot yang sudah tua. Itu pun tidak digaji, benar-benar panggilan hatinya," kata Sopiah.
Waridjun pun menjelaskan tugasnya sebagai marbot dilakukan sedari dahulu hanya difokuskan pada mempersiapkan waktu shalat fardhu jamaah. Dirinya pun kini masih aktif menjadi marbot lantaran teman-temannya yang membantu mengurus masjid satu persatu sudah wafat.
"Sampai sekarang yaa aktivitas saya sambilan mengurus masjid mempersiapkan waktu jamaah shalat fardhu lima waktu. Dulu bisa sekalian jadi muadzin dan iqomat, kadang juga menjadi imam shalat, yaa ibadah saja," jelas Waridjun.
Berangkat Haji di Tahun 2007
Setelah sempat jeda lantaran Waridjun harus mengurus persiapan shalat Ashar berjamaah di Masjid Jami Al-Hilal, MNC Portal pun menanyakan kisahnya ketika bisa berangkat haji. Pada pertanyaan ini, Sopiah menjelaskan itikad kuatnya ingin berangkat ibadah ke tanah suci di Mekkah.
"Niat kami kuat, terutama saya. Sebenarnya saya dulu yang kepingin berangkat haji. Dulu saya sudah nabung sedari tahun 1970, saya cicil penghasilan bapak dengan menukarnya menjadi emas kecil, dari dua gram seperti gelang, cincin serta kalung," kata Sopiah.
Sopiah menyicil tabungannya dengan emas dua gram itu sejak memiliki anak pertama. Dia mengaku tidak mampu menabung di Bank sebab tidak bisa membubuhkan tanda tangan untuk membuka tabungan dengan baik.
Baca juga: Volume Makanan Jamaah Haji 2022 Bakal Ditingkatkan 3x Sehari
Sopiah pun menambahkan, suaminya bekerja sebagai marbot dengan ikhlas tanpa bayaran. Ia pun menceritakan suaminya iba melihat marbot yang menjaga masjid di dekat rumahnya karena sudah sepuh.
"Suami saya selain ibadah hanya ingin membantu marbot yang sudah tua. Itu pun tidak digaji, benar-benar panggilan hatinya," kata Sopiah.
Waridjun pun menjelaskan tugasnya sebagai marbot dilakukan sedari dahulu hanya difokuskan pada mempersiapkan waktu shalat fardhu jamaah. Dirinya pun kini masih aktif menjadi marbot lantaran teman-temannya yang membantu mengurus masjid satu persatu sudah wafat.
"Sampai sekarang yaa aktivitas saya sambilan mengurus masjid mempersiapkan waktu jamaah shalat fardhu lima waktu. Dulu bisa sekalian jadi muadzin dan iqomat, kadang juga menjadi imam shalat, yaa ibadah saja," jelas Waridjun.
Berangkat Haji di Tahun 2007
Setelah sempat jeda lantaran Waridjun harus mengurus persiapan shalat Ashar berjamaah di Masjid Jami Al-Hilal, MNC Portal pun menanyakan kisahnya ketika bisa berangkat haji. Pada pertanyaan ini, Sopiah menjelaskan itikad kuatnya ingin berangkat ibadah ke tanah suci di Mekkah.
"Niat kami kuat, terutama saya. Sebenarnya saya dulu yang kepingin berangkat haji. Dulu saya sudah nabung sedari tahun 1970, saya cicil penghasilan bapak dengan menukarnya menjadi emas kecil, dari dua gram seperti gelang, cincin serta kalung," kata Sopiah.
Sopiah menyicil tabungannya dengan emas dua gram itu sejak memiliki anak pertama. Dia mengaku tidak mampu menabung di Bank sebab tidak bisa membubuhkan tanda tangan untuk membuka tabungan dengan baik.
tulis komentar anda