Sejarah Bandara Kemayoran, Saksi Bisu Konferensi Asia Afrika dan Asian Games 1962
Jum'at, 26 November 2021 - 05:00 WIB
JAKARTA - Sebelum ada Bandara Internasional Soekarno-Hatta , Tangerang sebagai bandara utama di Jabodetabek dan umumnya di Indonesia, Bandara Kemayoran yang berada di Jakarta Pusat lebih dulu eksis. Bandara ini pertama kali dibangun pada masa kolonial di tahun 1934.
Peresmiannya dilakukan pada 8 Juli 1940. Memiliki 2 landasan pacu bersilangan, pengelolaan bandara ini dipegang oleh KNILM (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappy).
Baca juga: Relief Bandara Kemayoran, Komitmen PPK Kemayoran Rawat Jejak Sejarah Penerbangan Indonesia
Pesawat pertama yang mendarat di Bandara Kemayoran adalah DC-3 milik KNILM. DC-3 berangkat dari Bandara Tjililitan (Cililitan, yang sekarang menjadi Bandara Halim Perdanakusuma) kemudian mendarat di Bandara Kemayoran tepat 2 hari sebelum peresmiannya. Sehari setelah peresmian, DC-3 juga menjadi pesawat pertama yang melakukan perjalanan internasional dari bandara ini menuju Australia.
Dikutip dari artikel bertajuk Menelusuri Jejak Awal Penerbangan di Indonesia (1913-1950-an) karya Dadan Adi Kurniawan, Bandara Kemayoran menjadi bandara internasional pertama di Hindia Belanda dan sangat sibuk. Pertunjukan udara besar juga pernah diselenggarakan di Kemayoran pada 31 Agustus 1940 bertepatan dengan hari ulang tahun raja Belanda. Kala itu, jenis pesawat lain yang juga meramaikan acara yakni Piper Club, Walvaren-2, serta de Haviland DH-82 Tigermouth.
Ketika era kolonialisme Belanda usai dan digantikan pendudukan Jepang, bandara ini praktis dikuasai tentara Jepang. Pesawat militer Jepang biasa bertengger di Bandara Kemayoran. Adapun jenis pesawat milik Jepang yakni Mitsubishi A6M2 Zeke. Usai pendudukan Jepang, pesawat militer sekutu yang kemudian menguasai Bandara Kemayoran.
Baca juga: TNI AU Dukung Revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma
Di masa setelah kemerdekaan, maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia Airways hadir di Bandara Kemayoran dan mulai meramaikan penerbangan sipil pada tahun 1950-an. Banyak pula tokoh penting dari berbagai negara pernah menginjakkan kaki di bandara ini. Misalnya, saat perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan pesta olahraga akbar Asian Games 1962 di Jakarta.
Bandara Kemayoran berhenti beroperasi dan ditutup pada Maret 1985. Keputusan pemerintah Orde Baru menutup bandara tersebut karena jumlah penerbangan yang terus meningkat dan jaraknya yang dekat dengan Bandara Halim Perdanakusuma.
Selain itu, posisi Bandara Kemayoran juga berada di sekitar permukiman penduduk. Hal itu menjadikan lingkungan sekitarnya tak lagi kondusif. Pemerintah kemudian membuka Bandara Internasional Soekarno-Hatta satu bulan setelah penutupan Bandara Kemayoran.
Sumber: Laman PPK dan Menelusuri Jejak Awal Penerbangan di Indonesia (1913-1950) karya Dadan Adi Kurniawan
Peresmiannya dilakukan pada 8 Juli 1940. Memiliki 2 landasan pacu bersilangan, pengelolaan bandara ini dipegang oleh KNILM (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappy).
Baca juga: Relief Bandara Kemayoran, Komitmen PPK Kemayoran Rawat Jejak Sejarah Penerbangan Indonesia
Pesawat pertama yang mendarat di Bandara Kemayoran adalah DC-3 milik KNILM. DC-3 berangkat dari Bandara Tjililitan (Cililitan, yang sekarang menjadi Bandara Halim Perdanakusuma) kemudian mendarat di Bandara Kemayoran tepat 2 hari sebelum peresmiannya. Sehari setelah peresmian, DC-3 juga menjadi pesawat pertama yang melakukan perjalanan internasional dari bandara ini menuju Australia.
Dikutip dari artikel bertajuk Menelusuri Jejak Awal Penerbangan di Indonesia (1913-1950-an) karya Dadan Adi Kurniawan, Bandara Kemayoran menjadi bandara internasional pertama di Hindia Belanda dan sangat sibuk. Pertunjukan udara besar juga pernah diselenggarakan di Kemayoran pada 31 Agustus 1940 bertepatan dengan hari ulang tahun raja Belanda. Kala itu, jenis pesawat lain yang juga meramaikan acara yakni Piper Club, Walvaren-2, serta de Haviland DH-82 Tigermouth.
Ketika era kolonialisme Belanda usai dan digantikan pendudukan Jepang, bandara ini praktis dikuasai tentara Jepang. Pesawat militer Jepang biasa bertengger di Bandara Kemayoran. Adapun jenis pesawat milik Jepang yakni Mitsubishi A6M2 Zeke. Usai pendudukan Jepang, pesawat militer sekutu yang kemudian menguasai Bandara Kemayoran.
Baca juga: TNI AU Dukung Revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma
Di masa setelah kemerdekaan, maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia Airways hadir di Bandara Kemayoran dan mulai meramaikan penerbangan sipil pada tahun 1950-an. Banyak pula tokoh penting dari berbagai negara pernah menginjakkan kaki di bandara ini. Misalnya, saat perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) dan pesta olahraga akbar Asian Games 1962 di Jakarta.
Bandara Kemayoran berhenti beroperasi dan ditutup pada Maret 1985. Keputusan pemerintah Orde Baru menutup bandara tersebut karena jumlah penerbangan yang terus meningkat dan jaraknya yang dekat dengan Bandara Halim Perdanakusuma.
Selain itu, posisi Bandara Kemayoran juga berada di sekitar permukiman penduduk. Hal itu menjadikan lingkungan sekitarnya tak lagi kondusif. Pemerintah kemudian membuka Bandara Internasional Soekarno-Hatta satu bulan setelah penutupan Bandara Kemayoran.
Sumber: Laman PPK dan Menelusuri Jejak Awal Penerbangan di Indonesia (1913-1950) karya Dadan Adi Kurniawan
(jon)
tulis komentar anda