Keluhkan Debu Batubara dari Kawasan Berikat Nusantara Warga Sambangi KSOP Marunda
Rabu, 02 Maret 2022 - 22:52 WIB
JAKARTA - Warga Kampung Marunda Pulo Ade Aqil menyambangi Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara untuk menyampaikan keluhan terkait pencemaran udara .
Ade yang datang bersama dengan sejumlah rekannya mengeluhkan asap dari pembakaran batubara yang selama ini sangat mengganggu warga di kawasan RT01, RT02, RT 03 di RW07 Kelurahan Marunda.
"Mengenai masalah limbah batu bara, ini bukan hal yang baru. Ini sejak saya berada di Marunda Tahun 2009, itu saya sudah merasakan bagaimana beratnya menghirup udara yang tidak sejuk," kata Ade saat dikonfirmasi Rabu (2/3/2022).
Ade menjelaskan pemukimannya sangat berdekatan dengan lokasi cerobong asap pabrik pengolahan minyak sawit milik salah satu perusahaan di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) .
"Antara rumah kami dengan perusahaan itu cuma dihalangi dengan satu Kali (Sungai) saja. Jadi ketika angin dari barat daya menerbangkan asap dari cerobong, itu luar biasa dampaknya," Katanya.
"Terutama kepada ibu-ibu, jadi mereka semua pada mengeluh dan juga karena khawatir dengan kesehatan anaknya, dirinya, sampai dengan rumah yang mereka tempati," kata dia.
Sejauh ini, Ade mengatakan jika pihak PT KCN sudah pernah menanggapi permasalahan yang dirasakan warga tersebut dengan memberikan kompensasi baik berupa uang tunai maupun program santunan anak yatim dan duafa.
Namun, justru perusahaan yang mencemari lingkungan dengan asap pembakaran batu bara dari cerobong pabriknya itu justru belum memberikan respons terhadap keluhan warga dan masih terus beroperasi sampai sekarang.
Ade yang datang bersama dengan sejumlah rekannya mengeluhkan asap dari pembakaran batubara yang selama ini sangat mengganggu warga di kawasan RT01, RT02, RT 03 di RW07 Kelurahan Marunda.
"Mengenai masalah limbah batu bara, ini bukan hal yang baru. Ini sejak saya berada di Marunda Tahun 2009, itu saya sudah merasakan bagaimana beratnya menghirup udara yang tidak sejuk," kata Ade saat dikonfirmasi Rabu (2/3/2022).
Ade menjelaskan pemukimannya sangat berdekatan dengan lokasi cerobong asap pabrik pengolahan minyak sawit milik salah satu perusahaan di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) .
"Antara rumah kami dengan perusahaan itu cuma dihalangi dengan satu Kali (Sungai) saja. Jadi ketika angin dari barat daya menerbangkan asap dari cerobong, itu luar biasa dampaknya," Katanya.
"Terutama kepada ibu-ibu, jadi mereka semua pada mengeluh dan juga karena khawatir dengan kesehatan anaknya, dirinya, sampai dengan rumah yang mereka tempati," kata dia.
Sejauh ini, Ade mengatakan jika pihak PT KCN sudah pernah menanggapi permasalahan yang dirasakan warga tersebut dengan memberikan kompensasi baik berupa uang tunai maupun program santunan anak yatim dan duafa.
Namun, justru perusahaan yang mencemari lingkungan dengan asap pembakaran batu bara dari cerobong pabriknya itu justru belum memberikan respons terhadap keluhan warga dan masih terus beroperasi sampai sekarang.
tulis komentar anda