Baru Berusia 11 Tahun, Berat Badan Anak Ini Sudah 115 Kilogram
Minggu, 13 Maret 2022 - 07:50 WIB
BEKASI - Rafka Adiputra, seorang anak asal Kampung Blendung, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Meski baru berusia 11 tahun, berat badan Rafka telah mencapai 115 kilogram.
Ibu Rafia, Punih (50) mengatakan saat dilahirkan, anaknya telah memiliki berat 4,2 kilogram. Seiring berjalanan waktu, pertumbuhan Rafka malah mengalami penyusutan dan saat ini berat badannya mencapai 115 kilogram.
”Pas awal lahir beratnya 4,2 kilogram. Usia tiga bulan turun, malah jadi 1,5 kilogram, terus saya kontrol ke puskesmas,” kata Punih kepada wartawan.
Puskesmas kemudian memberikan putih susu dengan maksud menaikkan berat badan Rafka yang dinilai kekurangan gizi. Setelah mengonsumsi susu, berat badan Rafka mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
”Setelah susunya diminum, umur dua tahun jadi 12 kilogram. Terus saya berhentiin susunya karena sudah normal berar badannya,” ujarnya.
Namun setelah Punih menghentikan anaknya mengonsumsi susu, nafsu makan Rafka semakin meningkat. Untuk mengalihkan perhatiannya yang kala itu ketagihan susu, orang tuanya memberikan berbagai macam Rafka jajanan.
Ayah Rafka, Samin (49) mengungkapkan keinginan Rafka mengunyah makanan sangat sulit untuk tak dipenuhi. Apabila tak dituruti, Rafka kecil kerap menangis sehingga ia terpaksa menuruti kemauannya.”Ya kalau enggak dibeliin jajanan nangis. Apa aja dimakan, kebanyakan jajanan,” kata Samin.
Ada pun jenis makanan yang dimakan Rafka saat itu mulai dari mie instan, es, camilan serta makanan ringan lainnya. Hal itu dilakukannya berulang-ulang dalam sehari.
”Hobi jajan, yang dikonsumsi yaitu mie, es dan ciki, cemilan, makan mie bisa lima kali, lebih banyak es. Enggak berhenti-berhenti, lagi tidur juga makan aja maunya, sambil merem sambil ngunyah,” ujarnya.
Hingga kini, berat badannya pun telah mencapai 115 kilogram. Hal tersebut menyebabkan Rafka kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. ”Ya karena badannya gede, jadi susah gerak-gerak. Jadi keseringan selonjoran aja,” kata Samin.
Lihat Juga: Banjir Rob 70 Cm Rendam 2 Kecamatan di Kabupaten Bekasi, Muaragembong dan Tarumajaya Lumpuh
Ibu Rafia, Punih (50) mengatakan saat dilahirkan, anaknya telah memiliki berat 4,2 kilogram. Seiring berjalanan waktu, pertumbuhan Rafka malah mengalami penyusutan dan saat ini berat badannya mencapai 115 kilogram.
”Pas awal lahir beratnya 4,2 kilogram. Usia tiga bulan turun, malah jadi 1,5 kilogram, terus saya kontrol ke puskesmas,” kata Punih kepada wartawan.
Baca Juga
Puskesmas kemudian memberikan putih susu dengan maksud menaikkan berat badan Rafka yang dinilai kekurangan gizi. Setelah mengonsumsi susu, berat badan Rafka mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
”Setelah susunya diminum, umur dua tahun jadi 12 kilogram. Terus saya berhentiin susunya karena sudah normal berar badannya,” ujarnya.
Namun setelah Punih menghentikan anaknya mengonsumsi susu, nafsu makan Rafka semakin meningkat. Untuk mengalihkan perhatiannya yang kala itu ketagihan susu, orang tuanya memberikan berbagai macam Rafka jajanan.
Ayah Rafka, Samin (49) mengungkapkan keinginan Rafka mengunyah makanan sangat sulit untuk tak dipenuhi. Apabila tak dituruti, Rafka kecil kerap menangis sehingga ia terpaksa menuruti kemauannya.”Ya kalau enggak dibeliin jajanan nangis. Apa aja dimakan, kebanyakan jajanan,” kata Samin.
Ada pun jenis makanan yang dimakan Rafka saat itu mulai dari mie instan, es, camilan serta makanan ringan lainnya. Hal itu dilakukannya berulang-ulang dalam sehari.
”Hobi jajan, yang dikonsumsi yaitu mie, es dan ciki, cemilan, makan mie bisa lima kali, lebih banyak es. Enggak berhenti-berhenti, lagi tidur juga makan aja maunya, sambil merem sambil ngunyah,” ujarnya.
Hingga kini, berat badannya pun telah mencapai 115 kilogram. Hal tersebut menyebabkan Rafka kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. ”Ya karena badannya gede, jadi susah gerak-gerak. Jadi keseringan selonjoran aja,” kata Samin.
Lihat Juga: Banjir Rob 70 Cm Rendam 2 Kecamatan di Kabupaten Bekasi, Muaragembong dan Tarumajaya Lumpuh
(ams)
tulis komentar anda