Merajut Asa Kampung Konservasi Ciganjur Bersama Kelompok Stacia Hijau

Sabtu, 06 November 2021 - 05:57 WIB
Edukasi pelestarian lingkungan dengan melibatkan masyarakat sekitar basecamp Kampung Konservasi KSH, Ciganjur, Jakarta Selatan. foto-foto/istimewa
JAKARTA - Alam telah memberi banyak manfaat bagi kehidupan manusia, dari udara yang kita hirup, air yang kita minum, hingga makanan yang kita makan. Alam senantiasa meningkatkan kesejahteraaan umat manusia dengan menyediakan kebutuhan untuk kelangsungan hidup kita.

baca juga: Kelompok Stacia Hijau Dorong Gerakan Jakarta Sadar Sampah Gagasan Pemprov DKI

Namun, manusia kini sudah semakin banyak yang benar-benar berlaku kelewat batas, mengekploitasi alam sedemikian rupa sehingga berdampak pada kerusakan bumi. Makanya dibutuhkan kesadaran dan upaya bersama untuk menyelamatkan alam dan lingkungan, agar tetap lestari dan kelak bisa diwariskan kepada anak cucu. Upaya itulah yang kini dilakukan para aktivis yang tergabung dalam Kelompok Stacia Hijau (KSH), sebuah organisasi lingkungan berbasis di Jakarta .





Pelibatan pemuda dan pelajar dalam giat penanaman pohon

Bersama-sama dengan masyarakat desa Tanjung Burung, kecamatan Teluk Naga, Tangerang, Banten, para aktivis lingkungan ini aktif melakukan gerakan penanaman mangrove di pesisir muara Cisadane. Meski skala kecil, kegiatan ini merupakan upaya nyata untuk mengembalikan kerusakan hutan mangrove di kawasan tersebut. “Setelah sekian waktu berjalan, kini kurang lebih hampir 5 hektare kawasan hutan Mangrove di desa Tanjung Burung yang dulunya rusak, mulai hijau kembali,” kata Zufri Mardjuki, salah satu anggota KSH.

Mardjuki, salah satu orang yang sejak awal berjibaku menanam pohon mangrove di Tanjung Burung. Pekerjaan mulia itu dilakoninya bersama sejumlah penggiat lingkungan di basecamp KSH yang berlokasi di Ciganjur, Jakarta Selatan. Bersama Afur Maulana Ketua KSH Jakarta Selatan, serta seniman dan musisi senior Slank era 90an Bongky Ismail Marcel.

baca juga: Pesan Sehat dan Lestari Pencinta Alam Stacia di Masa Pandemi

Mardjuki menjelaskan, tantangan terberat dalam kegiatan konservasi adalah, meyakinkan masyarakat agar mau turut serta secara suka rela, berpartisipasi dalam kegiatan penanaman dan konservasi. Perlu waktu panjang untuk edukasi dan pendekatan yang intens. Beruntung para anggota KSH punya keahlian dan skil khusus sebagai trainer profesional. Sehingga program pendekatan dan edukasi ke masyarakat sekitar konservasi relatif mampu diatasi dengan baik. Karena salah satu kata kunci keberhasilan kegiatan konservasi alam adalah adanya keterlibatan masyakat setempat dalam aksi penanaman dan perawatan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More