Kesaktian Mbah Priok yang Kapalnya Tidak Kena Bombardir Meriam Belanda

Kamis, 09 Desember 2021 - 05:00 WIB
Nama Tanjung Priok justru terkait Aki Tirem, penghulu atau pemimpin daerah Warakas yang tersohor sebagai pembuat priok (periuk). Sedangkan, kata Tanjung merujuk pada kontur tanah yang menjorok ke laut atau tanjung.

Buku itu juga mempertanyakan Risalah Manaqib yang dikemukakan ahli waris Mbah Priok. Dalam risalah tersebut, Mbah Priok disebut sebagai penyiar Islam yang lahir pada 1727 di Palembang kemudian pergi ke Batavia setelah dewasa untuk menyebarkan agama Islam.

Dia meninggal pada 1756 dalam usia 29 tahun sebelum sampai ke Batavia. Mbah Priok kemudian dikubur dekat pantai dengan nisan kayu dayung berhias priok nasi di sisi makamnya. Kayu dayung itu cepat tumbuh menjadi pohon Tanjung. Dari situlah nama Tanjung Priok muncul.

Akan tetapi, Buku Saku Kasus Mbah Priok menyatakan Mbah Priok sebenarnya lahir pada tahun 1874 dan meninggal pada 1927. “Jauh sebelum Mbah Priok ada, nama Tanjung Priok sudah lebih dulu dikenal, bahkan disebut dalam naskah Sunda abad ke-16,” ujar Ridwan Saidi.

Sementara, Alwi Shahab, dalam buku tersebut juga menyatakan jika dilihat dari sumber-sumber sejarah di kalangan kelompok Arab-Hadramaut, Habib Hasan alias Mbah Priok tak mungkin lahir pada 1727, sementara dia keturunan ketiga (cicit) Habib Hamid Mufti dari Palembang yang lahir pada tahun 1750 dan wafat pada 19 Juli 1820.
(jon)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More