Bentrok Dua Ormas di Bekasi Diduga karena Persoalan Minum Kopi
Jum'at, 22 Mei 2020 - 14:01 WIB
BEKASI - Bentrok antara dua kelompok ormas di Jalan I Gustri Ngurah Rai, Kota Bekasi, pada Kamis, 21 Mei 2020 malam dipicu karena adanya salah satu anggota ormas yang enggan membayar kopi. Akibat bentrokan tersebut empat sepeda motor dibakar massa.
Kapolrestro Bekasi Kota, Kombes Pol Wijonarko mengatakan, sebelum bentrokan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, pada Kamis dini hari terjadi keributan antara sejumlah anggota ormas tertentu dengan pemilik warung kopi bernama Totok di Jalan Kampung Rawa Bojong, Kelurahan Bintara, Kota Bekasi. Keributan ini diduga dipicu lantaran oknum anggota ormas tersebut menolak untuk membayar kopi yang dipesan di warung tersebut.
Pada saat pengeroyokan itu terjadi, mereka mengeluarkan kalimat menantang organisasi silat PSHT. Sekitar pukul 03.00 WIB, sempat dilakukan mediasi dan kedua belah pihak. Mediasi itu dengan menandatangani surat perdamaian. Namun pada pukul 15.00 WIB para anggota ormas seni bela diri mendatangi lokasi kejadian dan mencari pelaku pengeroyokan .
Lalu, pada pukul 18.00 WIB di Jalan I Gusti Ngurah Rai Bekasi Barat, terjadi saling lempar antara anggota ormas. Keributan itu diketahui terus berlangsung hingga malam hari. Akibatnya, dua orang anggota ormas mengalami luka, dua bangunan rusak berat, dan empat sepeda motor hangus terbakar. Hingga saat ini kasus bentrokan ormas ini masih dalam pendalaman pihak kepolisian.
Wijonarko menuturkan, kondisi saat ini sudah kondusif dan ada lima saksi yang diperiksa terkait kasus bentrokan ini."Pemeriksaan akan terus bertambah, karena posesnya masih berjalan," kata Wijonarko pada Kamis (22/5/2020). (Baca: Dua Ormas Bentrok di Bekasi, Empat Motor Dibakar Massa)
Sejauh ini, kata dia, belum ada tersangka yang ditetapkan terkait aksi keributan itu. Sebab, petugas masih terus mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan para saksi."Kami terus mendalami motif di balik aksi keributan antar kedua ormas tersebut," tegasnya.
Wijonarko menyebut pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan pimpinan dari kedua ormas. Hasilnya, disepakati bahwa penanganan dan pengusutan insiden keributan itu diserahkan kepada kepolisian. Selain itu, dia meminta pemimpin ormas untuk dapat mengendalikan anggotanya.
Kapolrestro Bekasi Kota, Kombes Pol Wijonarko mengatakan, sebelum bentrokan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, pada Kamis dini hari terjadi keributan antara sejumlah anggota ormas tertentu dengan pemilik warung kopi bernama Totok di Jalan Kampung Rawa Bojong, Kelurahan Bintara, Kota Bekasi. Keributan ini diduga dipicu lantaran oknum anggota ormas tersebut menolak untuk membayar kopi yang dipesan di warung tersebut.
Pada saat pengeroyokan itu terjadi, mereka mengeluarkan kalimat menantang organisasi silat PSHT. Sekitar pukul 03.00 WIB, sempat dilakukan mediasi dan kedua belah pihak. Mediasi itu dengan menandatangani surat perdamaian. Namun pada pukul 15.00 WIB para anggota ormas seni bela diri mendatangi lokasi kejadian dan mencari pelaku pengeroyokan .
Lalu, pada pukul 18.00 WIB di Jalan I Gusti Ngurah Rai Bekasi Barat, terjadi saling lempar antara anggota ormas. Keributan itu diketahui terus berlangsung hingga malam hari. Akibatnya, dua orang anggota ormas mengalami luka, dua bangunan rusak berat, dan empat sepeda motor hangus terbakar. Hingga saat ini kasus bentrokan ormas ini masih dalam pendalaman pihak kepolisian.
Wijonarko menuturkan, kondisi saat ini sudah kondusif dan ada lima saksi yang diperiksa terkait kasus bentrokan ini."Pemeriksaan akan terus bertambah, karena posesnya masih berjalan," kata Wijonarko pada Kamis (22/5/2020). (Baca: Dua Ormas Bentrok di Bekasi, Empat Motor Dibakar Massa)
Sejauh ini, kata dia, belum ada tersangka yang ditetapkan terkait aksi keributan itu. Sebab, petugas masih terus mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan para saksi."Kami terus mendalami motif di balik aksi keributan antar kedua ormas tersebut," tegasnya.
Wijonarko menyebut pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan pimpinan dari kedua ormas. Hasilnya, disepakati bahwa penanganan dan pengusutan insiden keributan itu diserahkan kepada kepolisian. Selain itu, dia meminta pemimpin ormas untuk dapat mengendalikan anggotanya.
(hab)
tulis komentar anda