Kisah Batu Penggiling di Kampung Penggilingan, Konon Berbau Mistis
Sabtu, 06 November 2021 - 16:30 WIB
JAKARTA - Batu Penggiling Tebu yang ditemukan di Kali Buaran pada tahun 1990-an menyimpan kisah mistis .Menurut Haji Saudi, warga di Jalan Kali Buaran, RT 10/07, Penggilingan, Cakung , Jakarta Timur, dahulu kawasan Penggilingan terdapat perkebunan tebu dan pabrik gula.
"Cerita orang-orang tua, dulu di sini ini penggilingan gula. Dulu yang punya pabriknya itu wanita," ujarnya di Jakarta Timur, Sabtu (6/11/2021).
Tetapi pemilik pabrik gula dan perkebunan tebu itu tidak disukai pegawainya lantaran sikapnya yang judes dan bawel. Akhirnya disuatu hari wanita itu diceburkan ke Kali Buaran oleh para pegawainya yang kepalang kesal dengan sikapnya.
"Karena pemilikinya terlalu bawel dan para karyawannya sudah tidak tahan lagi, wanita itu diangkat dan diceburkan ke wali wajan itu," urainya.
Di rumah Saudi tinggal, terdapat sebuah batu penggiling tebu yang difungsikan sebagai meja nongkrong. Batu tersebut memiliki diameter 60 sentimeter dan tinggi 60 sentimeter.
"Semenjak saya lahir batu ini sudah ada. Ini dulu disimpan sama kakek saya, usai kakek saya meninggal batu ini saya bawa. Setahu saya batu ini dulunya gilingan tebu," imbuhnya.
Akibat memiliki bau, dia bahkan setiap Kamis malam kerap melihat bayangan sang kakek yang duduk di atas batu penggiling tebu itu.
"Karena yang punya memang kakek, kadang duduk di sini (batu penggiling tebu) orangnya, kakek saya. Mungkin dia mau kontrol saya, alhamdulillah. Malam jumat sering ke sini," tuturnya.
Agus Sayuti, Ketua RT 10/RW 07 Penggilingan menceritakan, pernah ada seorang warga yang meninggal karena mengubur sebuah batu penggiling tebu.
"Ada yang mendam batu, setelah itu meninggal. Orang asli sini, tapi rumahnya gak di sini, cuma masih keturunan orang sini. Lahannya dibikin kontrakan, Batunya dipendam, cerita orang-orang sepuh juga lihat dari batu keluar asap pas dipendam," katanya.
Sebagai informasi, di wilayah Kampung Penggilingan terdapat 5 buah batu penggiling tebu yang ada di permukiman warga. Kendati demikian, Saudi menduga, masih banyak batu penggiling tebu yang terpendam di dalam tanah.
"Ada 5 batu yang kelihatan ya. Di saya Haji saudi ada 1, Sarmadi kandang kambing 1, Pak RT ada 2, di RT 4 ada 1, dan yang kependam banyak," tukasnya.
"Cerita orang-orang tua, dulu di sini ini penggilingan gula. Dulu yang punya pabriknya itu wanita," ujarnya di Jakarta Timur, Sabtu (6/11/2021).
Tetapi pemilik pabrik gula dan perkebunan tebu itu tidak disukai pegawainya lantaran sikapnya yang judes dan bawel. Akhirnya disuatu hari wanita itu diceburkan ke Kali Buaran oleh para pegawainya yang kepalang kesal dengan sikapnya.
"Karena pemilikinya terlalu bawel dan para karyawannya sudah tidak tahan lagi, wanita itu diangkat dan diceburkan ke wali wajan itu," urainya.
Di rumah Saudi tinggal, terdapat sebuah batu penggiling tebu yang difungsikan sebagai meja nongkrong. Batu tersebut memiliki diameter 60 sentimeter dan tinggi 60 sentimeter.
"Semenjak saya lahir batu ini sudah ada. Ini dulu disimpan sama kakek saya, usai kakek saya meninggal batu ini saya bawa. Setahu saya batu ini dulunya gilingan tebu," imbuhnya.
Akibat memiliki bau, dia bahkan setiap Kamis malam kerap melihat bayangan sang kakek yang duduk di atas batu penggiling tebu itu.
"Karena yang punya memang kakek, kadang duduk di sini (batu penggiling tebu) orangnya, kakek saya. Mungkin dia mau kontrol saya, alhamdulillah. Malam jumat sering ke sini," tuturnya.
Agus Sayuti, Ketua RT 10/RW 07 Penggilingan menceritakan, pernah ada seorang warga yang meninggal karena mengubur sebuah batu penggiling tebu.
"Ada yang mendam batu, setelah itu meninggal. Orang asli sini, tapi rumahnya gak di sini, cuma masih keturunan orang sini. Lahannya dibikin kontrakan, Batunya dipendam, cerita orang-orang sepuh juga lihat dari batu keluar asap pas dipendam," katanya.
Sebagai informasi, di wilayah Kampung Penggilingan terdapat 5 buah batu penggiling tebu yang ada di permukiman warga. Kendati demikian, Saudi menduga, masih banyak batu penggiling tebu yang terpendam di dalam tanah.
"Ada 5 batu yang kelihatan ya. Di saya Haji saudi ada 1, Sarmadi kandang kambing 1, Pak RT ada 2, di RT 4 ada 1, dan yang kependam banyak," tukasnya.
(mhd)
tulis komentar anda