Merajut Asa Kampung Konservasi Ciganjur Bersama Kelompok Stacia Hijau
Sabtu, 06 November 2021 - 05:57 WIB
Mardjuki menjelaskan, gerakan Kampung Konservasi Ciganjur ini memadukan konservasi, edukasi, serta kedaulatan pangan skala rumah tangga, hingga pengelolaan sampah di perkotaan. “Kenapa ada sampah,?! Karena pada setiap kegiatan konservasi, persoalan sampah selalu kita temui. Dan hal ini sangat mengganggu, salah satu penghambat proses kegiatan konservasi alam,” kata Mardjuki.
Acara talkshow pelestarian lingkungan
Menurut Mardjuki, bicara konservasi, mau tidak mau juga harus bicara sampah. Dia berharap, ke depan sampah dapat dikelola dengan lebih baik lagi, dengan teknologi canggih, dan pastilah banyak alat yang bisa menjadi solusi menangani persoalan sampah di Ibu Kota. “Sampah bisa diupayakan dikelola dan diselesaikan di masing-masing rumah tangga, kelurahan, sampai kecamatan saja. Tidak perlu lagi harus dikumpulkan di satu tempat secara bersamaan, karena bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya,” harap Mardjuki.
baca juga: Didampingi Anies dan Basuki, Luhut: Penanganan Banjir Jakarta Memerlukan Integrasi
Selain yang telah disebutkan di atas, lanjut Mardjuki,urban farmingjuga menjadi andalan kegiatan Kampung Konservasi Ciganjur. Masyarakat diajak bersama-sama menanam tanaman Sacha Inchi-sejenis tanaman kacang-kacangan, di halaman rumah masing-masing. Tanaman yang berasal dari hutan Amazon ini tumbuh merambat seperti pohon anggur. Di samping bisa sebagai tanaman hias, kacang Sacha Inchi ini, juga merupakan jenis makanan yang masuk dalam katagori super food.
Ayo! menanam pohon untuk anak cucu.
Beberapa kelebihan kacang ini di antaranya, banyak mengandung omega 3, 6 dan 9, yang biasanya terkandung dalam ikan. Semua tentu mahfum bahwa omega 3, 6, dan 9 jika sering dikonsumsi, akan dapat meningkatkan kecerdasan otak manusia. “Bisa jadi dengan ditanamnya secara serempak tanaman ini di kampung-kampung di Ciganjur, julukan “Kampung Cerdas” bisa disematkan untuk kampung Ciganjur. Karena dari sini nantinya akan banyak dihasilkan minyak dan kacang omega 3, 6, dan 9, yang dapat meningkatkan kecerdasan otak manusia,” pungkas Mardjuki.
Acara talkshow pelestarian lingkungan
Menurut Mardjuki, bicara konservasi, mau tidak mau juga harus bicara sampah. Dia berharap, ke depan sampah dapat dikelola dengan lebih baik lagi, dengan teknologi canggih, dan pastilah banyak alat yang bisa menjadi solusi menangani persoalan sampah di Ibu Kota. “Sampah bisa diupayakan dikelola dan diselesaikan di masing-masing rumah tangga, kelurahan, sampai kecamatan saja. Tidak perlu lagi harus dikumpulkan di satu tempat secara bersamaan, karena bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya,” harap Mardjuki.
baca juga: Didampingi Anies dan Basuki, Luhut: Penanganan Banjir Jakarta Memerlukan Integrasi
Selain yang telah disebutkan di atas, lanjut Mardjuki,urban farmingjuga menjadi andalan kegiatan Kampung Konservasi Ciganjur. Masyarakat diajak bersama-sama menanam tanaman Sacha Inchi-sejenis tanaman kacang-kacangan, di halaman rumah masing-masing. Tanaman yang berasal dari hutan Amazon ini tumbuh merambat seperti pohon anggur. Di samping bisa sebagai tanaman hias, kacang Sacha Inchi ini, juga merupakan jenis makanan yang masuk dalam katagori super food.
Ayo! menanam pohon untuk anak cucu.
Beberapa kelebihan kacang ini di antaranya, banyak mengandung omega 3, 6 dan 9, yang biasanya terkandung dalam ikan. Semua tentu mahfum bahwa omega 3, 6, dan 9 jika sering dikonsumsi, akan dapat meningkatkan kecerdasan otak manusia. “Bisa jadi dengan ditanamnya secara serempak tanaman ini di kampung-kampung di Ciganjur, julukan “Kampung Cerdas” bisa disematkan untuk kampung Ciganjur. Karena dari sini nantinya akan banyak dihasilkan minyak dan kacang omega 3, 6, dan 9, yang dapat meningkatkan kecerdasan otak manusia,” pungkas Mardjuki.
(ymn)
tulis komentar anda