Asal Usul Senayan, Sebutan Tuan Tanah Asal Bali Bernama Wangsanayan
Senin, 14 Februari 2022 - 05:12 WIB
JAKARTA - Senayan merupakan nama kelurahan di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kawasan Senayan cukup dikenal karena menjadi salah satu kawasan penting di Jakarta. Di kawasan ini terdapat Gelora Bung Karno (GBK) dan Gedung MPR/DPR.
Berdasarkan catatan berbagai literatur sejarah, nama Senayan diyakini berasal dari keadaaan wilayahnya pada masa lampau. Di peta terbitan Topographische Bureau, Batavia, pada 1902, kawasan Senayan ditulis "Wangsanajan" atau "Wangsanayan" yang berarti tanah tinggal atau tanah milik seseorang bernama Wangsanayan.
Ratusan tahun lalu, tanah luas di daerah Senayan dimiliki oleh Wangsanayan. Sebutan Wangsanayan lambat laut berubah karena masyarakat lebih mudah melafalkan atau mengucapkannya dengan kata Senayan.
Sebuah arsip Kompeni menyebut Wangsanayan diyakini sebagai seorang yang berasal dari Bali berpangkat Letnan. Ia lahir sekitar tahun 1680 dan kemudian tinggal di Batavia. Namun belum ditemukan keterangan lebih lanjut terkait tokoh tersebut.
Kawasan Senayan mulai populer dan banyak dikenal sejak pembangunan Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno pada awal tahun 1960-an dalam rangka Asian Games keempat. Pembangunan tersebut terlaksana atas bantuan Pemerintah Uni Soviet pada zaman Perdana Menteri Nikita Sergeiwitsj Kruschev.
Dalam versi lain yang pernah ditulis oleh Alwi Shahab dalam bukunya Batavia Kota Hantu, disebutkan bahwa Senayan yang memiliki luas 270 hektare berasal dari bahasa Betawi yang berarti Senenan atau jenis permainan berkuda.
Nama itu diperkirakan muncul sejak Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles(1808–1811) menjadikannya sebagai tempat warga Inggris bermain Polo, lantaran mereka menyukai permainan berkuda.
Berdasarkan catatan berbagai literatur sejarah, nama Senayan diyakini berasal dari keadaaan wilayahnya pada masa lampau. Di peta terbitan Topographische Bureau, Batavia, pada 1902, kawasan Senayan ditulis "Wangsanajan" atau "Wangsanayan" yang berarti tanah tinggal atau tanah milik seseorang bernama Wangsanayan.
Ratusan tahun lalu, tanah luas di daerah Senayan dimiliki oleh Wangsanayan. Sebutan Wangsanayan lambat laut berubah karena masyarakat lebih mudah melafalkan atau mengucapkannya dengan kata Senayan.
Sebuah arsip Kompeni menyebut Wangsanayan diyakini sebagai seorang yang berasal dari Bali berpangkat Letnan. Ia lahir sekitar tahun 1680 dan kemudian tinggal di Batavia. Namun belum ditemukan keterangan lebih lanjut terkait tokoh tersebut.
Kawasan Senayan mulai populer dan banyak dikenal sejak pembangunan Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno pada awal tahun 1960-an dalam rangka Asian Games keempat. Pembangunan tersebut terlaksana atas bantuan Pemerintah Uni Soviet pada zaman Perdana Menteri Nikita Sergeiwitsj Kruschev.
Dalam versi lain yang pernah ditulis oleh Alwi Shahab dalam bukunya Batavia Kota Hantu, disebutkan bahwa Senayan yang memiliki luas 270 hektare berasal dari bahasa Betawi yang berarti Senenan atau jenis permainan berkuda.
Nama itu diperkirakan muncul sejak Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles(1808–1811) menjadikannya sebagai tempat warga Inggris bermain Polo, lantaran mereka menyukai permainan berkuda.
tulis komentar anda