3 Fakta Jakarta Langganan Banjir, Nomor 3 Bikin Geram Menteri PUPR
Kamis, 20 Januari 2022 - 15:23 WIB
3. Drainase Buruk
Hasil penelitian lain berjudul “Impact of Drainage Problems in the City of Jakarta” yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal internasional JGED (Journal of Global Environmental Dynamics) oleh Arief Putra Ajie Wicaksono menunjukkan bahwa sistem drainase Jakarta yang kurang baik juga turut menjadi penyebab banjir. Lokasi Jakarta yang lebih rendah dibandingkan wilayah sekitarnya seperti Bogor, karena itu pemerintah harus terus mengoptimalkan sistem drainase kota Jakarta.
Sistem drainase di Jakarta memiliki beberapa masalah seperti kualitas drainase kurang memadai dan terputusnya sistem drainase di wilayah perkotaan. Melansir laman Pantau Banjir Jakarta, sistem drainase Jakarta dirancang untuk menampung debit air dengan curah hujan maksimal 120 mm/hari. Lain cerita jika terjadi hujan ekstrem terus-menerus. Debit air yang ditampung tentunya jauh lebih banyak dan mengakibatkan banjir.
Kecilnya drainase ini juga diakui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Sejumlah wilayah Jakarta yang terendam banjir pada 25 Februari 2020 karena drainasenya lebih kecil dibandingkan volume air. Dia menggarisbawahi untuk memaksimalkan kapasitas drainase dan melakukan pembersihan.
Cara yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan sistem drainase Jakarta dengan membuat tangki penyimpanan dan filter, menata ulang sistem drainase yang bermasalah, serta menerapkan konsep eco drainase demi mendukung kinerja sistem drainase buatan.
Hasil penelitian lain berjudul “Impact of Drainage Problems in the City of Jakarta” yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal internasional JGED (Journal of Global Environmental Dynamics) oleh Arief Putra Ajie Wicaksono menunjukkan bahwa sistem drainase Jakarta yang kurang baik juga turut menjadi penyebab banjir. Lokasi Jakarta yang lebih rendah dibandingkan wilayah sekitarnya seperti Bogor, karena itu pemerintah harus terus mengoptimalkan sistem drainase kota Jakarta.
Sistem drainase di Jakarta memiliki beberapa masalah seperti kualitas drainase kurang memadai dan terputusnya sistem drainase di wilayah perkotaan. Melansir laman Pantau Banjir Jakarta, sistem drainase Jakarta dirancang untuk menampung debit air dengan curah hujan maksimal 120 mm/hari. Lain cerita jika terjadi hujan ekstrem terus-menerus. Debit air yang ditampung tentunya jauh lebih banyak dan mengakibatkan banjir.
Kecilnya drainase ini juga diakui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Sejumlah wilayah Jakarta yang terendam banjir pada 25 Februari 2020 karena drainasenya lebih kecil dibandingkan volume air. Dia menggarisbawahi untuk memaksimalkan kapasitas drainase dan melakukan pembersihan.
Cara yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan sistem drainase Jakarta dengan membuat tangki penyimpanan dan filter, menata ulang sistem drainase yang bermasalah, serta menerapkan konsep eco drainase demi mendukung kinerja sistem drainase buatan.
(jon)
tulis komentar anda