Tak Kuat Bayar Sewa, 400 Warteg di Jakarta Timur Bangkrut
Rabu, 18 Agustus 2021 - 19:33 WIB
JAKARTA - Penerapan PPKM sejak 3 Juli 2021 mengakibatkan 400 Warung Tegal ( Warteg ) di Jakarta Timur bangkrut atau gulung tikar. Menurunnya pendapatan menjadi salah satu faktor pemilik warteg menutup usahanya.
Ketua Koordinator Wilayah Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Jakarta Timur Nawawi mengatakan, penyebab bangkrutnya warteg-warteg di bawah naungan Kowantara disebabkan mengalami penurunan omzet. "Bangkrutnya itu pertama karena enggak bisa bayar sewa, yang kedua pelanggan atau pembeli berkurang secara drastis akhirnya pemasukan lebih rendah ketimbang pengeluaran," ujarnya, Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Aturan Baru PPKM Level 4: Waktu Makan di Warteg Diperpanjang Jadi 30 Menit
Bahkan, jumlah tersebut dapat terus bertambah mengingat masih ada 2.000 warteg lagi di Jakarta Timur yang belum melaporkan hal tersebut kepada Kowantara selaku asosiasi yang membawahi warteg seluruh Nusantara.
"Kalau secara umum, saya pernah dapat laporan hampir 400-an warteg tutup, gulung tikar secara total enggak bisa buka lagi," katanya.
Baca juga: Satroni Warteg, Kelompok Pemuda Bercelurit Gasak Handphone
Nawawi menuturkan para pemilik warteg yang memutuskan gulung tikar kini tak dapat berbuat banyak. Sehingga, pemilik warteg yang aktif di Kowantara memutuskan tidak melanjutkan usahanya kemudian pulang kampung. "Laporan kemarin itu 30 persen (warteg) secara total bangkrut," ucapnya.
Ketua Koordinator Wilayah Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Jakarta Timur Nawawi mengatakan, penyebab bangkrutnya warteg-warteg di bawah naungan Kowantara disebabkan mengalami penurunan omzet. "Bangkrutnya itu pertama karena enggak bisa bayar sewa, yang kedua pelanggan atau pembeli berkurang secara drastis akhirnya pemasukan lebih rendah ketimbang pengeluaran," ujarnya, Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Aturan Baru PPKM Level 4: Waktu Makan di Warteg Diperpanjang Jadi 30 Menit
Bahkan, jumlah tersebut dapat terus bertambah mengingat masih ada 2.000 warteg lagi di Jakarta Timur yang belum melaporkan hal tersebut kepada Kowantara selaku asosiasi yang membawahi warteg seluruh Nusantara.
"Kalau secara umum, saya pernah dapat laporan hampir 400-an warteg tutup, gulung tikar secara total enggak bisa buka lagi," katanya.
Baca juga: Satroni Warteg, Kelompok Pemuda Bercelurit Gasak Handphone
Nawawi menuturkan para pemilik warteg yang memutuskan gulung tikar kini tak dapat berbuat banyak. Sehingga, pemilik warteg yang aktif di Kowantara memutuskan tidak melanjutkan usahanya kemudian pulang kampung. "Laporan kemarin itu 30 persen (warteg) secara total bangkrut," ucapnya.
(jon)
tulis komentar anda