Komandan Brimob Ini Bertaruh Nyawa demi Selamatkan Presiden Soekarno

Rabu, 08 Juni 2022 - 15:51 WIB
Prajurit Resimen Pelopor Brimob. Foto: Buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013
JAKARTA - Komandan tim Resimen Pelopor Brimob Brigadir Daryat bertaruh nyawa demi menyelamatkan Presiden Soekarno dari serbuan tim pembunuh DI/TII. Gerombolan pemberontak itu ingin menghabisi Soekarno bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha tahun 1962.

Brigadir Daryat merupakan salah satu pengawal Presiden Soekarno yang dikenal loyal. Apalagi saat itu Pasukan Resimen Pelopor Brimob secara politik dekat dengan Soekarno.

Baca juga: Kisah Komandan Brimob yang Miliki Jimat Mengendus Gerombolan Pemberontak

Menurut buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, Brigadir Daryat juga bersama timnya yang pertama kali melakukan penghadangan pasukan TII yang tengah mencari logistik.

Tak heran, Daryat dikenal sebagai prajurit tempur dalam pasukan Ranger Brimob. Melalui buku ini, Daryat membagikan pengalaman bertempurnya. Komandan tim dalam Operasi Pagar Betis di Tasikmalaya, tahun 1959 ini melakukan kontak tembak dengan gerombolan TII.



Saat itu, sebenarnya Daryat belum melihat pasukan musuh atau belum ada visual contact, namun berdasarkan perhitungannya musuh berada dalam jarak tembak. Komandan tim kemudian memerintahkan dua penembak bren MK 3 dan dua penembak Carl Gustav untuk bersiap sambil menunggu aba-aba.

Waktunya tiba, 4 penembak senjata otomatis itu memuntahkan peluru ke arah yang ditunjukkan komandan tim. Berondongan MK 3 dan Carl Gustav mendapatkan balasan dari pasukan TII.

Anggota pasukan lain yang menggunakan US Carabine tidak menembak dan hanya tiarap sambil mengawasi arah tembakan balasan. Sesaat setelah tembakan balasan dari TII, Brigadir Daryat memerintahkan anggota tim yang bersenjata US Carabine mengikutinya untuk melakukan perembesan mendekati lokasi musuh.

Agen Polisi Kartimin yang bertugas sebagai tamtama komunikasi (radio man) mengikuti komandan tim merembes mendekati sasaran. Empat anggota tim Brigadir Daryat dihujani dengan tembakan dan mereka semua membalas kecuali Kartimin yang diminta komandan tim mengontak bantuan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More